33

6.1K 383 115
                                    

"SHIT!" umpatnya dengan keras saat melihat Sana terikat dikursi dalam keadaan tidak sadar. Tzuyu dengan cepat berdiri dari duduknya dan berlari keluar yang membuat empat orang yang berada di ruang keluarga terkejut.

"Tzuyu, mau kemana kamu?" tanya Andriana sambil berdiri dan mendekati Tzuyu yang terlihat sangat panik. Namun Tzuyu tidak menjawab sama sekali.

"Tzu!" ucap Jihyo menahan tangan Tzuyu yang baru saja mengambil jaket dan kunci motornya. Dia memang datang karena Andriana memberitahunya mengenai semuanya dan khawatir dengan keadaan Tzuyu.

Jihyo terkejut melihat mata Tzuyu yang memerah, terlihat jelas ada rasa khawatir, takut, dan juga amarah di matanya. Dan Jihyo tidak pernah melihat Tzuyu yang seperti itu selama ini. Ini jelas lebih dari saat Tzuyu tak terkendali.

"Lepas!! Sana dalam bahaya! Gue harus kesana!" teriak Tzuyu berusaha melepaskan tangan Jihyo darinya.

"Sana? Kenapa sama Sana?" tanya Jihyo dengan panik. Mendengar sahabatnya dalam bahaya membuatnya menjadi ikut panik.

"SANA DALAM BAHAYA! LEPASIN GUE! GUE HARUS KESANA!!" teriak Tzuyu dengan sekuat tenanga. Pikirannya sudah kacau memikirkan semua bahaya yang akan terjadi pada Sana.

"JELASIN DULU ADA APA?! GUE BISA BANTU LO!" teriak Jihyo yang melihat Tzuyu sudah mulai tak terkendali.

Cecil yang melihat suasana semakin tak terkendali, tidak bisa tinggal diam. Dia menghembuskan nafasnya perlahan lalu mendekati Tzuyu yang masih berusaha menarik tangannya dari Jihyo yang tak akan melepaskannya sebelum ia menjelaskan apa yang terjadi. Cecil dengan pelan memengang kedua bahu Tzuyu dan menatap dalam ke arah mata Tzuyu.

"Tzuyu... tenang.. kamu harus tenang dulu." ucapnya lembut. Andriana bersiap di belakang Cecil karena dia takut Tzuyu akan mendorongnya dengan kasar namun yang terjadi membuat semua orang disana terkejut. Tzuyu terlihat langsung diam dan menatap ke arah mata Cecil.

"Sana dalam bahaya.." desis Tzuyu yang seperti terhipnotis oleh tatapan Cecil yang memperlihatkan kasih sayang.

"Tenang.. Kasih tau kita ada apa dan kita akan bantu temuin Sana. Kamu mau ngasih tau kita?" tanya Cecil dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Tzuyu sempat terdiam lalu perlahan memberikan hpnya dengan tangan yang bergetar. Melihat itu Jihyo langsung mengambil hpnya dan melihat apa yang ingin Tzuyu perlihatkan. Matanya membulat sempurna melihat pesan dari Sana. Dia langsung menatap ke arah Tzuyu yang masih terdiam menatap mata Cecil.

"Ka Ji ada apa?" tanya Shuhua yang sedaritadi diam. Jihyo tak menjawab pertanyaan Shuhua dan langsung mendekati Andriana.

"Om kita butuh bantuan Om Alex dan orang-orang Om." ucap Jihyo yang membuat Andriana langsung melihat isi pesan dan foto Sana. Andriana pun langsung menghubungi Alex.

"Sana..." lirih Tzuyu dengan badan bergetar. Cecil yang melihat itu menangkup wajah Tzuyu dengan kedua tangannya lalu mengecup kening Tzuyu dan menahannya sejenak.

"Sana akan baik-baik aja. Kita akan nemuin dia dan bawa dia pulang." bisik Cecil setelah melepaskan kecupannya. Tzuyu yang mendengar bisikan lembut dan juga ciuman dikeningnya ntah mengapa menjadi sedikit tenang dan rileks. Ia terdiam dan menatap kosong ke arah mata Cecil yang begitu hangat dan menenangkan. Dia bisa merasakan kasih sayang yang sudah lama hilang sejak Bundanya pergi. Dan itu membuatnya merasa nyaman.

~

Kini Sana duduk disebuah kursi dengan tangan dan kaki yang terikat dalam keadaan yang masih belum sadar. Beberapa saat kemudian Sana membuka matanya perlahan dan menunduk saat sebuah cahaya menyilaukan pandangannya. Ia mencoba memfokuskan pandangannya untuk melihat sekelilingnya. Namun yang ia lihat hanyalah ruangan kosong yang tak dikenalinya, ruangan yang terlihat sudah tak terpakai lama.

Be Your SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang