[11]. Revealed

1.4K 146 29
                                    

Hingga detik ini Rosie masih tidak mengerti kenapa pada saat dia yang mengajak Richan untuk bertemu lebih dulu, Richan seakan sengaja menghilangkan jejak darinya.

Kemarin, Rosie sudah menunggu Richan sampai pukul 11 malam, namun Richan sama sekali tidak memperlihatkan batang hidungnya, hilang tiba-tiba seperti ditelan bumi.

Puluhan pesan singkat yang Rosie kirimkan kepada Richan pun tak kunjung mendapat respon, seperti sengaja menghindar untuk dikejar, atau mungkin ini balasan untuk Rosie karena sebelumnya dia sudah lebih dulu memperlakukan Richan seperti ini.

Semacam karma tapi belum terasa pahit, tidak tahu besok atau nanti, semuanya bisa berubah bukan?

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi iris coklat gelap itu seakan tidak bisa beralih dari benda pipih yang tergeletak disebelah tubuhnya.

Rosie menghela napas berat, sudah sekitar 4 jam berlalu tapi hingga saat ini Rosie  masih diposisi yang sama, berbaring dengan kedua tangan dilipat didepan dada, sesekali mengacak rambutnya dengan kasar.

Hingga suara yang berasal dari teriakan Jenny menginterupsi, mengisi kesunyian malam ini, lagi-lagi Rosie menghela napas berat, ternyata datang kepada Jenny dengan suasana hati yang sedang kacau seperti ini bukanlah pilihan yang tepat.

Sebenarnya bukan keinginan Rosie untuk bertamu kerumah Jenny, ini semua gara-gara Dion, setelah mendapat dukungan dari Rosie, Dion malah datang kerumahnya diwaktu yang tidak tepat, Dion juga tega mengusir Rosie hanya untuk bicara empat mata dengan kakaknya.

Ya, daripada Rosie bertengkar gara-gara hal sepeleh, lebih baik Rosie mengalah untuk kepentingan kakaknya sendiri, selain kasihan Rosie juga sudah tidak tahan melihat kakaknya kesepian tanpa si penjaga hati.

"Ochi!" Jenny langsung melompat ketempat tidur sampai membuat tubuh Rosie yang sedang berbaring terguncang.

Jenny mengangkat ponselnya keudara dengan sangat antusias. "Lo- gawat! Ini benar-benar gawat"

Rosie mengubah posisinya yang semula berbaring kini duduk ditepi tempat tidur sembari memijat pelipisnya karena kepala yang sedikit pusing.

"Kenapa sih? Berisik banget" Omel Rosie pada Jenny. Gadis berpipi tembam itu malah berdecih, mengarahkan Rosie untuk menghadap dirinya.

"Ini, gue punya berita penting yang bakal bikin lo syok berat. Beneran" Ujar Jenny meyakinkan.

Dahi Rosie berkerut. "Memangnya apaan?"

Gadis dengan pipi bulat itu menyodorkan ponselnya pada Rosie. "Ini, lo lihat. Kak Leon ditangkap karena udah bikin anak orang hamil dan dia enggak mau tanggung jawab!"

Rosie sedikit terkejut namun tetap ingin terlihat biasa saja, tidak mungkin juga Leon yang dia kenal akan berbuat seperti itu? Itu akan terdengar sangat mustahil.

"Jangan bercanda" Rosie menyingkirkan ponsel itu dari hadapannya.

"Aku serius Rosienna Sheakilla, ini beritanya udah nyebar dimana-mana"

"Kok bisa sih?" Rosie jadi penasaran.

Jenny menatap ponselnya lekat-lekat kemudian menarik napas panjang sebelum menjelaskan kronologi lengkap yang dia dapatkan dari berita itu.

"Katanya, Kak Leon udah lama nyewa beberapa cewek buat senang-senang, tapi enggak nyangka kalau ada salah satu dari mereka yang ngaku kalau lagi hamil anaknya Kak Leon, terus disini tertulis katanya kegiatan terlarang ini udah kayak kegiatan rutin yang dilakuin sama Kak Leon setiap akhir bulan. Belum tahu apa tujuannya, tapi gue benar-benar enggak nyangka ternyata Kak Leon bisa begitu"

Intricate✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang