[13]. It's time

1.5K 157 8
                                    

Pada akhirnya tujuan terakhir Rosie untuk mencari informasi tentang Richan dan perempuan itu adalah Savano. Rosie benar-benar bingung dan tidak bisa menunggu terlalu lama, untung saja dia masih ingat jika Savano adalah teman satu-satunya yang Richan punya dan kebetulan Rosie sudah sempat beberapa kali diajak bertamu keapartemen Savano.

Sebenarnya jika dia mau, dia tidak perlu repot-repot datang keapartemen Savano, dia bisa saja langsung datang kerumah Richan, tapi sesuai permintaan Dion, Rosie harus menunggu aba-aba darinya karena keadaan dirumahnya saat ini sedang tidak memungkinkan untuk menerima kedatangan Rosie secara tiba-tiba.

Benar. Mungkin Rosie sudah tidak punya malu, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membesarkan gengsi, dalam suatu hubungan harus ada timbal balik, tidak mungkin hanya mengandalkan satu orang saja, jika yang satu berhenti maka yang satunya juga harus berlari, tapi jika keduanya sudah memutuskan untuk berhenti itu artinya perpisahan adalah jalan keluar yang harus diterima dengan lapang dada.

Mengerti maksudku? Cinta adalah dua orang yang menyatu, dua orang yang terlibat untuk membangun suatu hubungan yang sempurna, jika hanya satu orang yang bekerja maka bangunan itu tidak akan pernah bisa berdiri dengan kokoh dan sempurna.

Begitulah kira-kira yang saat ini Rosie rasakan, rupanya berpisah bukanlah akhir yang menyenangkan dalam suatu hubungan, pada akhirnya dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa direlung hati yang paling dalam, Richan masih tetap menjadi pemiliknya.

Jika Richan sudah berjuang maka Rosie pun akan berjuang, bukan- bukan memaksa untuk mengembalikan sesuatu yang telah berpindah ketempat semula, hanya saja Rosie ingin membuktikan jika sesuatu itu telah digariskan untuknya maka dia akan berusaha mengembalikannya, jika bukan pun Rosie akan mengikhlaskan semuanya kepada takdir.

Tidak ada salahnya mencoba. Menyerah sebelum berperang juga tidak akan menyelesaikan semuanya.

Ding.. Dong..

Rosie terus menekan tombol bel yang ada disebelah pintu apartemen berkali-kali, cukup lama meratapi pintu berwarna cokelat itu sampai akhirnya terbuka, memperlihatkan seorang laki-laki bertubuh tinggi, sebut saja dia Savano.

Savano yang saat itu sedang telanjang dada pun langsung buru-buru menutup pintu kembali, tidak menyadari jika yang akan datang kali ini adalah Rosie. Rosie membalikkan badannya, seperkian detik kemudian Savano kembali membuka pintu, tapi kali ini tubuhnya sudah berbalut kaus hitam lengkap dengan kaca mata yang bertengger dihidungnya, menutupi kedua matanya yang- bengkak mungkin.

"Hai, Savano" Sapa Rosie dengan suara yang begitu lembut, lalu dibalas anggukan pelan dari Savano.

Pria itu sedikit membenarkan kaca mata berwarna hitam gelap itu kemudian mempersilahkan Rosie masuk. "Masuk aja. Gue tau lo pasti bakal datang kesini, gue juga udah nunggu hari ini tiba"

Dahi Rosie berkerut, melayangkan tatapan penuh tanya kearah Savano. "Apa maksud lo? Omong-omong kenapa lo pakai kaca mata hitam didalam ruangan?"

"Oh. Mata gue sembab, baru bangun tidur. Soal Richan, gue enggak tahu sekarang dia ada dimana, udah lama kami enggak ketemu, terakhir ketemu sih dihari ulang tahun dia dan dia cerita ke gue kalau saat itu lo ngajak dia ketemu, lo tau? Dia seneng banget saat itu, tapi kebahagiaan dia enggak bertahan lama setelah tahu alasan lo ngajak dia ketemu cuma buat kasih lihat bahwa lo udah dapetin pengganti dia, dia bener-bener hancur saat itu. Dia udah berusaha berubah buat memperbaiki hubungan kalian, tapi setelah dia bersungguh-sungguh buat berubah lo malah begitu, mesra-mesraan sama cowok lain ditengah banyak orang" Tutur Savano panjang lebar, laki-laki bersurai hitam itu menjelaskannya lebih dulu, seperti telah mengetahui pertanyaan seperti apa yang akan dilontarkan oleh Rosie.

Intricate✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang