"Gum!"
Laki-laki bersurai biru gelap menggebrak daun pintu kuat. Beberapa orang yang ada di dalam ruangan langsung mengalihkan atensi pada Yeonjun. Dibalik mejanya, Soobin melirik dengan tatapan tajam, kurang suka dengan kegaduhan yang Yeonjun ciptakan sementara ia dan beberapa anggota Hexagon sedang mengadakan pertemuan.
"Kau bisa mengetuk pintu terlebih dahulu, Yeonjun."
Tak menggubris teguran Soobin, Yeonjun berjalan masuk dan berhenti tepat di depan meja Soobin. Panik jelas tercetak di wajahnya.
"Pengantinmu hilang!"
Soobin menghela napas. "Mungkin dia hanya menyapa kucing-kucing di pinggir hutan."
Soobin kembali teringat saat ia dan anggota Hexagon sibuk mencari Kai kesana kemari dan ternyata laki-laki berparas cantik itu sedang bermain dengan beberapa ekor kucing di pinggir hutan. Mungkin hal yang sama sedang terjadi, mengingat Kai memang jarang sekali keluar rumah. Mana tau dia bosan dan suntuk seharian berada di mansion berkutat dengan dokumen.
"Tidak! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Kai diseret oleh beberapa laki bersenjata."
Ekspresi Soobin mengeras. "Apa?"
"Kukira hanya orang lain yang mirip, tapi perasaanku tidak enak. Aku berniat pergi ke mansionmu untuk memastikan orang yang kulihat bukanlah Kai, tapi di tengah jalan Jeon mencegatku. Dia memberikanku ini. Sementara aku kemari, Jeon mencari keberadaan Kai bersama kepala kesatria Huening."
Yeonjung berujar cepat sembari mengeluarkan secarik kertas—yang sudah kusut—dari balik kantung pakaiannya. Soobin menyambar surat itu dan menggerakkan matanya cepat—membaca kalimat per kalimat dengan jemari bergetar hebat.
Soobin menurunkan surat itu, raut wajahnya menggelap. "Siapkan pasukan ke mansion Kim Namjoon sialan. Tebas siapapun yang menghalangi. Aku hanya butuh Kai ditemukan dalam keadaan hidup," ucap Soobin dengan nada rendah. Berita buruk. Kalau Soobin sudah merendahkan suaranya saat berbicara, ia benar-benar sedang sangat serius.
Yeonjun mengangguk, mulai membentuk kelompok kecil dengan beberapa anggota yang ada di dalam ruangan. Mendengar percakapan Soobin dan Yeonjun tadi, mereka tentu berpikir akan ada perang kecil di halaman mansion Marquess Kim nanti.
Soobin masih di sana, menatap isi surat dengan tatapan kosong.
"Hyuka..."
____
Kai. Maaf aku harus mengirimkan surat ini diam-diam melalui pelayan mansion Choi yang telah kubayar.
Aku tahu ini sangat beresiko, tapi aku harus memberitahukanmu sebuah kenyataan yang berkaitan dengan kematian orang tuamu.
Kau bertanya padaku tempo hari tentang Marquess Kim Namjoon, bukan? Dan apakah dia berhubungan dengan Hexagon akhir-akhir ini?
Ya, dia berhubungan dengan Hexagon. Malah, dialah yang membayar Hexagon dalam jumlah besar hanya untuk melenyapkan sepasang suami istri. Mereka orang tuamu, Kai. Maaf kalau kalimatku menyakitimu, tapi ini adalah kenyataan.
Aku belum tahu motif yang tersembunyi di balik perlakuan keji Marquess Kim. Dari yang kutahu, ini bukan pertama kalinya dia melenyapkan nyawa orang lain. Aku akan menyelidikinya lebih lanjut dan mengabarimu secepatnya.
Kuharap kau kuat, Kai.
____
Soobin mondar-mandir, menggigiti kukunya gelisah. Sudah sejak setengah jam yang lalu Yeonjun dan beberapa orang pasukan Hexagon pergi, tapi belum ada berita apapun. Soobin ingin sekali turun langsung dan memenggal kepala Kim Namjoon saat ini juga, tapi ia tidak bisa mempertaruhkan identitasnya dan mengacaukan segala rencana Putra Mahkota Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLEMIST | SooKai
Fanfiction[TAMAT] Untuk mewarisi gelar Count dan menyelamatkan nasib keluarganya, Kai Kamal Huening harus menikah!