#12

15.4K 750 22
                                    

.
.
.
.
.
.
.
"Jadi gini, lu tau manager bar?" kepala Deo lagi-lagi mengangguk meng'iya'kan pertanyaan Stella.

"Nah si Jui itu pernah hampir bunuh diri" pernyataan Stella membuat Deo sedikit terkejut.

"Ah yang bener, jangan bohong kak" pikiran Deo masih tidak percaya pada ucapan Stella.

Merasa Deo tidak percaya, Stella langsung menyemburkan sejuta kalimatnya dengan semangat.

(*ya siapa sih yang kaga semangat kalau lagi nge-gibah:v bercanda deng)

"Ih beneran. Dia itu mau bunuh diri karena pacar kesayangannya itu si Vivi ketauan selingkuh. Ya siapa juga sih yang nolak kalau punya selingkuhan orang kaya, CEO pula. Tapi begonya si Vivi ngapain coba nyari selingkuhan yang udah om-om peyot. Harusnya cari tuh yang masih muda gitu yakan. Nah pas si Jui tau kalau pacarnya selingkuh, langsung tuh si Jui kaya orang kebakaran jenggot. Tapi kasiannya Jui gak di akuin sama Vivi" mendengar ocehan Stella tentang masa kelam Jui, perasaan di hati Deo merasa kasian juga pada Jui.

"Ngerasa dunia gak ada artinya lagi tanpa si Vivi, Jui mau nekat loncat dari lantai tiga sambil peluk foto si Vivi. Untungnya ada Rendi yang liat terus nahan si Jui yang hampir aja mau loncat" ucap Stella lagi dan mengakhiri ceritanya.

"Ya ampun, padahal ada banyak perempuan selain Kak Vivi. Kenapa gak cari lagi aja ya" pendapat Deo langsung di balas cepat oleh Stella.

"Semenjak itu juga si Jui jadi agak takut buat pacaran" lagi-lagi Deo mendengar fakta tentang Jui dari mulut Stella yang terus mengoceh.

"Kasian juga ya" terdengar suara sendu Deo tapi Stella malah menepuk punggung Deo sambil tersenyum.

"Udahlah Deo, lu gak usah ikut sedih gitu. Lagian itu masalah setahun yang lalu, kayanya si Jui udah mulai lupa juga. Kalau gitu kita lanjut jalan aja" pinta Stella dan menuntun Deo untuk ikut jalan bersama.

Setelah Stella dan Deo sudah pergi agak jauh, seseorang keluar dari tempat persembunyiannya sambil tersenyum smirk menatap punggung mereka berdua yang mulai hilang dari pandangannya dan langsung melenggang pergi.

Beberapa menit berjalan, akhirnya mereka berdua sampai ke kamar khusus laki-laki. Tapi saat pintu dibuka, di dalam tidak ada Naiyah tapi hanya ada Ali yang sudah tidur pulas.

"Lah Kak Nai mana?" Deo merasa bersalah pada Naiyah karena sudah pergi lama dan mungkin sudah membuat Naiyah menunggu.

"Paling ada di kamarnya, lu mau kesana gak?" tanya Stella.

"Hmm gak kak, Deo mau istirahat aja. Deo nitip salam buat Kak Naiyah ya" ujar Deo mulai melangkah masuk ke dalam kamar.

"Iya deh kalau gitu. Bai Deo" tangan Stella melambai pelan kearah Deo.
.
.
.
.
.
.
Jam 05.09

Sebelum sinar matahari menyingsing, seperti biasa Deo langsung bangun membereskan kasur tidurnya dan langsung bergegas mandi selagi toilet masih sepi. Walau hanya ada beberapa teman sekamar Deo yang sudah bangun, mereka masih tetap berbaring di kasur sembari bermain android.

"Ada yang mau mandi bareng gak?" ucapan Deo langsung menarik perhatian dua orang yang tengah asik bermain androidnya.

"Mandi bareng? Satu bilik? Mau ayo" ceplok salah satu dari mereka.

"Hush, ngegay lu bro?" ucap salah satunya lagi dengan nada candaan dan di sambut dengan tawaan kecil Deo.

"Bercanda kok. Deo mandi aja duluan" ucap mereka lagi.

"Yaudah deh" lalu Deo langsung pergi sambil membawa peralatan mandinya.

Lorong bar masih terlihat sepi dengan suasana dingin ditambah lagi Deo sedang berjalan sendiri di lorong.
Sesekali Deo merenggangkan tubuh dan mulutnya juga terus menguap.

Beberapa langkah lagi Deo akan sampai di toilet, tiba-tiba saja terlihat Jui baru keluar dari toilet dengan rambut yang agak basah. Cepat-cepat Deo langsung bersembunyi di balik tembok, berusaha menghindar dari Jui.

Apa jadinya kalau dia tertangkap oleh Jui?

Mata Deo sesekali mengintip ke arah toilet dengan hati-hati dan berharap Jui segera pergi dari sana.

"Kenapa malah berdiri disitu sih...?" gerutu Deo di dalam benaknya.

Cukup lama Jui berdiri disana sambil mengeringkan rambutnya dan beberapa kali juga Jui bergumam sendiri. Cukup bosan bagi Deo menunggu Jui pergi, rasanya ingin sekali langsung menerobos masuk tapi kalau Deo nekat sama saja menyerahkan diri pada Jui.

Sekilas juga Deo merasa kasian pada Jui tentang masa lalu-nya.

Deo yang tengah tergelam dalam lamunannya, tak sadar kalau ternyata......Jui......











Yuhu~v~
Balik lagi, maaf kalau sedikit.
Maaf juga kalau ada typo & kata² kasar°^°

Singkat kata : jangan lupa vote & koment ^v^
1 vote dari kalian sangat berharga bagi author ^3^

Thanks sudah mau berkunjung.
#STAY AT HOME🏡
                &
#LOVE YOUR SELF💜

He Is Mine [BL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang