#6

33K 1.3K 174
                                    


Flop!Flop!Flop!

"Ahhh lubang Deo nikmat masih sempit ahh ahh" erang Jui yang terus menerjang hole Deo dengan juniornya.

"Ahhh ah! Pelan-pelanh ahhhhs terlalu cepet" Deo yang berada di posisi bawah meremas seprai kasur dengan sangat kencang.

"uhg sakitt sakitt" batin Deo mengerang.

"Deo sayang, abang Jui keluarin di dalem ya" nada erotis Jui terdengar ditelinga seperti membelai cuping Deo.

"Gak! Deo gak mau!" raut wajah Jui kini berubah dan atmosfer dekat Jui terasa gelap. Genjotan pun terhenti seketika.

Rasa khawatir di dalam hati dan jantung yang berdebar karena melihat ekspresi Jui.

"udah selesai ya? Syukur deh kalau gitu" bangga Deo di benaknya.

Tapi saat Deo mau beranjak pergi...tiba-tiba Jui membalik posisi tubuh Deo dan menggendongnya berhadapan muka dengan Jui.

"A-abang Jui, bang Jui mau apa?!" teriakan Deo tetap dihiraukan oleh Jui yang terus menggendongnya.

"Sttt diem, Deo sayang tinggal nikmatin aja" tangan Jui mengelus surai rambut Deo.

Jui terus melangkah dan kini Jui mendorong tubuh Deo di tembok.
Spontan kaki Deo melingkar dipinggang Jui dan tangannya berpegangan erat di pundak Jui.

Flop! Flop! Flop!

Suara hentakkan junior Jui bergerak naik turun menerobos hole Deo.

"Ahhh ahhmpps ahh hmms" desahan Deo membuat Jui semakin semangat menerobos holenya.

"Ah Deo nikmatin ya babyh" bagai di sihir oleh suara Jui yang menggoda, Deo mengangguk setuju.

Deo menenggelamkan kepalanya di bahu Jui, sesekali juga menciumi leher Jui.

"Hm? Kenapa abang Jui berenti?" tanya Deo yang kebingungan ketika Jui mengghentikan genjotannya.

"Abang Jui cape berdiri, kita ke kasur aja" langkah kaki Jui membawa Deo ke kasur dan melepaskan tautannya.
Tubuh Jui yang basah karena keringat terlihat membaringkan diri sejenak.

Criet~ (sfx : bunyi kasur)

"Abang Jui kalau cape biar Deo aja yang gerak" entah apa yang merasuki pikiran Deo hingga kata-katanya membuat Jui tersenyum senang.

"Boleh sayang" yang tadi Deo duduk di samping sekarang sudah duduk diatas tubuh Jui. Junior Jui juga kembali menegang.

Perlahan-lahan, Deo mengarahkan junior Jui yang dipegangnya ke arah hole dan mendorongnya sedikit demi sedikit sampai semua junior Jui sekarang seutuhnya di dalam hole Deo yang hangat.

"A-ahh udah masuk semua bang" Deo tersenyum polos yang sangat manis dengan wajah sedikit merona.

Tangan Jui bermain-main di pinggang Deo dan sesekali meraba dada Deo.

"Tapi habis ini Deo harus apa?" pertanyaan polos Deo membuat Jui tertawa lepas.

"Ahahaha abang kira Deo tau. Gini, Deo tinggal gerak naik turun aja. Sementara abang nikmatin gerakan Deo" jelas Jui dan dijawab anggukan Deo.

Dengan arahan Jui, Deo pelan-pelan menaik turunkan tubuhnya. Sesekali Deo agak kesusahan melakukannya walau sudah di arahkan.

"Hngg bang Jui, Deo tetep gak bisa" tampak raut agak sedih dari wajah manis Deo.

"Gak apa-apa, sini abang bantu tapi abang bolehkan keluar didalem?" seketika Deo kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Jui

Beberapa menit Deo terdiam memikirkan jawabannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sementara 15 menit sebelumnya di lain tempat

"Al! Lu liat adek gue ga? Dari tadi pagi gue cari ga ketemu-ketemu padahal mau ajak makan" nada khawatir keluar dari mulut Naiyah.

"Owh...tadi gue liat dia dipanggil sama Jui...tapi habis itu lu harus inget bayarin gue makan juga" ucap Ali setengah berbisik.

"Asiap, makasehh infonya" langkah kaki Naiyah langsung cepat mengarah ke ruang manager.
.
.
.
.
.
Tok! Tok! Tok!

"Jui, ini Naiyah" selama 5 menit tidak ada jawaban sama sekali.

"Ini orang kemana ya? Matikah?" batin Naiyah.

"Jui...helo...yuhu..." sebisa mungkin Naiyah membuat Jui keluar dari ruangannya.

"Iya! Sebentar!" teriakan familiar dari suara Jui.

6 menit kemudian
Clek! (sfx : pintu kebuka)

"Ada apa?" tanya Jui dengan raut kesal.

"Kata Ali, Deo ada disini. Jadi gue kesini" jawab Naiyah santai.

"Ga ada, udah sana pergi lu Nai" usir Jui dengan nada dingin pada Naiyah.

"Hmm gue curiga, boleh gue periksa untuk mengidentifikasi keberadaan Deo?" celetuk Naiyah dan langsung masuk kedalam tanpa adanya persetujuan Jui.

"Heh! Anjir si Naiyah" geram Jui sambil menyusul Naiyah yang hendak menjelajah ruangannya.

"Deo where are you? Sini Deo, kita makan bareng. Gue yang gratisin lohhh" tapi tak ada jawaban bahkan tak ada tanda-tanda Deo di setiap ruangan.

"Ga adakan? Kalau ga ada, lu pergi sana" tangan Jui mendorong keluar tubuh Naiyah dan langsung mengunci pintu kembali.

"Aneh bener sikapnya hari ini, asal usir gue keluar. Naiyah tuh ga bisa digiin hiks Deo" tanpa rasa putus asa, Naiyah masih mencari keberadaan Deo.
.
.
.
.
.
"Hampir aja ketauan, barbar bener si Naiyah" lega Jui mengelus-ngelus dada bidangnya.

Tampak juga Deo yang keluar dari tempat persembuyiannya.

"Bang Jui, kalau gitu Deo pergi aja ya. Kasian kak Naiyah cariin Deo terus" pamit Deo dengan ciuman sekilas dibibir.

Blush~
"Ai iya Deo kalau gitu" gugup Jui saat membalas ucapan Deo.
.
.
.
.
.
.
Keadaan Naiyah
"Deo Deo anakku kurkur, dimana kamu nak (。•́︿•̀。)"

Naiyah mencari-cari Deo kesetiap kamar member, wc, ruang penerima tamu, meja bar, ruangan bos, ruangan lainnya juga Naiyah interogasi.







Yuhu~v~
Balik lagi, maaf kalau lama up. Thanks sudah mau berkunjung.

Maaf kalau ada typo°^°

Singkat kata : jangan lupa vote & koment ^v^
Vote dari kalian sangat berharga bagi author ^3^

He Is Mine [BL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang