Warn : BoyxBoy [SooKai]
.
Kai menggebrak meja kerja dengan keras. Matanya melotot, dengan rahang mengeras. Buku-buku jemarinya memutih, memperlihatkan sekuat apa laki-laki itu mengepalkan tangannya.
Marquess Kim Namjoon sialan!
Belum selesai masalah perselisihan tanah yang membuat pusing, Kai kini dihadapkan dengan pemasalahan baru yang tak kalah besar : Marquess Kim mulai memperlihatkan taringnya. Mereka mengajukan tuntutan kepada pengadilan terkait lahan pertambangan yang diklaim adalah tanah milik mereka.
Kemakmuran dan kekuasaan keluarga Huening selama ini bersumber—salah satunya—dari lahan tambang, dan kini Marquess Kim terang-terangan mengibarkan bendera perang.
Tanah tambang emas itu jelas-jelas milik Huening. Permasalahannya adalah, pertambangan itu berbatasan langsung dengan tanah kekuasaan Marquess, dan mulai mengklaim tanah Huening sebagai milik mereka, sejak mereka tahu kelemahan Huening : Akta tanah yang raib entah kemana.
"Menurutmu, siapa yang memberikan informasi kalau akta tanah Huening hilang?"
Kai merendahkan suaranya, agar tak lepas berteriak pada Kepala pelayan Han yang tidak bersalah. Kepala pelayan Han bukan hanya bertanggung jawab atas rumah, ia juga bertanggung jawab atas banyak hal, termasuk mengelola informasi rumah tangga Huening.
"Seharusnya rahasia tentang akta tanah ini hanya diketahui oleh Anda dan kedua orang tua Anda, Tuan Muda."
Kepala pelayan Han juga tampak sama bingungnya dengan Kai. Bagaimana mungkin rahasia terbesar keluarga Huening bisa bocor kepada pihak yang mengincar keluarga Huening sejak lama?
Pasti ada dalang di balik ini semua.
Surat dari pengadilan yang ada di tangan Kai ia genggam kuat, membuat kusut bagian pinggirnya.
"Sebelum itu, Tuan Muda, Hexagon kembali mengirim surat."
Kepala pelayan Han menyodorkan surat bernuansa sama dengan surat Hexagon sebelumnya. Kai mengatupkan rahangnya, membuka surat itu dengan sedikit kasar.
Matanya nyaris keluar saat membaca isinya.
"Siapkan kereta kuda, sekarang juga!"
____
"Wah, wah... lihat siapa yang ada di markas Hexagon sekarang."
Suara sinis yang familiar. Kai mendengus kasar. Tanpa basa basi ia langsung bangkit—setelah menunggu Soobin hampir setengah jam lamanya.
"Dimana akta tanah itu?"
Kai langsung menodong Soobin begitu laki-laki itu muncul di ambang pintu dengan seorang laki-laki berpakaian hitam-hitam. Soobin mengangkat tangannya ke atas. Laki-laki berpakaian hitam-hitam itu mengangguk, dan menghilang di balik pintu. Kini hanya ada Soobin dan Kai disana.
Kai merutuk dalam hati. Ia datang dengan sukarela ke dalam markas Hexagon, prajurit terkuat dan paling buas di kerajaan ini. Dan sekarang dia bersama pemimpinnya, terkurung di ruang kecil.
Kai berusaha untuk tidak memundurkan tubuh ketika Soobin berjalan mendekat ke arahnya, dengan aura gelap yang mendominasi. Soobin berhenti dua langkah di depan Kai, dengan kedua tangan berada di saku celana. Tatapannya menghunus. Kai bergidik.
"Akta tanah itu tidak bernilai apa-apa bagiku. Tapi melihat kau yang kalang kabut dan datang ke sini dua jam setelah aku mengirim surat, tampaknya Akta itu sangat kau butuhkan, ya."
Soobin tertawa kecil. Ia melewati tubuh Kai, mendudukkan dirinya di atas sofa di seberang Kai dengan kedua tangan terbuka lebar, menyandar pada sandaran sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLEMIST | SooKai
Fanfic[TAMAT] Untuk mewarisi gelar Count dan menyelamatkan nasib keluarganya, Kai Kamal Huening harus menikah!