Jeon meletakkan dokumen yang ia bawa di hadapan Soobin. Dokumen itu cukup tebal, berisikan data-data anggota Hexagon keseluruhannya. Syarat utama untuk bisa bergabung dengan hexagon selain kemampuan bersenjata yang memadai, juga harus rapat menutup mulut, bahkan dalam hal terdesak sekalipun.
Soobin tidak pernah ragu menghukum keras anak buahnya yang melanggar peraturan, meski artinya harus melenyapkan mereka. Baginya itu lebih baik daripada rahasia besar hexagon muncul dan membahayakan kedudukan Seokjin dan juga dirinya.
Dengan terbongkarnya identitas Soobin sebagai Gum, pemimpin Hexagon, tentu saja Kim Namjoon dan Kim Taehyung pasti sedang merencanakan sesuatu. Sebelum mereka bergerak, Soobin berencana menghapus semua jejak.
"Beberapa orang kembali ke kampungnya masing-masing setelah menerima sekantung emas. Beberapa yang lain ingin jadi kesatria di kediaman bangsawan. Dan sisanya ingin bergabung dengan kita."
Soobin mengangguk mengerti. Membubarkan hexagon bukan berarti membuang begitu saja talenta prajurit yang sudah ia latih. Soobin membebaskan pilihan mereka setelah memberikan upah terakhir berupa sekantung emas. Sebagian dari mereka menyatakan kesediaannya untuk bergabung menjadi prajurit pribadi Soobin. Tidak ada bedanya, hanya berganti nama dan tentu saja bukan untuk menerima permintaan klien.
"Aku sudah memisahkan dokumen yang ingin bergabung dengan Arkas kalau kau ingin melihat."
Arkas adalah nama kesatria Duke The Royal Arms, prajurit milik Choi Wan Soo, ayah Soobin. Jumlahnya hampir menyamai jumlah kesatria istana, mengingat pekerjaan utama mereka adalah menjaga perbatasan yang sangat riskan untuk ditembus.. Jadi sebelum mengambil alih gelar Duke suatu saat nanti, anggap saja Soobin sedang 'belajar' untuk menjadi pemimpin di kelompok kecil kesatrianya.
"Kau sendiri, bagaimana?"
Jeon berkedip. Tampaknya dia tidak mengerti pertanyaan implisit yang dilontarkan Soobin. Maka dengan baik hati—karena moodnya sedang bagus—Soobin kembali bertanya dengan lebih jelas, "Setelah Seokjin hyung nanti naik tahta, apa yang akan kau lakukan?"
Tentu saja itu adalah pertanyaan paling umum. Kemana dan apa yang akan dilakukan oleh saudara putra mahkota menjadi perhatian dari masyarakat. Menilik dari masa lalu, banyak saudara raja yang membantu raja di dalam pemerintahan secara langsung seperti menjadi perdana menteri, pejabat istana, atau bekerja di birokrasi pemerintahan. Ada juga yang memerintah sebuah daerah dan hidup tenang di sana tanpa perlu memikirkan politik kerajaan. Atau ada juga yang hanya menghabiskan uang dan berkelana kesana kemari, menjalani hidup secara bebas tak terkekang apapun.
Jeon tersenyum kecil, "Aku punya daerah kekuasaan di timur. Wilayahnya tidak sebesar ibukota, tapi cukup maju. Selama ini aku menyerahkannya pada saudara sepupu ibuku. Setelah kekacauan ini berakhir, aku akan hidup damai di sana."
Jawaban yang 'Jeon' sekali. Soobin sudah menduganya, tapi tetap bertanya untuk memastikan. Pilihan Jeon adalah pilihan yang aman. Memerintah wilayah kecil dan hidup damai.
"Bagaimana dengan dirimu sendiri, Soobin?"
Yang ditanya terdiam. Ia menumpu kedua tangannya di bawah dagu, menatap ke arah tumpukan dokumen di atas meja.
"Bagaimana kondisi ayahmu?"
Soobin menarik laci meja, mengeluarkan sebuah amplop hitam dengan lilin pengerat yang juga hitam. Jeon menyipitkan mata melihat lambang yang tercetak di atas lilin penutup amplop. Itu adalah emblem keluarga Duke Choi. Jeon mengangkat sebelah alisnya, menunggu penjelasan Soobin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.