Setelah kurang lebih 6 jam diudara, akhirnya mereka tiba di Melbourne. Ya, Richan dan Rosie, keduanya bersama-sama terbang ke Melbourne untuk menjenguk sekaligus menjaga nenek Rosie.
Sebenarnya Rosie tidak menyuruh Richan untuk ikut dengannya, tapi tidak tahu kenapa Richan malah membawa koper menemui Rosie dibandara dan menawarkan diri untuk ikut serta menjenguk nenek Rosie.
Nenek kamu nenek aku juga kan?
Kalau sudah seperti itu, Rosie tidak bisa apa-apa, dia hanya mengangguk guna mengiyakan ucapan yang dilontarkan oleh Richan dan disinilah mereka berakhir, disebuah rumah berlantai dua milik nenek Rosie.
Rosiemenekan tombol bel yang ada disebelah pagar berkali-kali sampai akhirnya terdengar sahutan yang berasal dari dalam rumah. Pagar tinggi berwarna putih itu pun terbuka lebar dan memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan mengenakan setelan berwarna putih hitam.
"Oh. Rosienna lama tak berjumpa—" Ucapan wanita yang diduga sebagai dokter pribadi keluarga Rosie itu pun menggantung diudara ketika melihat sosok laki-laki yang ada disebelah Rosie. "Kamu sudah menikah? Kenapa enggak kasih tahu?"
Baik Rosie maupun Richan sama-sama terkejut, mereka saling melemparkan tatapan satu sama lain. Rosie menggeleng dengan cepat. "Enggak. Aku belum nikah, kami—"
"Akan segera menikah, kami akan ngasih tahu bibi lebih dulu. Tenang aja" Sahut Richan memotong ucapan Rosie, gadis itu seketika melotot lalu melayangkan pukulan keras tepat diperut Richan.
"Kamu ini—" Bisiknya pelan diiringi kekehan pelan dari Richan dan Dokter Ashley.
Dokter Ashley mengangguk paham "Oh begitu, semoga urusan kalian nanti akan berjalan dengan lancar ya"
"Semoga aja" Rosie tersenyum malu-malu, "Tapi alangkah baiknya Alice dulu yang menikah baru kami"
"Tak masalah, kalau kalian lebih siap kenapa harus menunggu nanti?" Ujar Dokter Ashley. Keduanya hanya tersipu. "Ayo masuk, Nyonya sudah menunggu kamu didalam, dia pasti senang bisa lihat cucunya bawa calon suami"
"Bibi—" Rona merah jambu kini memenuhi kedua permukaan pipi tembam Rosie, gadis itu menunduk, mengikuti langkah kaki Ashley untuk masuk kedalam rumah, tentu saja bersama Richan yang ikut berjalan disebelahnya.
"Jangan gugup, nenek pasti enggak akan nyuruh kamu buat nikah sekarang" Goda Richan sembari menekan pelan pipi Rosie
"Diem, Richan!"
🍍
"Nenek" Rosie langsung berhambur memeluk tubuh neneknya yang masih terbaring ditempat tidur. "Nenek enggak apa-apa?"
Nani Frizuella —nenek Rosie— mengangguk sambil melengkungkan senyuman kearah cucunya, memberitahu bahwa dia tidak apa-apa. "Nenek baik-baik aja" Nani mengusap pucuk kepala cucunya itu dengan lembut.
"Kamu baru sampai kan? Istirahat dulu diatas, nenek sudah siapkan sebelum kamu datang" Atensi Nani beralih menatap laki-laki yang tengah membawa koper mendekati mereka, matanya menyipit. "Dia suami kamu?"
Rosie mengernyit, berbalik melirik Richan. "Dia? Maksud nenek Richan Devloey?" Lagi-lagi Rosie menggeleng lalu menghela napas berat. "Bukan. Dia—"
Richan yang sedari tadi sudah menarik ujung bibirnya lebar-lebar pun tidak akan menyia-nyiakan momen ini, laki-laki bertubuh jangkung itu menyisir poni hitamnya kebelakang menggunakan jemarinya, memancarkan ketampanan tiada tara lewat dahinya.
Tangannya terulur. "Kenalkan nek, Richan Devloey, calon suami Rosienna Sheakilla" Ucap Richan dengan percaya diri, tak lupa senyum tipis dia selipkan agar terlihat ramah dan sopan didepan Nani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intricate✔️
Romance[COMPLETED] Rosie sudah menjalani hubungan bersama Richan selama 3 tahun. Selama itu pula Rosie harus bertahan dengan sikap tempramental dari seorang Richan. Awal yang dibalut dengan kesan hangat itu perlahan berubah seiring berjalannya waktu, Richa...