- Manajer Jeon (pt.2°2)

7.8K 561 28
                                    

Seharian ini Jungkook gusar, tatapan mata yang tajam bagai membelah jiwa digantikan dengan gertakan tidak pada tempatnya. Mari kita telisik penyebab dibaliknya kekacauan sesosok gunung es.

Jungkook terbangun dipagi hari dalam keadaan sendirian, oke itu bukan hal baru. Namun ia tidak menemukan wujud kekasihnya di apartement. Padahal Taehyung selalu pamit padanya jika akan berangkat duluan paling tidak di malam sebelumnya.

Toh mereka berdua memang lelaki dewasa, dalam hubungan mereka tidak ada ketergantungan seperti berangkat berdua ke kantor walaupun bekerja ditempat yang sama. Biasanya pun terjadi hanya apabila sedang hujan karena Taehyung tidak suka jika motor sport-nya menjadi kotor.

Namun tadi malam Taehyung bahkan sudah tidur dan memunggunginya ketika Jungkook memasuki kamar. Seperti di kebanyakan hari, Jungkook akan memberikan ciuman selamat tidur di kening terkasih.

Kembali ke kantor, Jungkook sering kali mengirimkan makanan untuk kasihnya melalui office boy kepercayaan, OB yang menerima cerita begitu saja bahwa Taehyung adalah saudara jauh Jungkook yang dititipkan kepadanya.

Taehyung memang menerima kiriman Jungkook, namun OB tersebut menyampaikan bahwa manusia tampan setengah dewa itu tidak menyentuh makanan sama sekali justru membagikan ke rekan se-tim nya.

Jungkook tidak merasa berbuat kesalahan besar. Ketika menggantikan Boemgyu dengan Yeji, dirinya sudah melalui banyak pertimbangan. Yeji mempunyai skill yang mumpuni, dia pasti sanggup men-support pekerjaan Taehyung. Kecantikan dan daya tarik Yeji tidak sedikitpun membuat gentar Jungkook untuk menempatkan sosok menawan tersebut disisi Taehyung. Dia sudah sangat muak melihat kebersamaan Taehyung dengan Beomgyu yang bahkan ke-uwu-annya terdengar hingga divisi lain.

Lebih parahnya hari ini Jungkook tidak dapat mengikuti jalannya rapat dengan benar, presentasi yang dibawakan dihadapan Direktur pun kacau. Pikiran sedang mengembara meninggalkan fisiknya.

Bahkan Manajer Min yang biasanya cuek pun jadi penasaran, karena kehilangan pandangan mata tajam sang kawan yang biasanya mengedar ke sekeliling.

"Jung, PMS?" tanya Yoongi main-main. Namun hanya tatapan menusuk kalbu yang ia terima sebagai balasan.

"Taehyung sudah tau ya?" Yoongi menelisik dan masih ditanggapi diam oleh Jungkook.

"Sudah aku bilang kan, kamu jangan main-main sama urusan kerjaan pacarmu itu. Semua orang disini juga tau dia sangat berdedikasi dengan kinerjanya. Dan kamu malahan mindahin support nya dia gitu aja. Tiba-tiba, tanpa bilang apapun, padahal setiap hari juga ketemu sama dia," cerocos Yoongi.

"Baru tau kamu berisik!" jawab Jungkook sekenanya.

.

Jam sembilan malam, Taehyung masih mengerjakan rancangannya dengan tekun, seorang diri di meja kerjanya. Pintu ruangannya terbuka dan masuklah Manajer Jeon.

"Masih lama Tae-ah?" tanya Jungkook mendekat.

"Pulang duluan aja Hyung," jawab Taehyung tidak mengalihkan pandangan dari layar kerja.

"Aku tungguin ya disini," bujuk Jungkook yang justru membuat Taehyung menghembuskan napas berat.

"Oke, kita pulang sekarang," Taehyung pun merapihkan barang-barangnya.

"Bareng saja Tae-ah, motormu tinggal sini saja."

"Gapapa Hyung, aku bawa saja. Ketemu di apart ya," dengan itu Taehyung meninggalkan ruangan dan Jungkook sendirian.

Taehyung itu benar-benar kelemahannya Jungkook yang lebih suka konfrontrasi langsung, bukannya perang dingin seperti ini. Dan Taehyung juga tidak bersikap dingin seutuhnya, nyatanya dia memilih pulang daripada membuat Jungkook ikut menunggu di kantor. Justru hal itu membuat Jungkook lebih frustasi.

Taehyung memacu motornya cepat, dia lebih dulu sampai apartment, mandi dan langsung tidur. Besok paginya Taehyung sudah berangkat ke kantor saat Jungkook masih tidur.

Kejadian itu berlangsung hingga 3 hari ke depan. Jungkook tidak tahan seperti ini, maka dia membuat penawaran damai seperti mengirimkan pesan penuh cinta, gambar-gambar lucu, makanan bahkan hingga karangan bunga. Namun semua itu hanya diterima Taehyung tanpa adanya balasan.

Ketegangan keduanya sudah sampai batas kesabaran Jungkook. Yang lebih tua sadar bahwa dia harus menawarkan perdamaian dengan cara yang tak mungkin dapat ditolak.

.

Langit belum juga gelap saat Taehyung kembali ke apartmen. Siang ini dia telah menyerahkan pekerjaan sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan. Taehyung juga tidak ingin lama-lama mengacuhkan manisnya, maka tadi dia membeli sekotak besar ayam goreng untuk dimakan berdua sembari marathon film. Lagipula besok weekend, mereka dapat bersantai tanpa memikirkan pekerjaan.

Ketika membuka pintu, Taehyung heran menemukan kaos kaki Jungkook tergeletak begitu saja di depan, sebuah keanehan mengingat sifat rapih dan perfectionist kekasihnya. Maka dia pun memungut untuk dibawa ke keranjang laundry.

Saat melewati ruang tengah, lagi-lagi Taehyung menemukan kejanggalan. Celana panjang yang hari ini dipakai Jungkook teronggok di lantai. Pandangan matanya mengedar kearah pintu kamar mereka dan memindai kemeja yang tergeletak.

Selatan tubuh Taehyung merespon lebih cepat daripada nalar, hormon mengalir kencang mendidihkan darahnya. Tergesa Taehyung beranjak ke arah pintu kamar dan menyerigai lebar saat menemukan kejutan lain tergantung di kenop.

Sebuah cambuk.

Sebuah cambuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

24.12.19

Special buat temanku tersayang yang ber-anniversary hari ini. Chukkae sistaaa..

Mungkin ide saya untuk penawaran perdamaian-nya bisa dipake di irl 🤭

a Sip of Tea [KTH•JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang