Saat Kai melesak ke arah Namjoon dengan pedang yang ia sambar dari pinggang Yoongi, ingatan Yoongi terlempar di mana pertama kali ia melihat Kai mengayunkan pedang. Indah, namun mematikan.
Ada alasan khusus kenapa kesatria Huening tidak terlalu ketat dalam menjaga Tuan Muda mereka. Pertama, karena Kai tidak suka diawasi selama dua puluh empat jam penuh. Dan yang kedua, karena Kai bisa melindungi dirinya lebih baik daripada yang kesatria Huening lakukan.
Di balik wajah manis dan tingkah lakunya yang kelihatan 'lemah', Kai menyimpan kemampuan pedangnya yang menakjubkan.
Ting!
Suara pedang beradu pedang terdengar nyaring. Namjoon menangkis serangan Kai. Ia tak menduga laki-laki yang terlihat lemah ini akan menyerang dengan sangat baik. Kelewat baik, malah. Tangan Namjoon yang menggenggam pegangan pedang bergetar karena Kai mendorongnya kuat. Tatapan yang terarah padanya dari balik pedang itu adalah tatapan marah. Ekspresinya tidak main-main.
Mereka saling mendorong pedang yang tersilang satu sama lain. Kai jauh lebih kuat, kuda-kudanya sempurna. Sebelum ujung mata pedang Kai menyentuh wajah Namjoon, ia mengelak. Meski pedang mereka terpisah, sedetik kemudian Kai kembali mengayunkan pedangnya.
Ting!
"Beraninya kau melakukan itu pada Soobin!"
Pertaruangan itu tak terhindari. Kai dengan gesit menyerang sampai Namjoon kewalahan dibuatnya. Kai berhasil melukai bahu kiri Namjoon, namun pedang Namjoon tak mampu menjangkau Kai.
"Keluargamu seharusnya berada di pihakku, Count Huening."
Saat mereka kembali berhadapan dengan pedang tersilang di depan wajah, Namjoon berkata dengan nada rendah, "Hanya karena sebuah tahta, ayah Seokjin keparat itu membunuh ayahku."
Namjoon memperkuat kuda-kudanya, "Dia berkhianat dan membunuh kakak kandungnya!"
Ting!
"Lalu, bagaimana denganmu? Kau berniat membunuh paman dan sepupumu hanya demi tahta!" Pupil mata Namjoon bergetar, saat ia lengah sedikit saja, ujung pedang Kai menembus perut Namjoon.
Sialan. Namjun mengupat saat besi tajam itu melesak masuk ke dalam perutnya.
Seorang prajurit muncul entah dari mana menghunus pedang ke arah Kai. Itu adalah kesempatan Namjoon memundurkan tubuhnya, menyentuh luka di perut dengan tangan kiri. Namjoon terbatuk, namun setelahnya tertawa kecil.
Kai dengan cepat menebas punggung prajurit yang menyela masuk dan kembali berpaling ke arah Namjoon. Prajurit tadi tergeletak di lantai dengan sabetan panjang di punggung. Kai tidak peduli. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana cara untuk membalas Namjoon karena telah melukai Soobin.
Kai kembali melesak dengan tatapan tajam yang sepenuhnya terarah pada Namjoon. Namjoon yang sudah lebih dulu bertempur dengan Soobin tentu saja tenaganya berkurang. Sambil terus menghindari serangan Kai—karena ia tak bisa balik menyerang—Namjoon mempehatikan sekitar dengan saksama. Soobin sedang dipapah Yoongi dengan pakaian basah oleh darahnya sendiri—dan juga darah yang mengalir dari punggung tangannya. Beberapa prajurit bayaran Namjoon sedang bertempur panas di bagian belakang Hall, tak ada yang bisa membantunya yang mulai kewalahan menghadapi Kai.
Seringaiannya muncul saat ia melihat Park Jimin—tangan kanannya—muncul dari bagian belakang Hall, langsung berlari cepat dengan pedang terayun di tangan.
Mati kau, Count Huening.
"KAI!" Soobin berteriak kuat, hendak bangkit namun sengatan sakit luar biasa di punggungnya menahan pergerakan Soobin. Yoongi sedang bertarung dengan salah satu prajurit Namjoon yang menyerangnya saat sedang membopong Soobin.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLEMIST | SooKai
Fanfiction[TAMAT] Untuk mewarisi gelar Count dan menyelamatkan nasib keluarganya, Kai Kamal Huening harus menikah!