6. Manis

4.5K 547 6
                                    

Kalo ditanya kamu balik ke sekolah lagi atau enggak, jawabannya kamu harus balik.

Catat,

HARUS!

Kamu diserbu sama chat dari Doyoung dan kamu juga takut kalo dia marah. Jadi walaupun udah jam setengah 5, kamu harus bela belain ngejar lagi ke sekolah.

"Kamu telat"

Suara Doyoung langsung menginterupsi kamu yang baru masuk lapangan. Emang iya, kamu ngeliat teman teman kamu udah pada mau pulang semua.

"Saya harus ngomong sama kamu" sambung Doyoung, kamu cuma ngeliatin dia dengan pandangan gak ngerti. Nyuruh ke sekolah sebenarnya untuk apa? Cuma mau ngobrol atau latihan?

"Terus latihannya gimana kak?"

"Ya udah, kamu latihan sendiri" Doyoung nyaris berjalan melewati kamu kalo gak kamu cegah.

"Ya enggak lah kak!"

Doyoung lanjut jalan, dan terpaksa kamu ikutin. Mau ngapain kamu ke sekolah? Kan yang nyuruh Doyoung.

"Mau ngomong apa kak?" kamu nanya sesopan mungkin. Demi apapun sebenarnya kamu capek, kalo tujuannya gak jelas gini, jelas aja kamu jadi emosi.

"Saya mau ngomong-"

Doyoung sibuk mengecek isi tasnya.

"Jangan skip makan malam" katanya sambil menyerahkan sebungkus nasi yang kamu tebak nasi padang. Bukan kesukaan kamu, tapi favoritnya Doyoung.

Kamu senyum penuh makna, agak jahil sih ekspresinya.

"Kakak udah perhatian nih? Udah suka sama saya ya?" kamu menunjuk Doyoung dengan senyum iseng.

Doyoung diam, jika sudah salah tindakan begini, dia gak bisa ngelawan kamu.

"Sana balik" katanya kemudian.

"Kok gitu kak? Gak ada niat nganterin saya pulang?" goda kamu lagi.

Doyoung menghela nafas, "mending saya aja yang pulang" lalu berjalan ke parkir motornya.

"KAK DOYOUNG MANIS BANGEEEEEET"

Bagaimana? ¦ [kdy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang