Sana dan Tzuyu sedang menyusuri taman di bawah sinar bulan. Mereka memutuskan untuk berjalan-jalan malam di sekitar kosan Sana setelah Sana selesai bekerja hari ini. Sana merasa sedang tidak enak hati dan merasa butuh udara segar, karna itu Tzuyu mengajak Sana untuk berjalan-jalan di sekitar taman sebelum pulang ke kosan Sana.
Sana memejamkan matanya sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dan rambutnya. Ntah kenapa dia sedang tidak merasa tenang akhir-akhir ini dan dia merasa butuh udara segar untuk menghilangkan rasa tidak tenangnya. Tzuyu yang berada di sampingnya hanya diam dan membiarkan Sana untuk menikmati hembusan angin malam ini. Tzuyu memperhatikan wajah samping Sana yang sangat indah. Dia selalu suka memandangi wajah Sana karna menurutnya itu sangat menenangkan.
"Udah puas liatinnya?" Tanya Sana membuka matanya lalu menolehkan kepalanya menatap Tzuyu. Tzuyu langsung mengalihkan pandangannya dan membuat Sana tertawa.
"Cie merah pipinya." Ucap Sana mencolek pipi Tzuyu. Tzuyu menarik jari Sana yang mencolek dan berpura-pura akan menggigitnya.
"YAAA!" teriak Sana menarik dengan cepat tangannya dari Tzuyu. Tzuyu tertawa keras melihat wajah Sana yang kesal.
"Udah tenang?" Tanya Tzuyu setelah beberapa saat mereka terdiam.
"Lumayan. Makasih ya." Ucap Sana tersenyum kepada Tzuyu. Tzuyu membalas senyuman itu sambil menepuk puncak kepala Sana pelan.
"Gue liat tadi lo udah bareng Mina sama Momo lagi. Udah baikkan?" Tanya Tzuyu mengingat tadi saat kejadian di pinggir lapangan Sana bersama dengan kedua sahabatnya. Sana menganggukkan kepalanya.
"Iya, gue udah baikkan sama mereka dan mereka juga udah tau tentang kita.." Ucap Sana memelan saat mengucapkan kalimat terakhir. Tzuyu melirik ke arah Sana.
"Oh iya?"
"Iya. Mereka bilang apa yang jadi kebahagiaan gue, mereka bakal dukung itu." Ucap Sana yang membuat Tzuyu menganggukkan kepalanya.
"Bagus kalau gitu.." Ucap Tzuyu dengan pelan. Sana melirik ke arah wajah Tzuyu yang sedang menatap lurus ke arah pepohonan di depan. Dia membahas ini sebenarnya ingin Tzuyu kembali menyatakan perasaannya dan mereka bisa resmi berpacaran. Dia tidak mau hubungan mereka menggantung tanpa status terus menerus.
Sementara itu Tzuyu sedang berpikir setelah mendengar cerita Sana bahwa kedua sahabatnya setuju dengan hubungan mereka. Bukankah itu artinya mereka bisa mulai berpacaran? Apa dia harus kembali menyatakan perasaannya untuk meresmikan itu?
Banyak pertanyaan di dalam pikirannya tentang semua itu. Karna ini adalah yang pertama baginya jadinya dia masih tidak tau harus berbuat apa. Tzuyu melirik ke arah Sana yang menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya. Mungkin memang dia harus menyatakan perasaannya kembali untuk meresmikan hubungan mereka.
"Uhm.. Sana?" Panggil Tzuyu sambil menghadap ke arah Sana.
Sana mengangkat kepalanya lalu menatap Tzuyu, "Iya?"
Tzuyu menghembuskan nafasnya perlahan dan berharap bahwa Sana tidak bisa melihat kegugupannya yang tiba-tiba saja datang.
"Uh.. Sahabat lo udah tau hubungan kita kan? Dan mereka dukung lo apapun itu kalau buat kebahagiaan lo.."
Sana menganggukkan kepalanya dan mulai merasa deg-degan karna dia sepertinya tau apa yang akan di bicarakan oleh Tzuyu.
'Shit kok susah banget buat ngomongnya.' Batin Tzuyu yang tiba-tiba saja kehilangan kata. Sana memiringkan kepalanya menunggu kelanjutan ucapan Tzuyu. Tzuyu menghela nafas panjang lalu menatap dalam mata Sana.
"Jadi.. Apa ini waktu yang tepat untuk mengikat hubungan kita? Gue emang udah pernah bilang sama lo.. Tapi gue akan ngomong sekali lagi sama lo. Dan gue serius untuk ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Self
FanfictionTzuyu di kenal dengan julukan 'Bad Girl' karna kelakuannya yang tidak tau aturan. Walaupun sering membuat onar, dia selalu lolos dari semua hukuman karna dia anak dari pemilik sekolah. Sampai seorang murid baru bernama Sana bisa membuatnya berubah m...