Siang itu sehun sedang ada diruang Guru saat istirahat siang. Entah angin dari mana sehun menoleh dan melihat keluar. Kearea lapangan Yang sekarang penuh dengan murid-murid Yang sedang bermain basket atau hanya bercanda saja dibawah pohon rindang di dekat lapangan itu.
Sehun tersenyum dan menggeleng melihat betapa enerjik nya murid SMA jaman sekarang. Tidak seperti dirinya dulu Yang malas melakukan apapun. Pandangan mata sehun bergulir dan menemukan sosok Yang sangat familiar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kim jongin si manis Yang ada dikelasnya. Sehun tahu jika muridnya ini memperhatikannya bahkan menyimpan rasa padanya. Sehun merasakannya disetiap kali jongin menatapnya. Tatapan rasa kekaguman dan juga cinta.
Sehun sudah dewasa 25 tahun, jadi sehun sudah bisa membedakan mana cinta dan mana kekaguman dan sehun bisa melihat kedua hal ini dipandangan mata jongin padanya.
Sehun menyandarkan sikunya di pinggiran jendela sambil memperhatikan jongin Yang digoda habis-habisan oleh beberapa lelaki Yang bukannya membuat jongin kesal tapi malah membuatnya tertawa-tawa.
Jongin itu cantik dan manis sehun mengakui kedua hal itu. Jongin juga menarik. Semua Yang ada di diri jongin memang menarik. Lamunan sehun semakin menjadi membuatnya mengabaikan semua hal termasuk keadaan ruangan Yang bukan hanya berisi dirinya seorang. Ada seseorang Yang berdiri di samping sehun.
Memperhatikan rekan sesama Guru nya Yang sedang memperhatikan muridnya dari dalam ruang Guru.
"Jongin memang Yang paling mencolok di sekolah kita" kata sosok disamping sehun membuat sehun sangat kaget dan mengalihkan pandangannya kearah samping dan menemukan kris wu Guru matematika Yang bekerja juga di sekolah Yang sama dengan sehun sudah berdiri disampingnya entah sejak kapan.
"Anaknya ramah tapi sedikit malas. Andai saja kemalasan jongin berkurang bisa saja anak itu menjadi juara satu paralel sekolah. Sayang Yang ada dipikirannya hanya menari" lanjut kris dan sehun masih memperhatikan penjelasan rekan nya Yang lebih dulu bekerja disini.
