🌿 4 | Menjadi perbincangan 🌿

452 118 36
                                    

Beruntung Ibu kota sedang terhindar dari yang namanya macet. Buktinya, masih tersisa waktu lima menit setelah sampai disekolah. Ya walaupun Rafa menggunakan kecepatan yang membuat Keisya sedikit takut.

"Udah, aku turun disini aja," ujar Keisya tiba-tiba setelah gerbang sekolah mulai terlihat. Keisya tidak mau menjadi bahan desas-desus terbaru, oleh karena itu meminta diturunkan di luar sekolah.

Rafa menoleh, "turun?" kemudian bertanya kemanusia sebelahnya dan dijawab anggukan dengan cepat. Tapi, mobil itu kembali melaju hingga masuk gerbang dan ke parkiran biasa.

"Ish, kan tadi udah bilang. Kenapa tau-tau turun di sini sih"

"Bawel, masih untung kita nggak telat"

Keisya masih memasang wajah cemberutnya. Sedangkan Rafa, hanya datar.

"Yaudah, aku dulu yang ke luar. Kamu di sini dulu. Dasar es panas." Keisya langsung keluar, meninggalkan Rafa dengan ekspresi yang sulit ditebak. Antara bingung, juga kesal.

"Apaan sih, kok es panas? nggak jelas." Keisya tidak mendengar, dia sudah keluar dan mulai menjauh.

Rafaro kok satu mobil sama Keisya ya?

Mungkin Pacarnya

Mana mungkin Keisya pacaran, Rafaro juga

Ya lo harusnya tanya sama orangnya dong, emang gue tau semuanya?

Gak tau ah. mending langsung ke kelas.

Rafaro mendengar semuanya. Dia hanya terus berjalan hingga ke kelas, seolah tidak ada yang membicarakannya.

•••

Krriiing...

"KEISYAAAA...." Aisyah Denisa-sahabat Keisya sejak SMP berlari dari tempat duduknya kemudian langsung memeluknya sebentar.

"Untung kelas udah sepi, bebas deh mau teriak kaya gitu. Kirain nggak inget sekolah." Keisya kembali duduk dan berniat melanjutkan novel yang sedang dibaca.

"Ih Keisya mah! sahabatnya pulang, bukannya disambut malah cuek." Aisyah yang merasa diabaikan, langsung merebut buku yang sedang Keisya pegang.

"Ais, itu tandanya jangan sampe hilang. Lagian lama banget izinnya, udah dikasih libur malah masih nambah"

"Hehe, kan acaranya mendadak. Nggak apa-apa kali liburnya nambah, mumpung belum banyak tugas" Aisyah berbicara seolah tanpa beban, belum aja dikasih tau tugas selama dia tidak masuk.

"Kei, kok aku baru liat dia ya?" ucap Aisyah setengah berbisik. Dia yang dimaksud adalah Rafa yang sedang membaca buku tebal dengan Earphone yang tersambung dengan ponselnya.

"Ooh, itu Rafa. Rafaro Putra Wijaya. Orangnya nyebelin," bisik Keisya, takut dia akan mendengarnya.

"Kok nyebelin? dari penampilan, kaya anak baik-baik tau, Kei. Tapi kayanya orangnya dingin, deh" Keisya langsung bangkit menarik lengan Aisyah. Gawat kan, kalo orangnya dengar. Tapi sepertinya sudah terlanjur.

Ehem, ada yang berdehem. "kalo mau ngomongin orang, di depannya aja. Biar nanti kalo ada yang salah bisa saya benerin." orang itu masih fokus membaca. dan earphonenya juga masih tersambung.

KEISYA STORY (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang