"Hayo loh lu kenapa sih?" ternyata orang yang menyentuh Deo adalah Stella, teman sekamar Naiyah."Anu kak...maaf tadi Deo kira orang jahat" gugup Deo dengan setengah takut.
"Lah mana mungkin disini ada orang jahat, aneh lagi aja pemikiran lu" ejek Stella dengan tawaan kecil.
"Malah ketawa, udah ah Deo pergi duluan" tawa Stella malah memecah keras melihat raut kesal Deo yang pergi meninggalkannya.
Kaki Deo sesekali di hentakkan sedikit keras untuk meluapkan kekesalannya karena Stella.
"Ehhh gue mau sekalian ikut!" teriak Stella yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Deo berjalan.
Deo semakin mempercepat langkah kakinya dan mencoba kabur dari Stella yang terus menyusulnya.
Semakin cepat langkah Deo, semakin cepat juga Stella mengikuti Deo.
Jantung Deo mulai berpacu kencang seperti uji nyali. Ditambah lagi Deo terjebak di jalan buntu. Pikiran Deo sekarang harus mencari tempat sembunyi yang pas."Sembunyi nih harus sembunyi, tapi dimana...!!!" batin Deo mulai kebingungan.
Mata Deo melihat ke setiap sudut, mencari tempat sembunyi.
"Gila ya gini aja bisa deg-degan kaya ketemu mantan sama gebetan barunya" keluh Deo.
"Deo~! Where are you...gue dateng nih ya Deo..." suara Stella yang semakin dekat membuat Deo merinding.
"Setan buat takut aja ishhh" rengek Deo, suara kaki Stella semakin terdengar juga
Semakin dekat....
Semakin dekat...
Semakin dekat..
"Kyaa! Deo gak suka main setan-setanan gini ahh. Jadi takut beneran jadinya!" Stella menatap wajah Deo yang ketakutan, nafasnya terdengar tersenggal-senggal.
"Siapa juga yang main setan-setanan, lu aja yang malah kabur kaya kucing habis nyolong gorengan rempeyek" ledek Stella.
"Terserah Kak Stella aja, Deo mau ke kamar aja kalau gitu" kesal Deo dan lagi Stella minta ikut.
Kali ini Deo tidak kabur tentunya, terlalu lelah buat kabur karena hari ini buat yang ke dua kalinya Deo kabur.
"Lama banget Deo pergi ke toilet, jangan-jangan lagi eek? Padahal hari ini mau ngajak nobar" ujar batin Naiyah, yang sedari tadi Naiyah nunggu Deo di kamar.
"Nai? Ngapain lu disini sambil ngelamun?" lamunan Naiyah langsung hilang setelah Ali menepuk pelan bahunya.
"Kalau gue disini emangnya kenapa? Terus kalau gue ngelamun kenapa?" Naiyah bertanya balik pada Ali yang masih berdiri di depan pintu kamar.
"Ya lu taulah, ini kamar anak laki-laki. Nah gini, kalau lu ngelamun terus lu kerasukan arwah babi pink gimana? Pasti yang kena serang gue duluan" ketus Ali dengan senyuman merasa puas.
"Selagi anak laki-laki belum balik lagi ke ini kamar, gue bakal mangkal disini dulu. Lagian gue cuma nungguin Deo, Lu gak usah ikut campur" Ali berpura-pura meng'iya'kan jawaban Naiyah.
"Tapi Nai, gue mau tidur. Lu pergi aja sana" usir Ali sambil melangkah ke arah kasur miliknya yang di duduki Naiyah.
"Aduhh ini orang susah banget ya, lu tidur sebentar aja di kasurnya Deo" pinta Naiyah yang masih tetap duduk di kasur Ali.
"Gak mau, titik" wajah Naiyah berubah menjadi asam mendengar penolakan Ali.
"Iya deh tuan putri, rakyat jelanta mah harus nurut aja sama tuan putri" ledek Naiyah dengan sedikit membungkuk hormat pada Ali yang berdiri di sebelahnya.
"Alay lu, tadi juga gue liat Deo lagi main kejar-kejaran sama si Stella. Sana lu susul aja, ikut main kejar-kejaran juga" tangan Ali menarik paksa Naiyah supaya beranjak dari kasur miliknya.
Tanpa sepatah kata lagi, Naiyah langsung pergi keluar dari kamar dan melenggang pergi.
"Akhirnya pergi juga, gue bisa ena-ena sama kasur" ujar Ali pada dirinya sendiri.
____________________
Sementara Deo dan Stella sedang berjalan beriringan, sesekali Stella mengajak berbasa-basi dan bercanda.
Senyuman maupun tawa juga keluar dari bibir mereka berdua.Lorong yang tadi sedikit sunyi langsung di penuhi suara tawa mereka berdua.
"Lu udah mulai terbiasa disini ya?" tiba-tiba Stella melontarkan pertanyaan pada Deo.
Langkah kaki mereka seketika juga berenti.
"Ya bisa dibilang begitu, awalnya Deo takut di siksa sama seisi bar. Ternyata banyak juga yang baik sama Deo" curhat Deo dengan senyuman manis yang terukir.
"Nah, kan bagus kalau lu udah terbiasa. Gue boleh tanya lagi gak?" Deo langsung mengangguk pertanyaan Stella.
"Lu itukan anak baru...lu belum tau banyak masalah disini apalagi rahasia yang ada disini. Lu mau denger? Kalau mau bakal gue ceritain" bisik Stella dan rasa penasaran Deo langsung bergejolak.
"Mau mau, cerita kak cerita cepetan" paksa Deo menarik jari telunjuk Stella.
"Tapi inget, ini rahasia orang-orang bar dan cuma orang-orang bar yang tau" kelingking Stella menunjuk ke arah wajah Deo.
"Janji?" ujarnya lagi.
"Janji" jawab Deo dengan singkat.
"Jadi gini, lu tau manager bar?" kepala Deo lagi-lagi mengangguk meng'iya'kan pertanyaan Stella.
"Nah si Jui itu pernah....."
Yuhu~v~
Balik lagi, maaf kalau lama up.
Maaf kalau ada typo & kata² kasar°^°Singkat kata : jangan lupa vote & koment ^v^
1 vote dari kalian sangat berharga bagi author ^3^Thanks sudah mau berkunjung.
I LOVE U ALL~♥~ ALWAYS STAY AT HOME 🏡

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [BL]
Acak>BxB< . Deo yang membuat 2 orang nyaman jika bersamanya, sampai akhirnya terjadi pertikaian untuk memperebutkannya. Tak ada jalan lain, hal mengejutkan terjadi pada akhirnya.