chapter 25

1.3K 106 0
                                    

Love You Rainbow

.

.

.

"Ah terima kasih, untung kau segera memanggilku. Kalau tidak aku akan terjebak dalam pembicaraan bodoh itu." ucap Irin lega sambil mengesap jus strawberry nya. Sedangkan orang di depannya mengangguk lalu tersenyum simpul.

Tadi Irin memang berada di apartemennya dengan pembicaraan tentang pesta pernikahannya dengan Wyatt yang akan diadakan dua hari lagi, terlalu cepat? itu benar, karena permintaan Wyatt meyakinkan kedua orang tua bahwa Irin yang awalnya tidak menyukainya malah sekarang sudah menerimanya. Padahal perkataan Irin saat itu hanya bercanda, tapi Wyatt terlalu excited.

Tapi untunglah, Mike tiba-tiba menelpon dan mengajak Irin untuk bertemu secara pribadi dengannya. Tidak tau alasannya kenapa, tapi karena hal itu Irin selamat dari pembicaraan yang tak ia sukai saat di apartemennya.

Dan di sinilah Irin berada, di sebuah kafe yang dulu pernah Mike singgahi bersama Kira.

"Jadi?" Celetuk Irin yang sebenarnya masih bingung apa tujuan Mike mengajaknya bertemu.

"Ahm kau sudah menjadi normal?" Tanya Mike

"Aku tidak tau."

"Kenapa?"

"entahlah, aku bingung dengan orientasiku."

"Oh baiklah."

Mike menghela nafasnya

"Sebenarnya aku masih menunggumu."

Irin memasang wajah bingungnya. Tau apa yang dirasakan Irin, tangan Mike terulur untuk mengenggam kedua tangan Irin dengan lembut.

"Aku masih menunggumu... pelangiku."

Irin masih diam menatap Mike, entah kenapa perasaannya kini serasa ingin menangis. Ternyata Mike telah menunggunya selama 5 tahun. Haruskah Irin bersyukur atau merasa bersalah?

"Aku mencarimu selama 5 tahun. Aku mengalami depresi saat tau kau hilang. Aku mengulangi tahun di SMA, kau tau? Itu karena aku benar benar mencintaimu, aku tak ingin kehilangan dirimu...

... tapi, ternyata apa yang kulakukan selama ini hanya sia-sia. Ternyata kau memilih untuk memutuskan tali pelangi itu." Mike tersenyum ketir, rasanya sakit. Mike lalu mengeluarkan sebuah kartu undangan berwarna biru yang tertulislah nama Irin dan Wyatt.

Irin terkejut, bagaimana bisa undangan pernikahannya sudah tersebar. Padahal Irin belum menyetujuinya. Irin langsung merampas kartu undangan itu dan langsung membacanya dengan teliti. Dan benar itu kartu undangannya dengan Wyatt.

"Selamat ya nona, tenang aku akan datang sebagai teman." ucap Mike yang wajahnya mulai ceria, padahal isi hatinya sekarang sangatlah kacau. Sedangkan Irin masih diam menatap kartu undangannya tak percaya.

"Ah ya pesanannya sudah sampai, ayo makan." ucap Mike saat pelayan datang membawakan makanan mereka.
.
.
.

Mobil Mike sampai tepat di depan apartemen Irin.

"Terima kasih waktunya." ucap Mike.

"Eump... Mike, kau punya waktu besok?" Tanya Irin agak gugup.

"Ahm ya, aku punya sampai jam 2 siang." jawab Mike.

"Mau jalan-jalan?" Tanya Irin lagi. Mike menoleh ke arah wanita disebelahnya. Aneh Irin tiba tiba mengajak Mike jalan-jalan.

"Hmmm... baiklah."

"Aku akan menjemputmu pukul 9 pagi."

Mike tersenyum lalu mengangguk, setelah mendapat anggukan dari Mike, Irin langsung keluar dari mobil itu dan langsung masuk ke unit apartemennya tanpa menoleh lagi.

"Andai waktu bisa diulang, aku tak akan membawamu jauh dalam percintaan pelangi ini."

>>><<<

"Ugh lapar." Kira terbangun dari tidurnya karena perutnya yang keroncongan. Saat makan malam tadi Kira tidak makan banyak karena Kira terasa mual saat mencium aroma masakan mamanya. Jadi ia merasa lapar sekarang.

Kira menoleh ke sampingnya, Rudi sudah tertidur dengan nyenyak. Kira jadi tak tega mengganggu Rudi dan meminta Rudi memasak untuknya. Kira yakin Rudi sudah terlalu lelah karena ia terus membantu ayah mertuanya untuk melakukan banyak pekerjaan tadi siang.

Kira menghela nafasnya, lalu ia pergi berjalan keluar kamar menuju dapur untuk memasak sesuatu.

Sampai di dapur, Kira kini merasa bingung saat melihat isi kulkasnya. Memang penuh, tapi Kira tak tau akan memasak apa. Apalagi Kira kurang bisa memasak. Kira menutup kembali kulkasnya sambil menghela nafas pasrah karena tak bisa memasak apapun yang ada di kulkas.

"Kak Kira." Kira hampir terperanjat kaget saat tiba-tiba saja Hira sudah berada di depannya. Mengenakan piyama panda yang lucu membuat Hira tampak menggemaskan di mata Kira.

"Eump.. a-aku-"

"kak Kira mau makan ya? Yaudah kakak duduk saja dulu. Akan aku masakkan." ucap Hira sambil menuntun kakaknya untuk duduk di meja makan.

Setelah kakaknya duduk, Hira langsung memakai apron pink serta mengikat mencepol rambut cokelatnya lalu mulai memasak. Kira yang sedaritadi memerhatikan tak hentinya menggumamkan kata cantik. Entahlah Kira sekarang menganggap Hira cantik karena masih suka atau menganggap Hira cantik karena adik kesayangannya.

"Kau terlalu bodoh, kau sudah mengambil hatiku yang masih utuh, lalu kau mengembalikannya setelah kau melukainya."

"Itu masa lalu, mari buka lembaran baru sebagai adik dan kakak yang kompak seperti seharusnya."

Kira perlahan tersenyum mengingat perkataan itu. Mulai sekarang ia ingin mencoba memulai hubungan adik kakak yang seperti seharusnya mereka jalin.

Dan karena janin yang dikandungnya. Ia mulai bisa berdamai dengan masalalunya. Walau sebenarnya rasa itu masih ada.

"Kak Kira makanannya sudah selesai, silahkan dinikmati." ucap Hira dengan riang sambil memberikan piring berisi makanan lezat pada Kira. Dan Kira pun menerimanya dengan senang hati.

"Semoga baby suka masakan auntynya." ucap Hira lagi.

"Terima kasih lagi-" ucap Kira.

"Pelangiku."

Love You Rainbow[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang