Peek a Boo

9.7K 509 24
                                    

Oneshot pertama saya.. ditulis 12.08.19 sebelum saya memulai perjalanan di dunia orange.

(Jangan lupa ⭐ nya kak)
























Tae POV
 
  
Lihat saja kau Kookie, bisa-bisa nya dia menirukan teriakanku saat bermain water sport tadi. Biasanya juga dia yang berteriak-teriak di bawahku, saat aku menghujam nya dengan keras dan cepat.

 
  
  

Kookie POV
 
 
Waaaah, tadi seru sekali. Kenapa para Hyung pada ketakutan sih? Apalagi Tae Hyungie sampai teriak-teriak seperti Yeoja saja. Tanpa sadar aku terbahak di lorong hotel. Yup, malam ini kita menginap di hotel tidak langsung pulang ke dorm setelah syuting di water sport.

Aku paling senang jika kita ke hotel, karena agensi selalu memberikan kamar yang besar untuk aku dan Tae Hyungie. Tidak seperti kamar kekasihku di dorm yang memiliki kasur yang sempit, tidak banyak space untuk bermain. Huh

Kamar ku sebenarnya cukup luas qo, tp kenapa semua mengeluh barang-barang ku terlalu banyak ya. Molla..

Dengan langkah ringan, aku membuka pintu kamar kami dan terkejut mendapati kamar kosong. Seingatku tadi Tae Hyungie sudah kembali ke kamar duluan. Dengan tak sabar aku mengecek ke dalam kamar mandi yang luas dengan bathtub besar, yang langsung mengundang berbagai macam pemikiran di benakku.

Aneh, kemana Tae Hyungie? Kusisihkan sejenak pikiran ku yang mengembara. Ku ambil handuk dan segera menyalakan shower. Aku hanya ingin segera bertemu dengannya saja dan melakukan berbagai rencana kita untuk malam ini.

Dengan rambut basah hanya dikeringkan dengan handuk sekedarnya, aku segera melangkahkan kaki ke kamar Jimin Hyung. Namun kudapati Hyung ku itu sudah terlelap dan karena aku menaruh curiga pada sahabat kekasihku itu, kuperiksa kamar mandi-nya, siapa tau ada Tae Hyungie disana. Ternyata nihil.

Kemudian aku mengecek ke kamar Joonie Hyung. Si empu-nya kamar sedang berkutat dengan komputer di depannya, dia bilang sedang terinspirasi membuat lirik. Saat kutanya apakah dia melihat Tae Hyungie, Joonie Hyung hanya membalas "molla.." tanpa menoleh kepada ku.
 
 
Kulanjutkan langkah kaki ku mencari di setiap kamar Hyung. Namun masih tidak kutemukan keberadaan Tae Hyungie setelah membongkar ke-3 kamar lainnya.

Aku kesal ! Aku capek diajak main petak umpet begini. Kulepas napas berat untuk meringankan sesak di dada. Aku kira akan sempat menyalurkan sisa tenaga hari ini bermain sebelum merengkuh alam mimpi.

Sekembalinya aku ke kamar, aku mendapati kamar masih kosong dan gelap seperti terakhir aku melihatnya.

Kasur seolah-olah menarikku untuk segera melepas lelah hari ini. Saat kuingin menutup mata, aku teringat kembali Tae Hyungie yang biasa akan menyiapkan bantal untuk tumpuan kaki ku. Huuh, dimana sih dia?
  
  
  
 
Tae POV
 
 
Begitu aku mendengar suara pintu kamar Namjoon-ie Hyung menutup dan aku yakin bahwa Kookie sudah keluar, aku melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi tempat persembunyianku.

"Kenapa kalian? Berantem?" tanya Namjoon-ie Hyung.

"Aniyo.. Hyung makasie ya. Acting mu meningkat," ucapku sambil mengulurkan 2 jempol kehadapannya dan hanya dibalas kekehan dengan dimple yang tampak jelas. Selanjutkan kami terlibat pembicaraan mengenai rencana 1000 hari Purple You yang sudah kusiapkan matang-matang.

Setelah cukup larut, aku mengucapkan pamit pada Namjoon-ie Hyung dan bergegas ke kamar untuk bersiap melakukan pembalasan pada Kookie.

Sebelum membuka pintu, kuketuk pintu perlahan. Jika Kookie belum tidur, dia tentu akan membuka pintu. Setelah kutunggu beberapa saat tanpa respon dari dalam, aku membuka pintu dan masuk ke dalam kamar hotel yang diperuntukkan bagi aku dan Kookie.

Ruangan gelap gulita tanpa ada bedside lamp menyala, kudapati Kookie tidur menghadap bawah dengan pakaian lengkap.

Ini aneh, karena Kookie biasanya hanya tidur dengan bawahan saja. Argh, menghambat rencanaku saja anak ini. Aku mengeluh pelan sambil mengacak-acak surai hitamku yang mulai memanjang, sama seperti rambut baby ku.

Dengan pelan dan sigap, aku membuka tas mencari peralatan bermain yang sudah kusiapkan. Borgol berbulu dan beberapa barang lain yang tak perlu kusebutkan satu per satu.

Kudatangi sosok kekasihku yang sedang tertidur itu, membuka baju nya pelan-pelan dan tanpa hambatan, kupasangkan borgol pada kedua tangannya di belakang punggung.
Kemudian kulepas semua helaian fabrik lain yang mengganggu lalu membalik badannya perlahan.

Masih dengan pakaian lengkap, aku menyalakan bedside lamp dan mulai mendekat pada sosoknya yang masih terlelap. Banyak sekali rencana yang sudah kupersiapkan untuk kita bermain malam ini, hanya karena tadi ia mengolok-olokku, rencana jadi melenceng sedikit dan justru membuatku tambah suka.
 
  
 
 
Kookie POV
 
 
Aku merasa sesuatu yang lembab dan familier menyapu bibirku, kemudian gigitan membuatku membuka mulut dan membiarkan kenikmatan menjelajahi rongga mulutku.

Perlahan aku membuka mata dan melihat sosok di depanku adalah kekasih yang kucari-cari sedari tadi sedang melumat bibirku tanpa ampun.

"aaaagh Tae Hyungie.. kemana saja...?", namun kekasihku tidak membalas pertanyaan dan malahan menurunkan telapak tangannya dari leherku merayap hingga ke atas paha. Jejak sentuhannya terasa panas di kulitku.

Menuruti naluri untuk menariknya lebih dekat, aku bermaksud mengalungkan tangan di leher, namun aku tak bisa.

Eh, tanganku tertahan di belakang punggung. Masih mencoba memahami situasi sambil memburu napas yang semakin tipis, aku menyadari bahwa Tae Hyungie masih mengenakan pakaian yang menggesek kulit sensitive-ku, padahal aku bisa merasakan halus seprai satin di seluruh bagian belakang tubuh.

Kurasakan bibir Tae Hyungie melepas tautan untuk memasok oksigen ke dalam paru-paru nya yang besar. Kemudian aku melihat serigai nakal nan gelap yang jarang ditunjukan padahal emm.. itu seksi sekali.

Kekasihku tidak melepaskan pandangan matanya dari netraku sambil menjauh perlahan. Masih dengan kantuk melanda, aku berusaha bertanya padanya, namun dia buru-buru memotong.

"Ssssst baby, kamu nakal hari ini, Daddy harus menghukummu," sambil mencubit puncak dadaku kencang sekali.

Aaagh sakit! Seluruh indraku tersentak. Belum lagi suara berat yang seketika membangunkan kupu-kupu didasar perut.

Lamat-lamat kusadari bahwa aku dalam keadaan terikat tanpa sehelai benang pun menempel, sedangkan Daddy membawa sebuah alat pada salah tangan melihatku dengan tatapan kinky nya.

Oogh.. kesadaran bagai petir menyambarku. Ternyata dia tidak suka aku mengolok-olok nya tadi dan akan menghukumku malam ini.

Untung besok kami hanya bersantai saja, jika tidak akan sangat repot mengatasi sakit pada bagian bawahku pasca hukuman yang kuterima.
 

   
 
🐯 💜 🐰

a Sip of Tea [KTH•JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang