WARNING!
EXPLICIT CONTENT! 18+
.
Soobin membiarkan Kai berada di atas tubuhnya. Mengendusinya. Mengelus tubuhnya. Apapun yang Kai inginkan. Namun saat Kai menatap sesuatu di antara paha Soobin dengan pandangan berbinar, Soobin tidak bisa menahannya lagi.
"Kai tunggu—"
Soobin mengupat dalam hati saat Kai menyentuh miliknya melalui kain celana yang masih terpasang. Lihat, Kai seperti menemukan mainan baru.
Saat Kai menenggelamkan wajahnya di antara paha Soobin, Soobin cepat-cepat mendudukkan dirinya, menarik Kai dalam pangkuan. Kai tampak kesal karena belum puas menyentuh milik Soobin.
"Hei, Kai."
Napas Soobin tersengal. Sebisa mungkin ia menjaga sisa-sisa kewarasannya. Wajah Kai memerah hingga ke telinga. Tatapannya tampak tidak fokus, kakinya yang mengangkangi kedua paha Soobin bergerak gelisah, dan tangannya! Tangannya yang sedari tadi meraba Soobin tanpa ampun.
"Sssh. Soobin-ah. Sentuh aku. Disini. Disini. Dan disini Semuanya sakit."
Kai merancau sambil menunjuk dada telanjangnya, perutnya, dan juga pusat tubuhnya. Soobin pias. Kehilangan kata-kata.
Maka dengan sisa kewarasannya, Soobin membaringkan Kai pelan, mengambil tempat di atas tubuh Kai, juga menahan tubuhnya sendiri agar tidak menindih Kai.
Sial.
Kai tampak jauh lebih indah saat ia tatap dari atas sini. Mata coklat terangnya. Hidung mancungnya. Bibir merahnya, dan semuanya!
Menelan ludah, Soobin menjauhkan dirinya dari Kai yang tampak protes, lalu dengan gerakan kasar membuka kancing kemejanya satu per satu. Ia menggerutu, kenapa kemeja dibuat dengan banyak kancing?
Kai terkekeh geli, mengintip dari sela-sela jemarinya.
Kini keadaan mereka sama, hanya mengenakan celana panjang saja. Soobin kembali menyajarkan tubuhnya dengan Kai, menatap pasangannya itu intens.
"Kai?"
Kai mengalungkan kedua tangannya di leher Soobin, tersenyum lebar.
"Hm?" Kai menyahut pelan, dengan sebelah tangan mengelus rambut Soobin.
"Dimana yang sakit?" Soobin merendahkan nada suaranya, bertanya dengan seksi sambil mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka bersentuhan. Kai menunjuk bibirnya.
"Disini."
Soobin menyerigai sebelum kemudian mengecup pelan bibir Kai. Hanya satu kecupan, mengundang rasa kecewa Kai.
"Lagi," rengeknya.
Menyanggupi permintaan lelaki cantik di bawahnya, Soobin kembali mengecup bibir Kai. Namun kali ini ia tidak melepasnya. Ia menyesap bibir bawah Kai. Manis sekali. Soobin mabuk dibuatnya.
Kai membelai punggung Soobin saat ciuman mereka semakin dalam. Kini tidak hanya kecupan, Soobin mulai menggoda bibir Kai, menggigitnya kecil—meminta agar Kai membuka mulutnya.
Saat lidah bertemu lidah, suara erangan tertahan keluar dari mulut Kai, dan juga kaki Kai yang entah sejak kapan membelit pinggang Soobin, ciuman mereka terlepas.
Keduanya terengah, saling tatap.
"Dimana lagi?"
Kai menarik tangan Soobin, meletakkan tangan Soobin di dadanya. Wajahnya tampak malu saat bergumam, "Disini juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLEMIST | SooKai
Fanfiction[TAMAT] Untuk mewarisi gelar Count dan menyelamatkan nasib keluarganya, Kai Kamal Huening harus menikah!