23

3.2K 329 148
                                    

Almost 5.000 words. Baca pelan-pelan.

.

.

Soobin tersenyum kecil melihat ekspresi Kai yang berubah-ubah setiap kali melihat hal yang menarik dari balik jendela kereta kuda. Lihat saja, wajah dan telapak tangan Kai sepenuhnya menempel di kaca jendela. Untung saja kaca itu berbahan khusus, jadi orang di luar kereta tidak akan bisa melihat ke dalam.

Soobin baru sadar kalau Kai memang jarang sekali keluar mansion. Sejak menikah dengannya, bisa dihitung dengan jari kapan Kai menginjakkan kaki di tengah-tengah kota. Jadi wajar saja Kai memperhatikan apa yang ada di luar sana, karena kota Sarsas hampir sama megahnya dengan ibukota.

Perjalanan dari ibukota ke Sarsas—wilayah kekuasaan Duke The Royal Arms di bagian selatan kerajaan—memang tidak mudah. Membutuhkan satu kali menginap malam untuk bisa sampai dengan kecepatan sedang agar perjalan dengan kereta kuda terasa nyaman. Kai tampak sangat menikmati perjalanannya dari satu kota ke kota lain selagi mereka singgah untuk beristirahat.

Sejak masuknya rombongan kecil Soobin, beberapa orang langsung memusatkan perhatiannya pada kereta kuda mewah yang sedang lewat. Anak-anak berlari-lari kecil mengikuti kereta kuda, orang-orang dewasa berhenti sejenak dari kegiatan mereka, dan gadis-gadis muda entah sejak kapan berkumpul dan saling berbisik-bisik.

"Bukankah itu lambang Yang Mulia Duke?"

"Ah, iya. Benar! Pasti Tuan Muda Choi sudah pulang!"

"Setelah bertahun-tahun, akhirnya."

Kai menoleh ke arah Soobin yang tersenyum kecil mendengar ucapan-ucapan yang menembus kereta. Kening Kai berkerut dalam, "Kau terkenal rupanya, heh," ucap Kai sambil mengendikkan dagu ke arah sekumpulan gadis yang terkikik menatap ke jendela kereta—meski mereka tidak bisa melihat ke dalam.

Soobin tersenyum bangga sambil membusungkan dadanya, "Tentu saja. Aku ini lelaki paling diincar di Sarsas." Kai merotasikan bola matanya jengah lalu kembali menatap ke luar.

"Hey, hey, kudengar Tuan Muda Choi sudah menikah!"

"Tidak mungkin! Itu pasti hanya rumor yang beredar!"

"Aku tidak bohong, Tuan Muda memang sudah menikah, tapi pernikahannya sengaja disembunyikan!"

"Memangnya kenapa?"

"Karena kudengar pengantinnya itu..." Kini telinga Kai tertempel sempurna di kaca jendela. Walau kini daun telinganya terasa dingin, tapi demi mendengar apa yang sedang dibicarakan gadis-gadis itu, Kai rela melakukannya.

"...Sangat buruk rupa."

Kai tercengang. Wajahnya langsung merah padam. "Apa?! Dari mana berita itu berasal, wahh... berani-beraninya mereka menghina wajah Count Huening! Siapa mereka, aku akan mendatangi rumah mereka satu persatu dan akan—"

"—Kai," omelan Kai yang disertai dengan gerakan tangan yang lucu terhenti saat Soobin memotongnya dengan suara geli. Kai memutar kepalanya, menemukan bahu Soobin berguncang dengan kedua tangan memegang perut.

"Kau, ya? Pelakunya?" todong Kai, menarik kerah Soobin. Jackpot, Soobin dengan sigap menarik pinggang Kai dan mendudukkan laki-laki cantik itu di pahanya.

"Hei!"

Kai kemudian tersadar kalau ia masuk ke dalam perangkap Soobin. Lihat, lelaki itu kini menahan pergerakan Kai, membuat ia tak bisa bergerak. Dengan posisi ini, Soobin lebih leluasa untuk memandangi wajah Kai dari bawah.

"Iya, aku pelakunya," aku Soobin masih dengan kekehan yang tertahan di bibirnya. Kedua bibirnya tertarik ke atas, menampilkan lesung pipi yang akhir-akhir ini sering dipamerkan oleh Soobin.

MIDDLEMIST | SooKaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang