#11 Nomor

36 6 2
                                    

On He

Gebukan tom yang layu




Reno sedang memegang stik tom dengan malas. Berdiri di balik mejanya. Pelatih belum datang, jadi mereka inisiatif belajar sendiri.

Fauzan the duo partner nya di meja sebelah sedang duduk memegang smartphone hitamnya sambil tersenyum-senyum.

Reno melihatnya malas.

Yang ia tahu, Fauzan baru saja melakukan pendekatan dengan sesama anggota kelasnya.

Setelah memikirkan semalaman, ia memantapkan langkahnya kali ini, dia tak ingin salah gocek juga. Dia yakin, ini bukan pelampiasan. Ya, ini dari hatinya.

"Can," panggilnya. Pemuda dengan tinggi di atas rata-sata itu biasa dipanggil Sinchan atau Ucan atau Ican oleh teman-temannya. Terserah yang penting ada unsur 'Can' dia bakal noleh.

Fauzan hanya mengguman menanggapi.

Reno mendecak, tiba-tiba kok semua punya cewek gini sih?! Apa cuma dia saja yang tak punya?

"Dah jadian ya lu?" tanyanya basa-basi.

Fauzan menoleh, "soon," dengan santainya. Reno mendelik saja.

Tiba-tiba pemuda bergaris wajah babyface itu mendapat ide. Mendekat ke arah Fauzan membuat pemuda tinggi itu mendelik. "paan njir?" ucapnya takut-takut.

"Lo masih pdkt?" tanya Reno.

Fauzan mengangguk saja. Toh, memang benar ia sedang mendekati gadis kecil itu.

"Ada trik gak?"

Fauzan semakin menjauhkan diri mendelik, "mau apa lo?!" was-wasnya takut jika gebetannya diincar juga.

Cowok berwajah babyface itu ikut mendelik, "apanya?"

Keduanya sama-sama mengeluarkan urat dalam raut wajahnya.

"Lo nggak lagi mau nikung gua kan Ren?" tanya Fauzan. "Sampe lo nikung gue, gue musuhin lo. Sana pergi!" usirnya.

Goblog!

Reno menghela napas sabar. Temannya yanh satu ini memang suka sekali soudzon dengan otak kolotnya itu.

"Gini ya Ucan. Gue, punya inceran nih. Bantuin dong goblog," ucapnya manis. Fauzan mendelik.

"Siapa dulu? Awas kalo sama,"

Reno hampir membanting tom di depannya ini kalau saja dia khilaf, "Soudzon mulu lo sama gue!," pelototnya. "Pokoknya ada," katanya. "Gue cuma minta trik doang nehh,"

Fauzan memicingkan matanya. "Adek kelas?"

Wajah Reno merekah sempurna. Walaupun suka soudzon, Fauzan juga jago menebak.

Fauzan mengelus dada lega. Untung saja. Gebetannya ini juga lumayan cantik soalnya, jadi rebutan sekolah pula. Nggak lucu kalau dia rebutan cewek sama hamster satu ini, soalnya mereka itu duo partner.

"Ada nomor nggak?"

Reno menggeleng.

Fauzan tepuk jidat "Minta sana. Ntar lo sok balas story nya aja. Trus sering chat an, pdkt, ajak jalan, makan es krim, duduk berdua dan bahagia selamanya," racaunya asal.

Bibir Reno berkedut mendengar penuturan santai itu.

Reno menarik diri menunduk, "malu," ucapnya pelan.

"Astaga malu gundulmu malu! Malu tuh sama otot enam kotak lo!" ucap Fauzan ngegas sampai membuat Reno termundur sambil mengusap wajahnya.

"Hujan can,"

Fauzan tak menggubrisnya, "contoh gue nehh. Minta nomor langsung," bangganya.

Jeno memicingkan matanya. Ini bukan pertama kali Fauzan menggunakan kelemahannya untuk menyombongkan dirinya sendiri.

Dia yang sudah malas kembali ke tempat duduknya. Mengabaikan Fauzan yang mengumpat karena saat ini dia malah bicara sendiri karena perginya Reno.

Apa iya dia bisa minta nomor langsung pada gadis itu?

***

SIRIUS STARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang