10

3.9K 379 21
                                    

Sejak keterbukaan antara keduanya di rooftop kemarin, Sana dan Tzuyu terlihat semakin dekat. Pertemuan mereka saat membahas lagu pun lebih hidup dan di hiasi dengan tawa dengan saling mengejek satu sama lain. Walaupun Sana bisa melihat sifat Tzuyu yang lebih playfull dan tawa yang lebih lepas saat mereka berdua bersama, tapi saat di luar Tzuyu tetap Tzuyu yang memakai topeng.

Saat mereka tidak bersama dan bertemu dengan kelompok masing-masing, keduanya terlihat seperti tidak saling kenal. Tzuyu memang mulai membuka dirinya pada Sana namun tidak pada orang di luar sana.

Tzuyu yang sedang melamun memperhatikan langit dari rooftop tiba-tiba saja menoleh mendengar suara pintu terbuka.

"Benerkan gue, lo pasti di sini." Tzuyu tersenyum tipis mendengar suara yang akhir-akhir ini selalu terngiang-ngiang dalam pikirannya.

"Ngapain lo bawa itu?" Tanya Tzuyu melirik ke arah kotak P3K yang berada di tangan Sana.

"Buat apa lagi kalau bukan wajah lo itu." Ucap Sana memutar bola matanya malas.

"Kenapa lo tau muka gue kaya gini padahal kita belum ketemu dari pagi."

Sana duduk di samping lalu membuka kotak P3Knya.

"Lo di panggil Jihyo dan lo ga dateng kan? Ji selama jam kosong tadi cerita kalau lo bikin masalah lagi tadi pagi sama sekolah sebelah."

Tzuyu tersenyum miring dan terkekeh, "Gue yang bikin masalah..."

Walaupun Tzuyu berbicara pelan namun Sana masih bisa mendengarnya.

"Bukan lo yang bikin masalah?" Tanya Sana sambil mengobati luka di wajah Tzuyu. Untungnya kali ini tidak banyak luka dan hanya ada sedikit lebam.

"Dari awal bukan gue dan anak-anak sini yang bikin masalah. Mereka yang selalu nantang duluan, gue awalnya ga mau memperdulikan mereka tapi waktu itu Seolhyun di keroyok dan harus di rawat beberapa hari di rumah sakit. Gue marah dan ga terima sahabat gue habis sama mereka dan di situlah awal mulanya pertengkaran kita di mulai. Dan untuk keluar dari itu semua udah susah, masing-masing dari kita udah memendam dendam yang ga akan hilang." Ucap Tzuyu bercerita dengan lancar pada Sana yang sibuk mengobati luka Tzuyu.

Awalnya Tzuyu tidak bisa dengan santai dan lancar bercerita pada Sana tentang masalahnya tapi kenyaman yang di berikan Sana membuatnya bisa dengan nyaman bercerita apa pun pada Sana.

"Rumit juga masalahnya kalau soal dendam. Lo ga cerita yang sebenernya sama Jihyo? Ya mau gimana pun kan di awal udah salah sekolah sebelah." Ucap Sana.

"Buat apa? Dia ga akan percaya apa yang gue omongin." Ucap Tzuyu.

"Kenapa lo bilang gitu? Lo kan belum cerita sama Ji yang sebenernya."

"Karna ga akan ada yang pernah percaya apa yang gue omongin." Ucap Tzuyu menatap lurus ke arah langit di atas.

"Gue percaya!" Ucap Sana menatap Tzuyu.

Tzuyu tersenyum lalu menatap Sana, "Ya cuman lo dan itu kenapa cuman sama lo, gue bisa cerita apa pun dengan nyaman."

"Huh.. Yaa.. Bagus kalau lo ngerasa nyaman kalau cerita sama gue." Ucap Sana yang tiba-tiba saja tergugup saat Tzuyu menatap matanya.

Tzuyu tertawa kecil melihat wajah Sana yang terlihat merona saat memalingkan wajahnya.

"Itu cincin persahabatan lo sama Momo dan Mina?" Tanya Tzuyu melirik ke arah jari tengah Sana terdapat sebuah cincin berwarna silver yang tersapat sebuah tulisan 'MiSaMo'

"Oh ini? Iya ini cincin couple sama Momo dan Mina." Jawab Sana dengan gembira. Dia jadi teringat saat ketiganya berlibur bersama di Jepang dan membeli cincin ini sebagai tanda persahabatan mereka.

Be Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang