Part 14

245 59 9
                                    

Mau sampai kapan drama ini? Bersikap seolah biasa saja, padahal tidak biasa. Menunjukkan tawa, padahal itu adalah luka.

ruangkata

•••

Keisya sedang duduk, menatap sebuah foto yang ada didalam diarynya. Foto dirinya dengan Vino saat masih memakai seragam putih biru. Ia ingat sekali, foto itu diambil sebelum libur kenaikan kelas. Tepatnya saat Vino bermain TOD (Truth Or Dare). Keisya ngga ikutan, dia hanya menjadi korban mainnya Vino dan teman-temannya.

Vino diberi tantangan untuk foto bersama seorang sahabat. Dengan segera dia berlari kearah dirinya yang saat itu sedang membaca novel. Kemudian Vino juga yang mencuci foto itu, menyetaknya menjadi dua lembar. Satu untuk dia sendiri, dan satu untuk dirinya. Keisya terkadang rindu kenangan seperti itu. Apa mereka tidak akan kembali seperti dulu lagi? Kehilangan orang yang disayang memang tidak enak.

"Kei, kamu lagi apa?," tanya ibunya Keisya-Rita- dari depan pintu kamar membawa sebuah bingkisan.

"Eh, ngga ngapa-ngapain kok. Itu apa bu?" Rita langsung menghampiri seraya menempelkan tangannya didahi Keisya. "Panas kamu udah lumayan turun. Ini ada yang nyangkutin sesuatu dipager. Katanya ini untuk kamu"

"Buat Kekei? Kekei ngga pesen apa-apa deh," ucap Keisya mengingat-ingat.

"Yaudah, siapa tahu dari secret admire kamu" goda Rita.

"Yeh, ibu mah. Ngga mungkin ada yang mau jadi pengagum rahasia Keisya," sangkal Keisya sambil mengecek isi bingkisannya.

"Haha, siapa tahu Kei. Dah, ibu mau ke bawah dulu," ucap Rita kemudian keluar kamar.

"Ini apa ya? ngga ada nama pengirimnya, mana bisa aku tau. Tapi isinya sate? sama gado-gado? darimana dia tau itu makanan favorit." Keisya terus bertanya-tanya.

•••

"Darimana aja Vin? masih inget rumah?"

Vino terus melangkah menaiki tangga, menghiraukan pertanyaan yang sudah biasa baginya.

"Vino! papa ngomong sama kamu!"

Vino berhenti. Berbalik dan menatap papanya tajam.

"Itu bukan urusan papa. Vino cape, mau tidur," ucap Vino tanpa mau mendengar penjelasan apapun.

Kalau saat itu keluarga Vino masih harmonis, sekarang tidak lagi. Tidak ada canda tawa yang biasa ada ditengah keluarga Bagaskara. Hal itu terjadi begitu cepat. Semenjak bisnis papanya-Dimas- berkembang pesat, hubungan kedua orangtuanya selalu diuji. Ada saja hal-hal untuk bertengkar. Papanya selalu sibuk dengan urusan kantor. Sedangkan mamanya, sibuk dengan teman sosialitanya.

Vino yang tadinya tidak pernah pulang terlambat, sekarang menjadi kebiasaan baginya. Keluarga memang berdampak besar bagi kehidupan seorang anak. Walaupun bukan anak kecil seperti dulu lagi.

•••

"Hey, hey..."

Dua orang siswi sedang berjalan melewati kerumunan kantin. Mendengar itu, salah satunya menengok kesumber suara.

KEISYA STORY (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang