Part 27

167 42 18
                                    

Sebelum baca, pencet bintangnya dulu ya. Agar authornya rajin update. Ehe! 😂

------

Kamu itu penuh misteri dan teka-teki.
Sulit aku terka, tidak bisa dimengerti.
Tapi selalu bisa membuatku merasakan patah berkali-kali.

@hychay_
------

Sudah setengah jam seorang siswi yang biasanya datang pagi, berdiri di tengah lapangan beserta para siswa yang terlambat. Guru piket memberi hukuman lari tiga putaran. Tidak sampai di situ, masih ada hukuman tambahan, yaitu hormat bendera lima belas menit.

Nama Keisya Ariana dicatat di buku kasus untuk yang kedua kali. Pertama waktu MPLS, dan sekarang. Dia lupa kalau jarak rumah Aisyah lebih jauh dari sekolah. Kalau saja dia tidak lupa membawa kartu transjakarta, pasti bisa datang tepat waktu.

Flashback on
Merasa hari masih pagi, Keisya berjalan dengan santai ke jalan raya untuk menunggu angkot yang menuju sekolahnya.

Tiba di sana, yang ditunggu tidak kunjung datang. Saat sudah duduk di dalam angkot dan setengah jalan lagi menuju sekolahnya, abang angkot menyuruhnya turun.

"Pindah belakang aja ya, Neng. Kagak useh bayar, maapin abang ye!" Biasanya kalau seperti itu karena abangnya ingin putar balik. Tidak ada penumpang lain selain Keisya sendiri.

Mau tidak mau Keisya harus turun, "Iya bang, makasih."

Jam sudah menunjukkan pukul 06:15, dia diturunkan dekat dengan halte transjakarta. Tapi saat dia melihat dompetnya, kartunya tidak ada. Pasti tertinggal di laci meja.

"Neng, naik kagak? Pan udeh siang nih," ujar abang angkot yang baru datang.

"Iya."

Keisya terus merapalkan do'a agar tidak telat. Namun sepertinya keberuntungan sedang tidak dipihaknya. Jalanan sudah macet parah. Hanya tersisa waktu lima menit sebelum bel. Setibanya di sekolah, gerbang sudah ditutup. Sungguh hari yang indah, batin Keisya.

KEISYA STORY (Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang