19

4.1K 347 129
                                    

MATURE CONTENT!

18+

Tahu-tahu saat Kai membuka mata, mereka sudah ada di kamar. Soobin membanting tubuh Kai di kasur dan langsung menindihnya. Tak butuh jeda untuk Soobin melumat bibir Kai, menciumnya dalam-dalam.

Ah, Soobin benar-benar sangat tersiksa akan kerinduannya pada tubuh Kai. aromanya, kulitnya, desah napasnya, Soobin menggila. Ia meringsek menindih tubuh Kai, tidak peduli laki-laki di bawahnya akan kehabisan napas.

"A-ah! Hah..."

Kai mendongak saat Soobin melepaskan bibirnya, menatap langit-langit kamar yang terlihat membayang di matanya. Dadanya kembang kempis—memasok udara—dan bibir merahnya membengkak. Soobin tidak hanya menciumi bibirnya, namun juga menggigitnya di sela-sela ciuman mereka.

Setelah melepaskan bibir Kai, Soobin mengendus aroma tubuhnya di ceruk leher. Ah, aroma Hyuka.

Tubuh Kai meremang sebagai reaksi kecupan ringan Soobin di leher dan dadanya. Lama-kelamaan kecupan itu menjadi hisapan, lama dan terasa sangat menyenangkan.

Sial, sesuatu diantara kaki Soobin menggesek paha Kai. Jantung Kai langsung berpacu cepat.

"Hmm, Hyuka..."

Soobin menggeram sambil menyebut nama Kai di sela-sela permainan lidahnya. Hisapan Soobin menjadi sedikit kasar kala ia menarik sedikit kulit leher Kai dengan ujung gigi, kemudian menjilatnya. Soobin terkekeh sambil mengusap rona merah keunguan yang tercipta.

"Tandaku."

Soobin mengulangi perbuatannya di beberapa tempat di leher hingga tulang selangka Kai. Berkali-kali, membuat Kai mendesah tak karuan dan juga mengais udara.

"Ini mengganggu," gumam Soobin saat menjauhkan kepalanya dari leher Kai. Tatapan mata Soobin tampak sensual saat melihat Kai yang tak berdaya di bawahnya. Mata Kai yang terbuka menatapnya sayu, sedikit berkaca-kaca. Bibir merahnya terbuka, menahan desah nikmat yang keluar. Rambutnya berantakan, dengan sedikit peluh di pelipisnya. Erotis.

Soobin menarikan tangannya di pakaian Kai, menyundul-nyundul kancing teratas dengan ujung jemarinya, sebelum kemudian Soobin menarik paksa kemeja itu secara tiba-tiba. Kai tersentak. Beberapa kancing kemejanya terlepas, sebagian terlempar di ranjang dan sebagian yang kurang beruntung menggelinding di lantai—menuju entah kemana.

Soobin menyerigai.

"Kupikir akan lebih baik kalau kau tetap berpakaian namun terbuka seperti ini. Terlihat lebih menggoda."

Sial, ucapan sensual Soobin di telinganya membuat tubuh Kai lagi-lagi meremang. Sesuatu menuju pusat tubuhnya, mengeras di bawah sana.

Kai tahu, bukan hanya Soobin yang terangsang di ruangan ini. Seluruh perlakuan Soobin pada tubuhnya membangkitkan gairah Kai. Bagaimana laki-laki itu menyapukan lidahnya, menarikan jemarinya, juga ucapan-ucapan sensual yang mematik nafsu.

Kai kalah.

Hanya untuk malam ini, Kai akan mengalah. Mungkin pesok perang dingin mereka akan berlanjut, tapi untuk malam ini, Kai tidak kuasa melawan nafsunya sendiri. Maka dengan sisa keberanian yang ada, Kai mengalungkan kedua tangannya di leher Soobin.

Hisapan Soobin di lehernya terhenti. Laki-laki yang masih berpakaian lengkap itu mendongak, bertatapan dengan Kai. Seolah kewarasannya kembali, Soobin tersenyum. Ia mengecup kening Kai lama. Kai tidak tahu kalau kedua mata Soobin berkaca-kaca. Kai memeluknya, yang berarti ia masih mempunyai sedikit kepedulian. Sedikit saja, Soobin sudah kepalang bahagia.

MIDDLEMIST | SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang