Taehyung menggoreskan tintanya pada kertas yang penuh oleh coretan dan tulisan juga gambar-gambar aneh yang ia ciptakan.
Matanya melirik pada liontin yang terpasang indah di lehernya.
"Siapa? Siapa sebenarnya kamu?" Gumam Taehyung sambil menyentuh liontin di lehernya."Oy, kenapa melamun?" Jimin datang dari belakang, merangkul lalu memilih duduk di samping Taehyung, duduk sebelah bangku Taehyung yang kosong.
"Jim, apa cita-citamu?" Tanya Taehyung membuat raut wajah Jimin menjadi serius. Jimin berdehem sebentar kemudian memasang senyum di wajahnya.
"Entahlah, sekarang tidak ada yang menghalangi masalah cita-cita dan masa depanku. Tapi ada satu yang menganggu pikiranku saat ini, aku merasa bahwa...ada seseorang yang aku lupakan, entah siapa." Taehyung menatap Jimin lamat, menatap liontin yang terpasang di lehernya.
"Sama, selama ini ada seseorang yang hilang." Gumam Taehyung memilih untuk meletakkan kepalanya di atas meja.
Bel pulang telah berbunyi, membuat Taehyung merapikan tasnya dan berjalan keluar kelas. Langit kini berubah mulai menghitam, angin juga semakin kencang membuat banyak daun beterbangan.
Langkah Taehyung terhenti, beberapa meter di depannya ada seorang wanita yang tersenyum menatapnya.
"Tae...ini aku, lama tak berjumpa." Taehyung mengangguk pelan, kemudian menghela napasnya."Eoh, kudengar kau akan menjadi idol?" Tanya Taehyung pada Lisa membuat gadis itu mengangguk dan memasang senyum di wajahnya.
"Aku akan menjadi trainee, kurasa aku akan merindukan kenangan ini semua. Dan liontin yang indah." Ucapan Lisa membuat Taehyung meraba liontinnya yang terpasang di lehernya.
"Eum, aku pergi." Pamit Taehyung meninggalkan Lisa dan memilih untuk berjalan pulang.
"Kau telah berubah, gadis itu rupanya berhasil..." lirih Lisa tersenyum menatap punggung Taehyung yang semakin menjauhinya.
***
Utopia yang kini jauh berbeda dari negeri Utopia yang sebelumnya.
"Sohyun-ah, bukankah lebih baik untuk tetap tinggal di istana?" Cicit gadis berwajah imut yang duduk di sebelah gadis berponi yang kini rambutnya menjadi pendek."Saeron-ah, bukankah bagus bila aku mendapatkan pengalaman? Lagipula bukankah kau seharusnya membelaku?!" Selidik Sohyun membuat Saeron--gadis berwajah imut itu menutup bibirnya rapat-rapat.
"Mian Sohyun-ah, tapi aku tidak setuju dengan pendapatmu kali ini. Jadi, aku lebih suka bila kau tetap di istana." Usul Saeron membuat Sohyun menghela napas.
"Entahlah, aku hanya merasa kalau aku perlu turun ke bumi..." lirih Sohyun membuat Saeron menggigit bibir bawahnya ragu.
"Kurasa kau perlu istirahat, aku pergi." Pamit Saeron membuat Sohyun menatap kepergian sahabatnya sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Kim [END] ✔
General FictionSekencang apapun angin menerpa, daun tak akan pernah membencinya. Ia terus bertahan dan terus bertahan tanpa mengeluh, tapi akankah daun itu bertahan? Terus bertahan saat angin kapanpun dapat menerbangkannya setiap saat. Waktu sangat berharga, oleh...