Salahku telah bermain api, tanpa melihat situasi. Lalu tidak juga mengantisipasi, padahal nantinya akan tersakiti.
-©ruangkata
•••
"Kalo cewek itu udah masuk, lo kesana buat kunci pintunya. Biar gue yang ngawasin dari sini. Ngerti?"
"T-tapi..."
"Udah, lakuin aja. Nanti gue traktir dikantin"
"Oke kalo gitu"
...
..."Udah. ini kuncinya"
"Bagus. Nih, jajan sepuas lo"
"Thanks" ucapnya kemudian langsung pergi.
"Akting lo lumayan"
"Kok lo disini?"
"Gue sampe ngga nyangka, tujuan lo pake topeng didepan doi buat apa"
"Oke. Apa mau lo?!"
"Ngga disini, nanti gue hubungin lagi. Lo ngga takut? Usaha lo akan sia-sia?"
"Gue duluan"
"Kei.. Kei, kasian banget sih. Tunggu permainan gue"
•••
"Bolanya mana sih, perasaan ngga ada bola deh disini" keluh seorang siswi dari dalam gudang. Letak gudang itu di lorong pojok pojok sekolah. Jadi jarang sekali ada siswa atau siswi berlalu lalang kesana. Dan juga suaranya tidak akan terdengar sampai keluar.
Bola yang dicari pun, akhirnya ketemu. Yang pasti itu memerlukan usaha yang tidak sebentar. Saat dia ingin keluar, tidak bisa. Ada yang menguncinya dari luar. Berusaha membukanya sekuat tenaga pun, sia-sia. Apalagi dia belum sarapan sejak pagi. Sedangkan hari sepertinya sudah mulai siang. Bisa ditebak sudah berapa banyak bel sekolah berbunyi.
"Tolong...! Ada orang di luar...? tolong buka pintunya..." ucapnya seraya menggedor pintu sekuat yang dia bisa.
"Vino... Aisyah... siapapun tolong bukain pintunya..." ucapnya sekali lagi, dengan sangat memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEISYA STORY (Terbit) ✔
Teen FictionKehidupan terkesan mempermainkan. Apa yang diinginkan, terkadang tidak sejalan. Namun, yang tidak diharapkan selalu berdekatan. Apa dunia akan terus mempermainkannya seperti ini? Masih sangat banyak mimpi Keisya Ariana yang harus diwujudkan, meski b...