"Aduh ibu...kalau punya anak dijaga yang bener. Untung anaknya kita jaga" ucap Naiyah.
"Maaf tadi ibu lagi belanja, gak liat lagi kalau si ade udah kabur jauh" jelas sang ibu yang merasa bersalah dan sudah menggendong anaknya dengan erat.
"Iya bu gak apa-apa" jawab Ali sedikit mengusap pelan rambut si anak.
"Makasih ya eneng akang, ibu permisi dulu" pamitnya dengan menyatukan kedua telapak tangan.
"Iya sama-sama bu"
"Ada-ada aja ibu jaman sekarang" ujar Naiyah dengan tangan bersidekap.
"Mungkin aja ibunya lagi sibuk. Udah yuk ke kamar, mau rebahan nih badan gue" keluh Stella yang sudah menepuk-nepuk beberapa kali punggungnya sendiri.
"Yuk"
Mata Ali sedikit memicing kearah bos yang sedari tadi mengintip dari sudut sana dan mengarahkan pandangannya pada Naiyah juga Stella yang berjalan semakin menjauh.
"Yang disana, yang lagi ngisep susu kotak rasa seblak" tiba-tiba bos memanggil sembari mengayunkan tangan kirinya.
"Saya pak?" tanya Ali.
"Iyalah, yang ngisep susu kotak rasa seblak cuma kamu, masa Asep. Sini sebentar"
"Ada apa pak bos?"
"Sini" tangan Ali langsung dicekal bos dan menarik paksa tangan Ali kearah ruangannya yang berada diujung.
"Pak? Pak Bos mau apain saya?"
Clak
Pintu dikunci, ruangan yang cahayanya redup dan ditambah wajah mesum bos yang terlihat sudah siap ingin mentusboolnya.
"Kamu kenapa hah?! Jangan pikir yang macem-macem. Cepet tolong bantu saya urus berkas-berkas yang ada di dalem ruangan" pinta bos menunjuk kearah tumpukkan dokumen yang berantakan.
"Siap pak!"
Jam 20.17 malam di bar
"Aduh, udah lama gak muncul di cerita, semoga authornya buat alur truth or dare lagi hehehe"
"Gue tau pikiran mesum lu, Ray" celetuk Abay ketika mendengar gumaman Raye.
"Ruangan yang biasa kita pesen, orang-orangnya juga" ujar Stev pada Ali.
"Siap tuan"
Beberapa menit lamanya menunggu, Naiyah dan Stella masuk ke dalam ruangan tanpa Deo.
"Tumben gak bareng si Deo, dia kemana?" tanya Raye dengan sangat antusias.
"Gak tau, tadi juga waktu gue susul gak ada di kamar. Oh iya, Stev gak nanyain tentang Deo gitu?" jawab Naiyah dan beralih bertanya pada Stev yang terlihat sangat santai meminum winenya.
"Gak"
"Huh nanti diembat si......mampus lu"
Nama Jui adalah hal yang sudah lama Stev tau, bahkan Stev pun tau orang yang menjabat sebagai manajer bar itu menyukai Deo juga.
"..."
"Tau nih tuan muda Stev sok cool, aslinya penasaran" celetuk Raye sedikit menarik pelan dasi yang digunakan Stev.
"Sok tau"
Rasanya mereka sudah menghabiskan 30 menit diam saja di dalam sana dan hanya menghabisi 2 botol wine yang tersedia di atas meja.
"Gak tau mau ngapain kalau pelayannya lu, soalnya udah kita bertiga anggep temen" ucap Abay memecahkan keheningan.
"Kita ngobrol-ngobrol aj-"

KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine [BL]
Aléatoire>BxB< . Deo yang membuat 2 orang nyaman jika bersamanya, sampai akhirnya terjadi pertikaian untuk memperebutkannya. Tak ada jalan lain, hal mengejutkan terjadi pada akhirnya.