Kai lelah menangis.
Sebanyak apapun ia mengeluarkan air mata, meraung, dan berteriak, kedua orang tuanya tidak akan pernah kembali.
Kai mengutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh. Sangat mudah percaya pada bujukan manis tanpa sadar kalau ia telah ditipu mentah-mentah.
Soobin menipunya!
Demi tuhan, Kai tidak pernah merasa seputus asa ini dalam hidupnya. Ia telah mempercayai Soobin, menyerahkan tubuhnya, namun ini balasan Soobin.
Laki-laki brengsek yang telah menyeret Ayah dan Ibunya dalam kematian.
Setelah kemarin Kai bertanya berkali-kali—sambil menangis—kenapa Soobin melakukan hal itu, Soobin bungkam. Ia tak kunjung menjawab. Setelah bermenit-menit berlalu, Soobin keluar tanpa kata, meninggalkan Kai yang masih terisak—dadanya naik turun menahan rasa sakit.
Sayup-sayup dari balik pintu kamar Kai bisa mendengar Soobin memerintahkan pelayan untuk tidak membiarkan Kai keluar dari kamar barang selangkahpun.
Soobin mengurungnya.
Setelah hari itu Kai memang tidak berharap Soobin datang, tapi laki-laki itu benar-benar tidak menampakkan wajahnya selama tiga hari. Semua makanan dan pakaian Kai diantar pelayan ke kamar, tapi mereka menghalaunya dengan halus kalau Kai ingin keluar. Bahkan Byun—seorang anggota Hexagon—ditugaskan di depan pintu kamar agar Kai benar-benar tidak melangkahkan kakinya keluar.
Kenapa? Apa Soobin takut aku akan tahu lebih banyak tentang rahasia yang tersimpan rapat? Karena itu Soobin mengurungku disini?
Kai mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rasa marah kembali membuncah di dadanya.
Kai memang tidak pernah benar-benar ingin keluar kamar karena tubuhnya sendiri memang sedang sangat lemah. Untuk berjalan dari ranjang ke jendela saja Kai harus menyeret kakinya. Obat sialan yang suntikkan Taehyung masih berefek pada tubuhnya.
Selama tiga hari dikurung di kamar, Kai memperhatikan pola pergantian penjagaan di depan kamar. Saat waktu makan siang seperti ini, pelayan yang mengantar makanan akan menunggu Kai menghabiskan makanannya, sementar Byun punya waktu untuk meninggalkan pintu kamar.
Maka Kai menunggu dengan tenang di dalam kamarnya.
Ia mendengar suara roda troli berputar di lantai, yang artinya pelayan yang membawakan makanan sudah tiba. Kai mendengar pelayan wanita itu berbicara dengan Byun sesaat—memberitahukan bahwa Byun bisa beristirahat sementara dirinya menunggu Kai menghabiskan makan siang.
Ini adalah waktu yang tepat.
Ketika pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang wanita berseragam pelayan masuk dengan troli berisi berbagai makanan, Kai meremat jemarinya.
Pelayan itu menyiapkan makanan Kai dalam diam, sementara Kai mengawasi Byun yang sudah meninggalkan pintu kamar. Setelah yakin Byun sudah cukup jauh dari kamarnya, Kai mendekat ke arah si pelayan wanita yang membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLEMIST | SooKai
Fanfiction[TAMAT] Untuk mewarisi gelar Count dan menyelamatkan nasib keluarganya, Kai Kamal Huening harus menikah!