ceklek... ceklek...
Suara jepretan kamera memenuhi ruangan dengan nuansa classic yang saat ini sedang merekam wawancara seorang penulis yang sedang naik daun.
"Setelah aku tahu bahwa buku pertama banyak mendapat respon positif masyarakat, aku rasa mempublikasi tulisan tak masalah." Ucap wanita dengan pipi tembam yang sedang diwawancarai.
"Berarti Kang Seulgi-ssi telah banyak menulis selama ini?" Tanya wanita yang duduk dihadapan narasumber tersebut.
"Aku memang telah banyak menulis, hanya saja masih belum pantas jika dipublikasikan, aku pikir menulis hanya untuk kesenangan saja bukan untuk tempat berbisnis." Jawabnya.
"Wahhh rasanya ingin membaca semua karya dari Kang Seulgi. Eum kalau boleh tahu apasih inspirasi karya-karya Kang Seulgi?"
Seulgi diam tidak menjawab pertanyaan tersebut, mimik wajahnya berubah.
"cut, cukup untuk hari ini, terimakasih semuanya kalian telah bekerja keras!" Ucap sutradara di seberang Seulgi.
"Ada apa Seulgi-ssi, apa pertanyaanku mengganggumu?" Tanya sang pewawancara.
"tentu tidak, aku hanya teringat sesuatu." Jawab Seulgi.
"Syukurlah kalau begitu, terimakasih Seulgi-ssi dan selamat atas penerbitan buku kedua anda, aku permisi dulu." Ujar pewawancara itu sembari meninggalkan Seulgi.
Seulgi pun beranjak dari duduknya, ia mengambil tasnya yang berada di meja rias pojok ruangan. Ia menggeledah mencari ponselnya. Kebetulan sekali ponselnya berdering.
Seulgi meletakkan ponselnya ditelinganya.
"Aku akan segera kesana Wendy-ah." katanya.
'oh wawancara mu sudah selesai? aku juga baru saja sampai di kafe, cepatlah kemari aku akan buatkan Caramel macchiato mu'
"Tentu saja Son Wendy, sampai nanti." Kata Seulgi, setelah itu ia langsung memutuskan panggilan.
Ia meletakkan ponselnya kedalam tas, kemudian memakai mantel hitamnya. Ia menolehkan kepalanya, tak ada seorang pun selain dirinya dalam ruangan itu. Baguslah pikirnya, tak perlu kelamaan pamit pada orang lain. Ia pun pergi meninggalkan ruangan itu, menuju coffeeshop milik sahabatnya.
______
Coffeeshop , Gangnam
kring
"Selamat datang Seulgi-ssi."
"ne, Wendy-ssi."
Tak lama keduanya tertawa. Disambut dengan pelukan hangat sahabatnya, Seulgi menampilkan senyum hangatnya pula.
"Bagaimana wawancara mu Nyonya Kang?" Tanya Wendy.
"Berjalan lancar hingga akhir." Jawab Seulgi.
"Ayo duduk, aku telah menyiapkan kopi kesukaanmu." Kata Wendy.
Seulgi dan Wendy duduk di sudut tempat itu. Ditemani dengan caramel macchiato dan greentea latte yang dibuat langsung oleh Wendy selaku pemilik kafe.
"Aku menerima cinta Chanyeol oppa tadi malam." Ucap Wendy.
"Aku tahu, kau bahkan tak membalas pesanku karena sibuk berkencan." Kata Seulgi.
"Hehe maafkan aku Seulgi-ya, caramel macchiato ini spesial permintaan maafku." Rayu Wendy.
"Diterima karena caramel macchiato." Kata Seulgi. Keduanya pun tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME | Seulgi ft Sehun Jaebum
FanfictionAsmara Sehun dan Seulgi harus kandas karena menyakiti orang yang dicintai tak sesulit mencintai. Hingga akhirnya perpisahan pun melanda. Yang satu sibuk menyalahkan diri yang satu sibuk mencari kesalahan diri. Hari-hari mereka yang kosong, perlahan...