chapter 27

1.3K 105 1
                                    

Love You Rainbow

.

.

.

kecanggungan kini menyelimuti acara makan siang Mike, Irin dan 2 orang yang pernah mereka kenal dulu, Sammy dan Ibunya.

"Ya jadi bagaimana kabar kalian? Sudah lama kita tidak bertemu." Tanya ibu Sammy pada Irin dan Mike yang duduk tepat di hadapannya, sedangkan Sammy sendiri masih sibuk dengan makanannya.

"Kabar kami baik bibi." ucap Irin canggung.

Ibu Sammy tersenyum

"Ah bagaimana dengan anak kalian? Kalian sudah punya anak kan?" Tanya ibu Sammy membuat Irin dan Mike tersenyum.

"Ahm sebenarnya bibi, kami bukanlah suami istri.... k-kami hanya,"

Mike menoleh ke arah Irin, lalu kembali menatap ibu Sammy.

"Kami hanya teman." lanjut Mike dengan nada yang benar-benar sulit dideskripsikan.

"Ah benarkah? Astaga, sayang sekali. Apa kalian tidak tertarik satu sama lain?"

"sepertinya... itu tak akan mungkin bibi." ucap Irin lalu mengeluarkan sebuah kartu undangan pernikahannya lalu memberikannya pada ibu Sammy.

"Datanglah bibi, itu akan menjadi hari terakhirku di manila, setelah itu aku akan pulang ke london." ucap Irin membuat ibu Sammy menatapnya tak percaya, ibu Sammy juga menatap iba Mike yang raut wajahnya seperti pasrah.

"Ah baiklah aku akan datang." ucap ibu Sammy sambil tersenyum.







Mike dan Irin sampai di sebuah pantai yang kini sudah terhias dengan lukisan jingga. Sebentar lagi akan ada sunset, jadi Mike dan Irin kini hanya duduk di atas pasir putih pantai sambil menunggu sunset yang akan terjadi beberapa menit lagi.

"Mike..."

Mike menoleh saat Irin memanggilnya.

"Maafkan aku." ucap Irin menunduk menatap pasir putih yang agak basah itu.

"maafkan aku karena aku sudah membuatmu menunggu dengan sia-sia... a-aku tak tau harus berbuat apa lagi selain menyerah." ucap Irin lagi agak gemetar. Sebenarnya Irin ingin sekali membatalkan pernikahannya dengan Wyatt, tapi kalau bukan karena ibunya yang sudah merawatnya dengan penuh kasih sayang itu berharap banyak, ia pasti sudah berani membatalkannya.

"Walau sebenarnya aku tak ingin menyerah." lanjut Irin.

Hening...

"belajarlah menerima kenyataan, bukan kita yang menginginkan ini. Tapi tuhan yang menakdirkan ini." ujar Mike sambil tersenyum lalu mengusak puncak kepala Irin.

"Aku merasa bersalah padamu."

"Jangan merasa begitu, bahkan sebenarnya akulah yang harus berterima kasih."

"Berterima kasih untuk apa?"

"berterima kasih, karena kau sudah pernah masuk dan menjadi pelangi yang mewarnai hari-hariku di masa remaja. Aku bersyukur kau pernah mampir di hatiku. Aku senang karena kaulah, keluargaku jadi mengenal tuhan, karena kaulah.. ibuku bisa sembuh lagi dan karena kaulah aku mengenal sebuah arti kesempurnaan hidup yang sesungguhnya." - Mike

Pipi Irin sudah basah dengan air matanya, ia tak tau, bagaimana bisa Mike benar-benar berbicara seperti itu. Irin berperan banyak? Padahal dulu saat pertama kali berjumpa, mereka adalah musuh.

Ini adalah hari terakhir Irin menjadi lajang(?), karena lusa ia akan sah menjadi istri orang. Irin benar-benar tak percaya sama sekali.

"poliglot jenius."

"anak bebek."

"Aish, aku memujimu, kenapa kau memanggilku anak bebek."

"Karena kau lebih mirip anak bebek."

"apanya yang mirip?!"

Mata Mike beralih pada bibir cherry Irin. Bibir yang ia dapatkan firstkissnya. Haruskah Mike senang karena ialah yang pertama kali menyentuh bibir itu?

"Ini." Mike mengusap lembut bibir Irin, lalu mendekatkan wajahnya dengan Irin.

3

2

1

'Chu'

Mike melumat lembut bibir Irin bersamaan dengan terjadinya sunset. Mike melumat bibir Irin yang sebentar lagi tak akan pernah ia rasakan lagi selamanya, bibir yang sebentar lagi adalah milik orang lain.

Mike memperdalam ciumannya guna menyalurkan perasaannya lagi yang tertahan selama 5 tahun lamanya.

Cintanya saat itu pergi, dan kini kembali namun hanya ingin mengucapkan perpisahan yang terakhir kalinya. Karena sebentar lagi cinta itu akan pergi untuk selamanya.

Tak lama ciuman itu dilepas Mike. Mike menangkup kedua pipi Irin lalu mengusapnya dengan lembut.

"Terima kasih karena sudah pernah menjadi pelangiku. Semoga kau bahagia dengannya." ucap Mike, lalu mengecup kening Irin singkat.

Sedangkan dari kejauhan, dua orang pria sedang memerhatikan mereka. Salah satu dari pria itu hendak menghampiri Mike dan Irin, namun pria satunya langsung menahan.

"Mengalahlah, seharusnya kita yang pergi. Karena kitalah yang sudah lancang masuk ke dalam lingkar cinta mereka." ucap pria yang menahan.

Sedangkan pria yang ditahan menghela nafasnya.

"Terima kasih karena memberitahuku."

"Sama-sama, semoga kau mengerti dan punya hati yang kuat."

"Ini, datanglah dan bantu aku." ucap pria yang ditahan tadi sambil memberikan sebuah kartu undangan.

"Ah dengan senang hati."

"Sekali lagi terima kasih Ariel."

"Always welcome Wyatt."

Love You Rainbow[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang