Tzuyu menatap jam tangannya yang pecah dengan tatapan kosongnya. Dia sedang berada di rooftop dan menunggu Sana yang sedang mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya. Mungkin menurut orang lain dia sangat berlebih karna hanya jam tangan dia membuat kekacauan seperti tadi. Tapi untuknya jam tangannya ini sangat berharga dari apapun. Banyak kenangan yang tersimpan dalam jam itu.
Tzuyu mengalihkan pandangannya saat pintu terbuka dan melihat Sana kembali dengan kotak P3K di tangannya.
"Gue paling ga suka ngeliat wajah lo kaya gini. Udah bagus akhir-akhir ini muka lo ga pernah babak belur lagi. Eh sekarang ada lagi." Ucap Sana yang mulai mengobati luka-luka Tzuyu.
Tzuyu hanya diam lalu menatap kembali jam tangan yang di pegangnya. Sana melirik ke arah jam tangan Tzuyu.
"Mau cerita tentang awal permasalahan tadi?" Tanya Sana.
Tzuyu menghela nafas berat lalu menceritakan semuanya dari awal mengenai kejadian tadi.
"Gue tau buat sebagian orang ini hal sepele karna cuman jam ini gue emosi dan buat kekacauan. Tapi lo tau gimana pentingnya jam ini buat gue. Banyak kenangan yang tersimpan di sini." Ucap Tzuyu setelah menyelesaikan ceritanya tentang kejadian tadi pada Sana.
"Dan anak itu bilang jam ini sampah.. Gue ga terima itu." Desis Tzuyu penuh emosi sambil menggenggam erat jamnya.
"Jangan di genggam erat gitu. Tangan lo bisa luka kena pecahan kecilnya." Ucap Sana yang membuka genggaman itu dan mengambil jam yang di pegang Tzuyu lalu memasukannya ke dalam sakunya.
Sana menggenggam tangan Tzuyu lalu mengusapnya dengan pelan.
"Gue tau lo emosi tapi dengan marah dan pake kekerasan ga akan bisa merubah apa yang udah terjadi. Chaeryoung pun ga salah karna dia ga sengaja nabrak lo dan dia ga tau seberapa berharganya jam itu buat lo." Ucap Sana.
"Lo belain dia?!"
"No no! Dengerin dulu.." Sana terlihat panik melihat Tzuyu yang terlihat salah paham dengannya.
"Gue ga belain dia. Gue cuman mau lo mikir lebih panjang dan ga pake emosi. Ga semua masalah bisa selesai dengan kekerasaan Tzu. Lo bisa bicarain baik-baik ke Chaeryoung dan cari jalan keluarnya buat bikin masalah selesai, ntah itu lo minta ganti atau lo maafin dia karna dia ga tau apa-apa di balik jam itu." Ucap Sana berusaha menjelaskan kepada Tzuyu agar tak salah paham.
"Tentang lo dan Dahyun.. Gue ga tau harus gimana, Dahyun dan lo udah ada masalah dan emosi masing-masing kalau saling berhadapan. Kekesalan dan amarah yang terpendam itu bakal keluar dengan sendirinya kalau kalian berdua ketemu. Bukan cuman masalah ini aja, masalah lo yang ga sengaja nyenggol salah satu dari kita aja bisa bikin emosi Dahyun kepancing. Itu yang bikin kalian jadi ga terkontrol." Ucap Sana yang membuat Tzuyu tertawa sinis.
"Dia yang terlalu benci sama gue. Gue selalu berusaha ga berurusan sama dia tapi hal kecil kaya gitu aja dia kepancing." Ucap Tzuyu.
"Iya gue tau itu. Dan itu akan terus berlanjut kalau kalian ga mau saling meluruskan semuanya." Ucap Sana yang membuat Tzuyu terdiam.
Sana yang melihat Tzuyu terdiam berpikir melepaskan genggamannya lalu membereskan kotak P3K setelah mengobati luka Tzuyu.
Tzuyu memperhatikan Sana yang sedang membereskan kotak P3K itu dan teringat dengan perkataan Dahyun saat di depan kelasnya tadi.
"Besok lo ada acara?" Tanya Tzuyu tiba-tiba yang membuat Sana langsung menatap Tzuyu.
"Besok? Kita kan ada jadwal." Jawab Sana.
"Setelah itu." Sana berpikir lalu mengingat besok dia ada janji pergi bersama Dahyun.
"Oh itu ada." Jawab Sana terlihat ragu memberitahu Tzuyu karna dia akan pergi bersama Dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Self
FanfictionTzuyu di kenal dengan julukan 'Bad Girl' karna kelakuannya yang tidak tau aturan. Walaupun sering membuat onar, dia selalu lolos dari semua hukuman karna dia anak dari pemilik sekolah. Sampai seorang murid baru bernama Sana bisa membuatnya berubah m...