Love You Rainbow
.
.
.
Irin sampai di tanah ia dibesarkan. Rasanya seperti pulang ke rumah. Walaupun ini bukanlah rumahnya lagi.
Dengan langkah cepat, Irin langsung menaiki salah satu taksi bandara tanpa menunggu Wyatt yang masih mengambil koper kopernya.
"Pak, restauran Catedrilla." ucap Irin, lantas diangguki sang supir. Untunglah Irin masih punya aksen bahasa tagalognya. Jadi tidak sulit untuk berkomunikasi dengan orang manila.
Kenapa Irin langsung ke restauran? karena ia ingin bertemu seseorang yang sudah lama ia tidak temui. Dan restauran temurun Catedrilla itu milik orang yang akan ia temui. Irin masih ingat itu, bahkan orang itu pernah bilang kalau restoran Catedrilla itu akan berdiri terus hingga generasi-generasi berikutnya. Tak akan pernah dijual, dan tak akan pernah berpindah tangan kemanapun kecuali tangan Catedrilla sendiri. Dan restoran Catedrilla juga salah satu restoran terkenal di manila.
"Halo."
"astaga kau di mana sayang?"
"aku akan pergi menemui seseorang, kau pergi duluan saja ke hotel. Ingat, aku sudah membooking 2 kamar, kau ambil satu dan letakkan barangku di kamar lainnya."
"ah kau ini selalu saja meninggalkanku. Baiklah."
'Tut'
sambungan diputus bersamaan dengan mobil taksi yang berhenti juga. Irin melirik ke arah jendela melihat sebuah bangunan berwarna biru yang sangat mencolok dari bangunan lainnya.Catedrilla Restourant
Irin tersenyum simpul melihat restauran bergaya spanyol itu. Setelah membayar taksi, Irin langsung masuk ke dalam restauran yang cukup ramai itu. Mengambil salah satu meja lalu memesan beberapa makanan.
Untuk awalan tentu Irin akan makan dulu. Sebelumnya memang Irin sudah menyuruh Ester untuk mencari tau jadwal pemilik restauran ini lalu membuat janji pada pemilik restauran. Dan pemilik restauran itupun menerima permintaan pertemuan dari Ester untuk hari ini tepat di jam segini. Ngomong-ngomong, Wyatt tak mengetahuinya.
Berapa lama kemudian, Irin selesai makan dan pelayanpun membersihkan mejanya dan meletakkan sebotol wine dan juga gelasnya.
Irin melirik jamnya, oke sudah setengah jam. Artinya si pemilik restauran telat satu jam.
"Maaf nona Varrent, maaf membuat anda menunggu lama." ucap seorang wanita dengan pakaian resmi khas seorang manager. Mata Irin berbinar, akhirnya dia bisa bertemu orang yang ia rindukan.
"Hira." ucap Irin, sedangkan yang dipanggil Hira itu terkejut.
"I-Irin?!"
Dan kedua sahabat lama itu langsung berpelukan untuk melepaskan Rindu mereka. Hira terkejut, sahabatnya kini telah kembali entah darimana dengan penampilan yang sudah berubah.
"Irin?! bagaimana? ah kenapa? darimana saja kau huh?!" Hira tak henti hentinya meneriaki Irin hingga mengalihkan perhatian beberapa pelanggan. Sedangkan Irin hanya terkekeh melihat sahabatnya itu.
"Haha baiklah, ayo duduk dulu dan mengobrol." ucapan Irin membuat Hira langsung melakukan apa yang Irin bilang.
"Oke silahkan bertanya lagi." ucap Irin sambil tersenyum simpul.
"Irin! Darimana saja kau hah, kau tau? kami sudah mencarimu 5 tahun yang lalu, para polisi juga sudah melacakmu, namun kau tak terlihat di manila. Hanya black card mu yang kami temukan di sungai, kau ke mana hah?!" - Hira.
"Ah benarkah?"
"iya Irin, papa mu, aku bahkan... Mike mencari dan mencemaskanmu. k-kau.. hiksh...tega sekali... hiksh... kau tega sekali." air mata Hira tak terasa menetes di pipinya.
"Aih kenapa menangis Hira?"
"kau tau Irin, kami mengira kau sudah mati. Dan kau juga membuat Mike menjadi frustasi, dan bodohnya dia gagal dalam ujian akhir karena terus memikirkanmu."
"Mike?"
"jangan bilang kau sudah melupakan kekasihmu itu."
"Ah aku merasa bersalah, aku bodoh."
"Ya, kau bodoh. Darimana saja kau selama ini."
"aku... aku ikut mama dan tinggal bersamanya di london. Aku sejujurnya sudah muak dengan kehidupan sebagai seorang Wen, jadi aku memutuskan untuk menjadi Varrent mengikuti mama ku yang lebih mengerti tentang perasaan dan kenyamanan."
"Hmm... tentang tuan Wen.."
"iya benar, si tua bangka itu. Aku berencana untuk menghancurkan perusahaannya."
"Irin rasanya itu tak berguna lagi."
"kenapa?"
"tuan wen... papa mu sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Dan dia di kreamasi, abunya disebarkan di sungai tempat kami menemukan black card mu"
"Me-meninggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Rainbow[✔]
Storie d'amore"Kau tau, aku straight.. aku benci semua hal yang tidak normal sepertimu!" "belajarlah menerima kenyataan, bukan kita yang menginginkan ini. Tapi tuhan yang menakdirkan ini." Cinta itu tak memandang status gender, itu sepertinya memang bukan mitos k...