Caeruleus

4.1K 241 23
                                    

[ intro of Caerulean ]

LORONG kampus tampak mahasiswa berlalu-lalang, ada pemandangan unik namun sudah biasa yang terlihat saat ini. Baik laki-laki maupun perempuan akan berjalan lambat dan bergerak menjauh dari tengah lorong. Jika diibaratkan bagaikan mobil memberi jalan kepada ambulance memprioritaskan situasi darurat. Sama, itulah yang terjadi ketika seorang Jeon Jungkook berjalan melalui lorong kampus.

.

“Aku duluan,” secara tiba-tiba Sunwoo mengetuk pintu kamar mandi dan meninggalkan bilik toilet padahal sebelumnya dia telah berjanji kepada sahabatnya untuk menunggu di dalam.

Sunwoo terburu-buru keluar kamar mandi  berusaha tidak melakukan kontak fisik dengan sosok yang baru saja masuk toilet. Namun sayang karena gegabah maka buku yang dia pegang terjatuh toh ia tidak peduli, lebih baik kehilangan bukunya daripada harus berurusan dengan Jeon Jungkook.

Melihat buku tergeletak di lantai yang diabaikan empunya, Jungkook bergerak mengambil dan memanggil teman sekelasnya itu.

“Sunwoo bu—,” belum juga Jungkook selesai bicara, Sunwoo segera berlari terbirit setelah tergidik mendengar namanya dipanggil.

Jungkook mengambil buku tersebut dan berlari menyusul Sunwoo, walaupun dipanggil berkali-kali tetap saja Sunwoo menambah jarak dan justru semakin kencang. Mahasiswa lain yang melihat keadaan itu tanpa mengerti inti permasalahan, memanjatkan doa sebanyak-banyaknya untuk keselamatan Sunwoo.
       

___        SEORANG kakek tua menikmati semilir angin di kursi taman dimana tidak jauh darinya sekelompok murid sedang berlatih biola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


___
   
   
SEORANG kakek tua menikmati semilir angin di kursi taman dimana tidak jauh darinya sekelompok murid sedang berlatih biola. Matanya terpejam dan kepalanya bergerak halus mengikuti alunan nada. Sang kakek menoleh saat seseorang menempati kursi di sebelahnya.

“Apakabar Wonhee?” sapa sosok tersebut.

“Aah Taehyung, lama tidak bertemu denganmu. Kau sehat?”

“Aku selalu sehat. Kamu sendiri bagaimana? Berjalan sejauh ini tentu tidak baik bagi sendi-sendimu yang malang,” ujar Taehyung.

“Justru kamu yang berpergian jauh, kamu tidak tinggal di daerah sini. Bahkan setelah puluhan tahun aku berteman denganmu, aku tidak pernah tau rumahmu dimana.”

“Rumahku ada dimana-mana kawan,” jawab Taehyung terkekeh.

Tiba-tiba tangan Taehyung terjulur kearah topi yang dikenakan oleh kawannya, “maaf ada serangga.”

Taehyung meraih serangga kecil dan menunduk meletakkannya secara hati-hati di permukaan semen, membiarkan makhluk malang tersebut hidup bebas.

“Untuk usia setua dirimu, mata dan gerakanmu sungguh luar biasa. Olah ragamu di masa muda pasti yang membuat kamu bisa menikmatinya sekarang,” Wonhee berkata penuh kekaguman pada pria yang dia pikir seusia dirinya.

Taehyung tersenyum simpul, tentu saja dirinya tidak menua. Dia hanya menggunakan kemampuannya untuk memanipulasi pikiran sahabatnya agar selalu menganggap diri mereka seusia.
  

a Sip of Tea [KTH•JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang