Love You Rainbow
.
.
.
Cahaya matahari merambat masuk melewati celah jendela kamar bernuansa grey blue itu. Kira, orang yang kini terbaring di atas ranjang berukuran king size itu mulai membuka matanya perlahan, berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya. Ia melihat sekelilingnya memastikan bahwa ini benar kamarnya. Bagaimana bisa ia berada di kamarnya, siapa yang membawanya lagi ke sini? Ezra? seingatnya dia tadi malam masih minum di dalam bar bersama Ezra teman sekelasnya.
Setelah bergelut dengan pikirannya, Kira langsung bangkit dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Kebetulan ini hari sabtu, hari untuk bersantai. Jadi Kira tak perlu takut terlambat ke sekolah.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Kira langsung bergegas menuju ruang makan. Di sana sudah tersedia makanan yang disiapkan oleh juru masak rumah itu.
Tak ada siapapun di sana kecuali juru masaknya yang sedang menghidangkan makanan di meja makan.
"Bibi Sari, di mana Hira?" Tanya Kira sambil duduk di meja makan.
"Sepertinya non Hira belum bangun non." ucap si juru masak yang dipanggil bibi Sari itu.
"Oh yaudah bi, biar Kira bangunin." Kira pun menuju lantai dua ke tempat kamar adik tirinya berada. Saat hendak mengetuk pintu kamar Hira, tak disangka Hira malah membukanya duluan. Membuat Kira jadi salah tingkah.
"Ehem.. pagi, ayo sa-sarapan." ucap Kira agak gugup. Entah kenapa suasananya jadi canggung begini.
"I-iya kak." dan merekapun sarapan bersama dalam keheningan dan kecanggungan. Hira yang canggung akibat kejadian tadi malam. Sedangkan Kira canggung entah dia sendiripun tidak tau kenapa. Karena memang dia tidak ingat apapun. Cukup tadi malam Kira meminum vodka terlalu banyak.
"kau punya rencana hari ini?" tanya Kira memecah keheningan.
"Ahm tidak." jawab Hira seadanya.
"Ayo ke taman hiburan." mata Hira langsung berbinar atas penuturan kakaknya, benar benar menggemaskan menurut Kira.
"Benarkah?!"
"ya."
"Baiklah."
Sedangkan...
'Ting'tong
bell rumah Irin ditekan beberapa kali hingga Irin yang sedang tidurpun jadi terbangun gara-gara suara bising bell rumah itu. Setaunya kalau ayahnya pulang pasti tak perlu memencet bell. Apalagi pekerja di rumahnya, mereka sudah punya kunci duplikatnya. Tapi sepertinya yang menekan bell itu bukanlah orang rumah, melainkan tamu. Irin yang masih mengenakan piyama brown serta kaca mata bulatnya itu berjalan dengan terpaksa menuju pintu lalu membukanya."Haha beginikah penampilan princess sekolah di sabtu pagi?" orang itu tertawa mengejek melihat penampilan Irin yang baru bangun tidur itu.
Mata Irin memanas lalu hendak menutup pintu rumahnya, namun ditahan oleh orang yang bukan lain adalah Mike itu.
Mike mendorong pintunya lagi agar terbuka. Lalu menutupnya saat sudah di dalam rumah.
"Ck kenapa kau di sini sih!" kesal Irin.
"kau lupa? hari ini kita akan pendokumentasian. Aku sudah punya spot yang cocok." ucap Mike.
"Tidak tertarik."
"Ouh apa perlu aku menelpon papa mu untuk pembatalan pendokumentasian lalu setelah itu tak ada fasilitas yang akan diberikan dan tak ada nilai tambahan akhir semester?" ucap Mike dengan santainya sambil meletakkan hp ditelinganya seperti akan menelpon seseorang.
Irin membulatkan matanya "ya! baiklah, tak perlu sampai menelpon papa ku dasar pengadu!" dengan kesal Irin menuju kamarnya untuk bersiap-siap.
Mike tersenyum, ternyata mengancam si anak bebek itu menyenangkan. 'Anak bebek' Mike memanggilnya begitu. Karena Mike berpikir Irin itu seperti anak bebek yang jutek tapi menggemaskan.
Mike menunggu Irin bersiap siap selama 20 menit dan akhirnya Irin pun selesai dengan stelan cute nya. Rok tennis bewarna hitam dipadukan dengan sweater oversize berwarna kuning. Tak lupa baret kuning yang terpasang di kepalanya serta suide boots yang ia pakai. Benar benar imut, namun tidak bagi Mike.
"Kenapa kau pake rok sependek itu." tegur Mike.
"Terserahku, bukan urusanmu. Cepat berangkat, sebelum aku berubah pikiran."
"Ck, terserah dasar anak bebek."
>>><<<
Mike dan Irin sampai di sebuah taman hiburan yang kini tengah ramai. Karena ya ini sedang weekend jadi banyak orang yang menghabiskan weekend nya untuk bermain ke taman hiburan.
"Lihat banyak spot menarik." ucap Mike, memang tempat yang dipilih Mike ini cukup bagus, bukan seperti taman hiburan biasanya. Ini lebih tepat seperti tempat-tempat para ulzzang berfoto. Seperti taman hiburan di LA.
"Ya oke kau benar, lalu kita akan ke mana." tanya Irin datar, sebenarnya ia malas datang ke tempat ramai. Seharusnya ia tidur di rumah sampai tengah hari.
"Kita ambil foto dari puncak bianglala. Kebetulan harinya cerah, jadi pantai yang berada di sana juga jelas terlihat indah." ucap Mike lalu mengajak Irin untuk naik bianglala.
Untung saja antriannya tidak terlalu panjang, jadi Irin dan Mike bisa mendapatkan tempat.
Perlahan bianglala itu mulai bergerak naik. Entah kenapa Irin menjadi begitu senang, sambil memotret keadaan di bawahnya.
"Wah lihat itu lihat, cantik sekali." girang Irin.
"Ini untukmu." Mike memberikan sebuah lollipop mini pada Irin.
"Terima kasih." ucap Irin, lalu memakan lollipop itu.
"Hua lihat, kau benar spot nya bagus dari atas sini." ucap Irin lagi.
"Irin"
Irin menoleh, dan...
'chu'
Mike mengecup singkat bibir Irin, memunculkan sembruat merah pada pipi Irin.
Irin yang merasakan pipinya memanaspun langsung menoleh ke arah lain sambil memotret lagi untuk menghilangkan kecanggungannya. Sungguh untuk kedua kalinya Mike mencium bibir Irin.
Dan untuk kedua kalinya Mike merasakan...
'Manis'
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Rainbow[✔]
Romansa"Kau tau, aku straight.. aku benci semua hal yang tidak normal sepertimu!" "belajarlah menerima kenyataan, bukan kita yang menginginkan ini. Tapi tuhan yang menakdirkan ini." Cinta itu tak memandang status gender, itu sepertinya memang bukan mitos k...