Part 19

173 39 7
                                    

Setelah mengikuti tes beberapa hari yang lalu, hari ini adalah pengumuman siapa yang lolos untuk mengikuti lomba yang dimaksud waktu itu.

Mading lantai satu ramai dikunjungi para siswa yang penasaran dengan hasil tesnya. Dan tidak sedikit juga, yang tidak berminat melirik daftar nama-namanya karena sudah pesimis lebih dulu. Istilahnya, sudah menyerah sebelum berjuang.

"Wah, ternyata kelas kita pada jago-jago ya! Seneng gue, walaupun nilai gue cuma bisa sampe peringkat ke empat"

Dua orang yang mendengar itu menoleh ke arah Intan. Mereka berdua mendapati Intan dengan ekspresi yang sedikit kecewa.

Sejarahnya, Intan adalah siswi yang selalu bertahan di tiga besar. Nilai akademisnya selalu bisa dia pertahankan, walaupun tidak bisa merubah posisi si ranking satu.

"Emangnya siapa In, yang lo maksud? Gue sama Keisya daritadi nunggu sepi, eh malah makin rame," sahut Aisyah yang sejak tadi sudah bersama dengan Keisya.

Intan menjawab dengan semangat, "Kalian sih ngga jago nyelip." lalu diakhiri tawa.

"Ih Intan, jangan bikin aku penasaran," ujar Keisya sedikit gemas. Yang ditanya malah nyengir, "Hehe, cie penasaran. Jangan takut, jangan khawatir Kei, nama lo ada di urutan Satu. Congrats ukhti Keisya ...!"

Keisya awalnya tidak percaya, sebelum satu temannya lagi datang dan menunjukkan dua ibu jari sekaligus, disertai senyumannya yang lebar.

"Makasih Vin. Oh iya, dua orangnya lagi siapa?," tanya Keisya yang masih penasaran.

Mendengar itu, Intan melirik ke arah Vino yang sedang menahan tawa, "Sok-sokan enggak ngaku lo Vin. Bisa banget ngebalap gue," ujar Intan dengan suara dibesar-besarkan, dengan maksud bercanda.

Keisya dan Aisyah sontak menoleh, "Oh! Jadi Vino lolos? ketua kelas kita ternyata pinter ya, haha." candaan Aisyah membuat yang lain tertawa.

"Selamat Vino, akhirnya. Aku bilang apa, kamu pasti bisa." ucapan Keisya berhasil membuat Vino salah tingkah.

Demi menutupi salah tingkah itu, Vino menimpali candaan Aisyah, "Emang dari lahir kali, Sah," ujarnya lalu tertawa.

Mereka berempat kembali ke kelas, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Bu Indri langsung masuk ke kelas untuk mengisi jamnya. Ditengah pembelajaran, beliau memberi pengumuman sebentar, membuat yang lain langsung berhenti menulis dan memperhatikan dengan baik.

"Ibu senang, karena ternyata di kelas ini banyak yang berprestasi. Sebagian dari kalian, pasti sudah melihat pengumuman di mading. Ibu ucapkan selamat kepada ananda Keisya Ariana, Vino Genta Bagaskara, dan— Rafaro Putra Wijaya," jelas bu Indri dan langsung disambut tepuk tangan yang meriah.

Seisi kelas ikut bangga, karena kelas mereka akan terlihat semakin unggul dari yang lain.

"Untuk itu nanti kalian bertiga bisa menemui ibu lebih dulu setelah pulang sekolah di kantor," lanjut bu Indri.

Karena bu Indri adalah wali kelas, dia bertanggung jawab penuh terhadap lomba yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Lebih tepatnya mendampingi siswanya hingga siap mengikuti berbagai mata lomba.

•••

Sekolah sudah sepi karena bel pulang sudah bunyi sejak satu jam yang lalu. Hanya tinggal seorang gadis yang masih setia menunggu jemputan di depan gerbang. Suara klakson membuatnya sontak menoleh.

"Saya duluan," ucap seorang laki-laki dari balik helm fullface yang kacanya dia buka setengah.

Gadis itu mengangguk, dan berucap pelan namun jelas terdengar oleh lawan bicaranya, "hati-hati"

KEISYA STORY (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang