My English Teacher
oh sehun x kim jongin
Kehamilan jongin bukanlah hal yang menyiksa untuk jongin maupun untuk sehun karena keduanya menikmati setiap waktu yang mereka habiskan untuk menunggu kelahiran bayi pertama mereka. Menunggu sambil saling berharap kebaikan untuk calon anak mereka.
Tapi hingga kehamilan bulan kelimanya jongin masih terlihat sama saja. Badannya tidak membesar ataupun membengkak, perutnya juga tidak buncit dan besar seperti orang yang sedang hamil 5 bulan. Hal itu membuat jongin sangat khawatir.
jongin sudah makan dengan teratur, minum tambahan vitamin dari dokter, menambah asupannya dengan susu hamil juga tapi perutnya belum juga buncit. jongin memang merasakan pergerakan bayinya tapi hal itu tidak juga membuat kekhawatirannya hilang walau disetiap pemeriksaan dokter selalu bilang jika bayinya sangat sehat, dengan berat Yang bagus, bahkan sangat aktif.
Sabtu pagi, hari libur untuk sehun dan juga jongin. sehun sedang dikamar mandi dan jongin sedang berdiri di depan kaca setinggi badannya, menaikkan piyama yang dikenakannya sebatas dada dan melihat perutnya sendiri kemudian mengusapnya pelan hingga sepasang tangan lain ikut mengelus perutnya mengagetkan jongin, tapi begitu melihat pantulan si pemeluk dari cermin didepannya jongin malah bersandar nyaman pada si pemeluk.
"kenapa?" tanya sehun, si pemeluk sambil mengusap perut jongin pelan
"perutku kenapa tidak buncit sih?" tanya jongin dengan nada kesal
"bukannya banyak orang ingin tetap keliatan kurus saat sedang hamil?" kata sehun sambil menciumi leher jongin
"tapi perutku jadi bahan candaan teman-teman sekelasku. mereka bilang jika aku pura-pura hamil" gerutu jongin "aw!" teriak jongin kaget karena tiba-tiba sehun menggigit lehernya
"aku akan bereskan mereka"
"berhenti bicara soal membereskan orang-orang, kamu bukan mafia"
"kalau aku mafia bagaimana?"
"mafia itu gemuk buncit dan punya tatto" kata jongin membuat sehun tertawa keras sambil memegangi perutnya sendiri
"apa? apanya yang lucu?" kesal jongin sambil menarik telinga sehun
"aduh sakit ih" sehun berhenti tertawa dan mengusap telinga nya yang memerah meski masih terkikik geli "tidak semua mafia itu gemuk buncit dan punya tatto. kamu terlalu banyak menonton film ternyata" lanjut sehun meski sambil berusaha menghentikan tawanya.
"jadi kamu benar-benar mafia?" tanya jongin dengan nada takutnya dan melirik sehun. Hal itu sukses membuat sehun tertawa semakin keras. Jongin benar-benar polos dan menggodanya adalah hobi baru sehun.
"jangan tertawa, ini tidak lucu" rengek jongin
"I'm not. aku bukan seseorang yang tega menyingkirkan orang dengan cara kejam seperti itu"
"kamu yakin?"
"yeah sure"
sehun mendekat memeluk pinggang jongin dan membuat kedua tangan jongin melingkar erat di lehernya. Melihat wajah jongin dari dekat adalah hal yang sehun sukai. Melihat kedua mata hitam jongin lebih dekat, melihat hidung mungil jongin, melihat dagu jongin juga bibir jongin. Semua yang jongin miliki adalah hal yang paling sehun sukai.
Sehun mendekatkan wajahnya, melihat jongin tersenyum sebelum mulai meraup bibir jongin, menciumi bibir yang menjadi candu untuknya. Menyesap rasa manis di setiap panggutan yang pernah mereka lakukan, rasa manis yang bahkan tidak akan hilang meski sudah ribuan kali mereka rasakan, rasa manis yang tidak akan pernah membosankan.