chapter 12

1.7K 128 0
                                    

Love You Rainbow

.

.

.

di sinilah sekarang, di meja nomor 15. Irin dan ibunya duduk berhadapan. Sedangkan Mike duduk menunggu di meja lainnya.

Setelah Mike membujuk Irin untuk menemui ibunya, akhirnya Irin mau walaupun awalnya menolak.

Dengan pipi basah, Irin mengalihkan pandangannya ke arah lain tanpa mau menatap wanita yang telah melahirkannya itu.

"Irin... mama minta maaf karena telah meninggalkanmu. Sungguh, mama tak tau harus berbuat apa. Tapi percayalah, mama sayang padamu. Mama sangat merindukanmu." ucap wanita itu sambil menggenggam tangan halus Irin.

"Irin, lihat mama nak. Lihat mama jika kau juga sayang pada mama, mama masih menunggu janjimu untuk membawa mama terbang bersamamu."

Irin menoleh lalu langsung memeluk sang ibu. Sungguh Irin sangat merindukan wanita yang dulu merawatnya dengan penuh kasih sayang ini.

"Mama, Irin juga rindu hiksh." isak Irin dipelukan ibunya. Mike yang melihat itupun hampir meneteskan air matanya. Dia juga sudah lama tidak memeluk sang ibu.

"Irin sayang sama mama." - Irin

"Mama juga sayang nak."

"mama tolong kembali ke rumah."

"hmm tidak bisa sayang, mama tidak bisa kembali."

"kenapa? Irin ingin terus bersama mama."

"dengar Irin, kalau Irin mau sama mama, Irin ikut mama. Kita mulai hidup yang baru di kampung halaman mama di london."

"tapi ma..."

"mama tidak memaksamu, itu terserah pada keputusanmu. Hari senin nanti mama akan pulang ke london , jadi pikirkan dari sekarang nak. Pikirkan papa mu juga ya, dia pasti akan sendirian jika kau meninggalkannya." ucap ibu Irin.

Irin terdiam memikirkan perkataan Ibunya. Lalu ia menoleh pada Mike yang memang mungkin tak mendengar percakapan mereka.

"Pikirkanlah, baik mama harus pergi ke tempat klien mama sekarang. Jadi jika kau ingin ikut mama, datanglah ke bandara internasional hari senin malam jam 8." selesai mengucapkan itu, wanita yang dipanggil mama oleh Irin itupun pergi.

"Aku ingin pergi memulai masa depan jauh di sana, namun saat ini ada seseorang yang menahanku di sini."

>>><<<

Hari yang ditunggu seluruh siswa siswi pun tiba. Semua persiapan sudah disiapkan oleh osis-osis bagian dekorasi. Aula yang tadinya kosong kini sudah dihiasi layaknya lantai dansa di istana-istana megah. Kebetulan Kira memilih tema kerajaan ala ala cinderella. Entah darimana pemikiran itu berasal, tapi Kira benar-benar membuatnya. Suasananya benar-benar dibuat seromance mungkin. Bahkan terdapat layar besar yang memuat foto foto spot cantik hasil jepretan Mike-Irin couple.

Beberapa guru bahkan mengagumi transisi dari foto-foto tersebut. Benar-benar kreatif. Kalian tau siapa yang mengeditnya hingga begitu bagus? tentu sana si dua jenius sekolah Mike dan Irin. Tak dipungkiri, ternyata hasil kerja mereka benar-benar baik dan diapresiasi dengan baik. Ketahuilah, saat melakukan editing, Mike dan Irin bahkan sampai mengalami pertengkaran kecil.

Yah bagaimana, 2 jenius yang disatukan mungkin punya sisi pemikiran jenius yang berbeda. Mike milih A, Irin menolak, dan Irin milih B, Mike menolak. Begitu seterusnya hingga mereka mendapatkan titik terang yang baik.

Ruangan sudah ramai, bahkan sang kepsek juga di sana bersama putrinya, siapa lagi kalau bukan Irin yang mengenakan gaun biru langit yang menjuntai hingga mata kaki. Rambutnya tergerai begitu saja dengan jepitan berlian kecil yang menghiasi kepalanya. Tak lupa make up natural yang dipakainya benar-benar membuatnya sangat anggun. Penampilan yang simpel namun sangat elegant kelihatannya.

"Selamat malam pak kepala sekolah." ucap seorang pemuda yang mengenakan tuxedo silver.

"Ah kau Ezra, salah satu murid kebanggaanku." puji sang kepala sekolah sambil menepuk-nepuk pundak Ezra.

"Pak, boleh aku mengajak Irin berdansa?" Tanya Ezra dengan beraninya. Rekor, hanya Ezra lah yang berani meminta izin mengajak putri kepala sekolah untuk berdansa.

Sang kepala sekolah tampak berfikir, sedangkan Irin sudah membuang wajahnya ke tempat lain karena tak suka dengan kehadiran Ezra.

"Baik, hanya berdansa, tidak lebih." ucap sang kepala sekolah. Lantas Ezra terkejut senang, ia kira sang kepala sekolah akan melarang dan mengusirnya. Karena kabarnya memang sang kepala sekolah sangat menjaga putrinya.

"Terima kasih pak." ucap Ezra sesopan mungkin. Lalu pandangannya beralih pada gadis utama dipesta ini. Irin.

"Irin, ayo berdansa denganku di tengah aula." ajak Ezra.

"Tidak, terima kasih. Aku sedang menunggu seseorang."

"Jangan bilang Mike."

"ya."

"oh ayolah Irin, berdansa bersama pria itu lebih baik daripada bersama seorang gadis sepertinya. Apa kau tidak waras seperti Kira?"

"Kenyataannya."

"Irin, dia tak mungkin datang. Dia berada di rumah sakit, sedang mengurus ibunya." ucap Ezra

Irin diam

"Tak percaya? telpon saja kalau hatimu kuat."

Irin lantas mengeluarkan ponselnya lalu segera menelponnya. Namun sama sekali tidak diangkat.

"See? jangan harapkan dia, ayo berdansa denganku." dengan berat hati Irin menerima ajakan Ezra.

Love You Rainbow[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang