15 | Tidak adil

6.1K 820 59
                                    

Ada jarak yang membentang antara Dewa dan Leon selama tiga minggu sejak kejadian di depan gerbang rumah Dewa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada jarak yang membentang antara Dewa dan Leon selama tiga minggu sejak kejadian di depan gerbang rumah Dewa. Leon berusaha menghubungi anak laki-lakinya tapi berkali-kali pula di-reject dan kala dijumpai di tempat kerja, Dewa juga menolak ditemui. Laki-laki itu menghamparkan jarak tak kasat mata untuk Leon agar tidak mendekat. Seolah mereka memang tidak pernah saling mengenal. Leon kira, segalanya memang lebih mudah jika dia berpura-pura menjadi sahabat untuk Dewa, faktanya setelahnya pun ada rintangan yang membuat mereka menjadi sejauh ini. Apa ada sesuatu yang dikatakan Adera pada Dewa?

Yang membuat Leon pusing adalah ketika Mamanya terus menanyai tentang Dewa yang tidak pernah berkunjung lagi. Wanita itu benar-benar menganggap Dewa cucu satu-satunya. Dari tampang Mamanya, beliau adalah nenek baik yang akan melakukan segala hal untuk cucunya. Leon dibuat tercengang saat kemarin pulang ke rumah dan mendapatkan sang ibu tengah merajut di halaman belakang. Begitu ditanya untuk apa, wanita itu menjawab dengan nada penuh euforia-sesuatu yang tidak pernah Mamanya ekspresikan semenjak papa Leon meninggak dunia-dan membuat Leon refleks menggeleng-geleng.

"Ini Mama lagi merajut beanie buat cucu Mama. Dia kapan datang lagi? Kalau bisa untuk waktu dekat jangan ajak datang dulu ya, Yon, ini belum jadi loh." Mama diam sebentar dengan alis berkerut lantas mengajukan pertanyaan lagi. "Dewa tanggal berapa ulang tahun?"

"21 Februari, Ma. Masih lama. Kenapa?"

"Mau ngasih dia hadiah."

Dari segala harap yang Leon pinta untuk Tuhan, ia hanya ingin harapannya yang satu itulah yang dikabulkan: semoga Dewa tidak lagi membentang jarak.

*

B

agi Dewa, kebahagiaan Bunda adalah segalanya. Maka dari itu, ia tidak ingin membuat wanita itu kecewa lagi. Meski ia harus berlagak seperti kacang lupa kulitnya pada orang sebaik Leon yang telah banyak membantunya. Tinggal tiga hari menuju hari pernikahan Bunda dan sosok Estu itu, dan uang yang berusaha Dewa kumpulkan belum mencapai target untuk membeli hadiah berupa kalung. Sebenarnya Dewa punya kartu kredit yang diberi oleh Bunda, tapi terlihat sangat aneh kalau membeli hadiah dengan uang yang dikasih penerima hadiah. Sangat tidak etis.

Dewa sedang merenung di ruang ganti seusai jam pelajaran olahraga berakhir. Laki-laki itu barangkali akan terus merenung kalau Kava tidak mengajaknya untuk bergegas lantaran jam pelajaran berikutnya akan lekas dimulai.

Dan sisa hari itu dihabisi Dewa dengan lamunan penuh kebingungan.

Sampai jam pulang dan dia melesatkan motornya keluar sekolah. Pikirannya masih hampa ketika figur Leon menghadang laju motornya di perempatan jalan. Dewa refleks mengerem. "Om, kenapa sih?"

"Long time no see, Dewa. Kamu sih ngindarin saya mulu."

Beberapa pasang mata menatap ke arah keduanya penuh keingintahuan. Baik Dewa maupun Leon jadi sama-sama risi sehingga memutuskan untuk beranjak menuju tempat kerja Dewa, agar bisa mengobrol dengan lebih leluasa. Tentu dengan kesepakatan untuk Dewa supaya tidak kabur.

After You've GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang