07

461 56 10
                                    

Tokyo, Jepang
12.06 PM

"Sehun-aah, kau tahu? Joohyun bertemu dengan pria itu lagi." Ucap seorang pria dengan kulit eksotis pada pria tampan yang duduk di seberangnya.

"Entahlah Jongin-aah, perasaanku pada Joohyun sudah tak sama seperti dulu." Jawab pria bernama Sehun itu dengan puntung rokok di jemarinya.

"Apa maksudmu?" Tanya pria bernama Jongin.

"Rasanya tak cemburu ketika ia bersama pria lain, ia tak memenuhi pikiranku lagi seperti dulu." Ucap Sehun dengan kepulan asap rokok yang keluar dari mulutnya saat ia berbicara.

Tring...

Ponsel Sehun berbunyi. Layar ponsel itu menampilkan notifikasi pesan masuk. Sehun melirik sekilas ponselnya itu, setelah melihat pemberitahuan yang masuk, ia kembali pada aktivitas menyebatnya, tanpa berniat menyentuh ponselnya.

Noona
12.14 PM
Sehun-aah aku merindukanmu

Jongin yang menyadari perubahan raut wajah Sehun mencoba melirik ponsel Sehun yang masih menyala.

Jongin berdehem sambil melirik Sehun yang tak lepas dari batang rokoknya itu.

"Kau masih ingat Seulgi?" Tanya Jongin.

Mendengar nama itu, Sehun tiba-tiba berhenti menghisap rokok yang sedari tadi tak lepas dari jemarinya. Wajahnya berubah, tersirat penyesalan dari air wajahnya kala itu juga.

"Jongin-aah...

Sehun menghembus nafasnya kasar, usai itu, ia menjatuhkan batang rokok yang belum habis dari jemarinya.

... aku merindukannya."

_____

Jembatan Banpo, Sungai Han, Seoul
08.12 PM

Usai seharian bersama Im Jaebum, inilah tempat terakhir mereka berdua menghabiskan akhir pekan. Hari ini, Seulgi dan Jaebum saling berbagi kisah mulai dari masa-masa sekolah, masa remaja hingga kampung halaman masing-masing. Yang masih menjadi privasi keduanya adalah latar belakang keluarga masing-masing. Mereka menyembunyikannya sangat rapat, bahkan tak ada yang berani menyentuh topik sensitif itu.

Keduanya menjadi dekat berkat kegemaran yang sama, yaitu menulis. Jaebum bahkan kini telah mengetahui siapa Crino dalam novel yang ditulis oleh Seulgi. Namun rasanya, waktu yang mereka lewati bersama terasa singkat.

"Seulgi-yaa, aku berharap, ini bukanlah pertemuan terakhir kita." Ucap Jaebum sambil menelusuri pinggir Sungai Han bersama Seulgi disebelahnya. Seulgi menoleh keheranan pada Jaebum.

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Tanya Seulgi.

"Karena kau tak punya hutang lagi padaku." Jawab Jaebum.

Mendengar jawaban Jaebum, Seulgi tertawa kecil dengan tangan kanannya yang digunakannya untuk menutup mulutnya. Menggemaskan, pikir Jaebum.

"Jaebum-aah, Lihatlah!" Seru Seulgi sambil menunjuk jembatan Banpo yang kini terlihat sangat indah dengan warna pelangi.

"Jaebum-aah, Lihatlah!" Seru Seulgi sambil menunjuk jembatan Banpo yang kini terlihat sangat indah dengan warna pelangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOME     | Seulgi ft Sehun JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang