🌿 2 | Sama-sama keras kepala 🌿

663 145 107
                                    

Sudah lebih dari tiga puluh menit, seorang gadis menunggu di jalan depan sekolah. Ia tidak dijemput. Sudah setiap harinya pulang pergi naik bis sekolah, atau bisa naik angkutan umum lainnya.

Jika kesiangan atau kesorean, lebih memilih naik angkutan umum. Misalnya angkot yang sedang ia tunggu, tapi tak datang-datang.

Tadi perasaan cerah-cerah aja, kenapa tiba-tiba mendung sih, tanyanya dalam hati.

Lama termenung, ia memutuskan untuk kembali ke dalam sekolah. Ia terus berjalan menuju mushollah. Jika dia tetap menunggu angkot, waktu Asharnya akan habis di perjalanan.

Di dalam sana, ia mendengar suara yang terbilang sangat merdu. Suara itu membacakan surat favoritnya, Ar-Rohman. Sayangnya tidak bisa mengetahui siapa orang tersebut, karena terhalangi tirai pembatas mushollah.

Setelah selesai melaksanakan salat, gadis itu langsung buru-buru kembali ke tempat sebelumnya. Namun, ketika di tengah koridor, ia tidak sengaja bertemu dengan Rafa.

"Cewek jutek ternyata belum pulang," ucap laki-laki yang kini menjadi teman sebangkunya.

"Belum." Keisya menjawab dengan satu kata, kemudian lanjut jalan.

Lagi dan lagi, Rafa hanya mengembuskan nafasnya pelan. Lalu tanpa sadar ia menarik sudut bibirnya, dengan sorot mata ke Keisya yang makin jauh dari pandangan. Sepertinya dengan membuat gadis itu kesal adalah cara mendapatkan suatu perhatian dari orang yang membuatnya tertarik.

Mungkin lagi PMS. Tapi kan dia dari Mushollah? Pikirnya kemudian pergi ke arah mobil kesayangannya.

•••

Di depan sekolah, Keisya masih setia menunggu. Bahkan waktunya sampai berbarengan dengan anak ekskul basket yang baru selesai.

Beberapa menit kemudian, ada sebuah mobil yang berhenti di hadapannya. Kaca mobil itu pun mulai dibuka.

"Kei! daritadi belum pulang?" tanya laki-laki yang sudah mengganti bajunya menjadi seragam sekolah kembali.

"Eh, belum Vin. Buktinya masih di sini," jawab Keisya sambil menggeleng pelan, sedangkan Vino telah turun dari mobil.

"Nunggu angkot? jam segini udah jarang banget Kei, bareng aku aja, gimana?"

"Hmm-" Keisya tengah memikirkan jawabannya, harus menolak atau tidak.

"Udah, nggak usah kelamaan mikir. Ayo," ajak Vino.

Kebetulan sekali tadi pagi Vino tidak salah pilihan, untuk membawa motor atau mobil. Karena ia bawa mobil, jadi Keisya tidak perlu menolak dengan alasan yang sama, yaitu nggak mau dulu diboncengin laki-laki, selain ayahnya.

"Mikirin apa sih, Kei?" tanya Vino pada Keisya yang masih terdiam. Vino sudah agak lama menunggu, tapi yang ditunggunya tengah sibuk memikirkan hal lain.

"Sebentar, Vin. Tapi beneran nggak apa-apa?"

"Gak boleh deh."

"Yaudah, nggak jadi." Keisya tadinya mau masuk, tapi berhenti karena ucapan Vino. Sungguh, Keisya adalah manusia yang mudah menganggap ucapan orang serius.

"Becanda, Keisya Ariana. Mau disini aja atau gimana? Udah gelap bang-"

Jederr..!

Setelah langit bergemuruh, barulah Keisya langsung masuk ke dalam mobil. Vino yang menyaksikan tingkahnya pun hanya dapat tertawa.

"Hahhaha ... takut ya?" Vino masih tak henti ketawa.

KEISYA STORY (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang