Prolog

1.6K 106 5
                                    


Sat, Feb 09

"Tapi besok ulang tahunku."

Suara pengunjung lain yang sedang bercengkrama disertai alunan musik memumenuhi kafe di tengah dinginnya Seoul hari itu. Namun, tidak dengan kedua insan di sudut kafe. Hanya keheningan dengan dua gelas kopi hangat di atas meja itu. Yang lelaki sibuk menunduk dan gadisya sibuk memahami.

"Maafkan aku." Ucap sang lelaki di tengah keheningan antara mereka.

Yang dimintai maaf tak menjawab, entah tak sanggup berucap lagi atau terlalu sibuk mengerti sang lelaki atau bahkan larut dalam kesedihan yang diakibatkan oleh lelakinya.

"Apakah aku pernah berbuat salah?" tanya gadis tersebut diiringi air mata yang terbendung.

Lelaki dihadapannya mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Lelaki itu menatap gadis yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya selama 3 tahun terakhir.

"Apakah aku pernah menyakitimu?" Tanya gadis itu lagi.

Dalam benak sang lelaki ingin sekali memeluk gadis yang sedang menahan tangis karenanya. Namun, rasa bersalah mampu mengalahkan benaknya itu.

"Tidak Seulgi-ya, ini semua salahku, aku tak pantas bersamamu."

Air mata yang tak bisa dibendung lagi, mengalir di pipi gadis itu.

"Jadi kau lebih pantas dengan Joohyun eonnie? apa itu artinya aku tak baik untukmu?" Tanya gadis bernama Seulgi itu.

"Kau layak mendapat yang lebih baik dariku Seulgi-ya." ujar lelaki itu.

"Mengapa aku percaya saat kau bilang Joohyun eonnie hanya sunbae-mu?  Mengapa aku tak langsung memukulmu saat melihatmu memeluknya?" Ucap Seulgi.

"Seulgi-ya cukup." Kata lelaki itu sambil berdiri.

Air mata Seulgi mengalir semakin deras akibat tingkah lelakinya. Melihat itu lelaki tersebut mengalihkan pandangannya. Tak kuasa memandang gadis yang telah ia sakiti menangis dihadapannya.

"Besok aku dan Joohyun noona  akan pergi ke Jepang, aku akan berkuliah disana dan ia akan bekerja disana jadi tolong jangan cari aku dan aku harap hatimu yang telah kusakiti itu cepat sembuh." Ucap lelaki itu panjang lebar.

"Aku harap kau cepat menemukan orang yang lebih baik dariku." Ucapnya lagi.

Lelaki itu hendak beranjak dari tempatnya itu. Hendak meninggalkan gadis yang masih terisak karena ulahnya.

"Sehun-aah." Panggil Seulgi.

Lelaki yang dipanggil namanya itu menoleh kearah suara serak tersebut.

"Terimakasih, semoga kau bahagia." Ujar Seulgi pada lelaki itu.

Lelaki bernama Sehun itu menatap Seulgi lekat, sangat tak sanggup rasanya untuk mengangkat kedua ujung bibirnya. Ia langsung berbalik dan melangkah meninggalkan kafe itu. Tempat ia menyatakan cinta pada gadis yang terlanjur disakitinya. Tempat ia berbagi kisah dengan gadis yang mencintainya itu.

Kringg

Bel pintu kafe berbunyi, menandakan bahwa lelaki itu sudah benar-benar meninggalkannya.

Gadis itu menangis, membiarkan air matanya mengalir, membiarkan emosi yang sejak lama ia tahan itu keluar. Ia meletakkan kedua telapak tangannya diwajahnya. Menutupi tangisnya dari orang-orang yang sibuk menikmati kebahagiaan ditempat itu.

Malam itu, malam kelulusan sekolah menengah atasnya, malam ulang tahunnya. Di malam yang penuh kebahagiaan itu, ia ditinggalkan oleh orang yang ia cintai. Membuat malam itu menjadi lebih berarti.

Ditengah gemerlap bintang malam langit Seoul, di tengah dinginnya bulan Februari, ia ditinggalkan oleh lelaki yang amat ia cintai selama tiga tahun. Mau bagaimana lagi nyatanya lelaki itu mencintai gadis lain. Mana bisa ia paksakan, mana bisa ia meminta lelaki itu untuk tetap tinggal dengan hati yang telah diisi gadis lain. Mau bagaimana lagi, tak ada yang bisa menentukan takdirnya selain tuhan kan. Dan yang ia bisa lakukan hanyalah menerima bukan?

Jangan lupa bahagia, reader...
Jangan lupa vomment story ini

HOME     | Seulgi ft Sehun JaebumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang