02

720 101 3
                                    

Eunghh...

Mata sipit milik Seulgi perlahan terbuka, masih cukup gelap dan dingin di awal bulan ini. Ia mengucek matanya beberapa kali, menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang masih redup. Tangan Seulgi meraba-raba sekitarnya mencari remote televisi. Usai menyentuh permukaan remote, ia menekan tombol power off.

Seulgi lalu bangkit dari tidurnya, ia meregangkan badannya. Dilihatnya kamarnya yang sedikit berantakan, namun tetap saja nyaman baginya. Kamar apartemen bernuansa coklat yang cukup minimalis dengan kondisi cahaya lampu kuning yang mulai remang-remang.

Seulgi menoleh ke arah jam dinding yang berada di seberang tempat tidur.

"pukul 6." Katanya.

Ia beranjak turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk bersiap kerja.

Selepas mandi dan berpakaian, Seulgi melangkah ke dapur. Ia membuka pintu kulkas dan menatapnya agak lama.

"Bahan makanan sudah benar-benar habis." Katanya.

Ia lalu menuju meja makannya, diambilnya sehelai roti tawar yang berada dalam wadah kotak berwarna biru. Diambilnya sendok dan selai coklat di dekat wadah itu. Ia lalu mengoleskan selai coklat pada roti itu lalu memakannya.

Tring... Tring.. Tring..

Tanda panggilan masuk ponsel Seulgi yang berada diatas meja makan.

'Seulgi-ya, aku sudah sampai diparkiran apartementmu, cepatlah turun ini sangat dingin.'

"Ne... Aku kan segera turun, tunggu sebentar."

'Cepatlah Kang Seulgi.'

Tiiit....

Panggilan diputuskan sepihak oleh orang di seberang sana.

Seulgi buru-buru menghabiskan rotinya. Ia lalu mengambil tas 
selempangnya lalu memasukkan ponselnya dalam tas.

Ia buru-buru menuju parkiran di lantai paling bawah apartemennya. Sesampainya disana dilihatnya pria dengan jas hitam menunggu gelisah didepan mobil sport hitamnya.

Melihat Seulgi yang menghampirinya, lelaki yang tak lain bernama Song Mino melemparkan senyumnya pada perempuan itu.

"Kau menunggu lama?" Tanya Seulgi.

"Cukup lama." Kekeh Mino.

"Cepat masuk, dingin sekali." Ujar Mino.

Usai keduanya duduk dimobil, Mino menatap Seulgi sebentar lalu tersenyum.  Ia menyalakan mesin mobil kemudian mengemudikannya menuju ke kantor tempat bekerja mereka.

"Mengapa kau tidak menunggu didalam saja?" Tanya Seulgi.

"Tak tenang saja menunggu di dalam mobil." Jawab Mino.

"Aneh sekali seorang Song Mino." Kata Seulgi yang tak lama disusul kekehan kedua insan dalam mobil tersebut.

Tak banyak percakapan didalam mobil itu. Hanya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan dari Mino seputar buku kedua Seulgi yang baru terbit 1 minggu yang lalu. Tak banyak. Tak sampai 30 menit sampailah mereka di kantor.

"Duluan saja, aku ada urusan di lobby." Kata Mino.

"Siapa juga yang mau menunggumu." Kekeh Seulgi.

HOME     | Seulgi ft Sehun JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang