Andra menatap gadis berkaca mata yang menunduk dalam di sampingnya dengan tatapan teduh dan lekat, menyapu setiap inci permukaan wajah manisnya dengan pandangan tak berkedip.
Setelah memutuskan pergi dari halaman rumah Feli, laki-laki dengan rambut pirang itu membawa Teta ke rooftop gedung perkantoran yang sudah tidak terpakai. Tempatnya tidak terlalu menyeramkan seperti bangunan tua yang telah lama tidak terpakai. Rumornya, gedung itu baru-baru ini mengalami penurunan kinerja secara drastis serta bos perusahaannya yang tengah sakit keras dan tidak bisa mengatasi masalah perkantoran, hal itu mengakibatkan gedung tingkat lima itu harus ditutup sementara waktu sampai pemiliknya berhasil merekrut pekerja-pekerja baru yang lebih produktif dan lebih inovatif.
Andra memanfaatkan tempat itu sebagai tempat pengasingannya dari keramaian. Selain sunyi dan menenangkan, pemandangan dari rooftop gedung itu mampu menyegarkan pandangan karena suguhan indah dari lampu-lampu kota yang berada di bawahnya, selingan semilir angin permenitnya sangat mendukung kesan romantis yang dirasa tepat untuk mengungkapkan isi hati seorang Andra kepada Tetana Maura S.
"Ta," panggil Andra lembut.
Teta tak menjawab, gadis itu hanya mengangkat pandangan dan membalas tatapan hangat lelaki di sampingnya. Entah kenapa Andra merasa jantungnya dipacu dua kali lebih cepat saat netra mereka bertumbukan, kalau ia memalingkan pandangan, jelas sekali kalau dia sedang gugup.
Lelaki tampan itu berusaha mengontrol dirinya, ia menarik napas dalam untuk menetralkan rasa gugup yang menyerangnya. "Gue minta maaf atas kejadian tadi, maaf udah bikin lo kesel," ujarnya sangat kecil, namun masih bisa ditangkap oleh indera pendengaran Teta. Tak menunggu respon dari gadis di sebelahnya, Andra kembali melanjutkan, "Gue kira, dengan kita sama-sama tau perasaan masing-masing, itu bakalan cukup buat mengikat lo jadi milik gue."
Kini giliran Teta yang gugup, ia menunduk lalu membenarkan posisi kacamatanya menggunakan jari telunjuk, pandangannya ia jatuhkan pada kaki telanjangnya yang menggantung bebas di udara. Indra pendengarannya kembali menangkap suara berat sekaligus menenangkan khas Andra. "Gue nggak tau mau nembak kayak gimana, maaf kalo nggak romantis kayak yang lo bayangin. Cuma ini yang bisa gue lakukan, ngajak lo ke tempat ini dan duduk berduaan, gue berharap ini bikin lo seneng kayak yang gue rasain."
Andra menarik dagu lancip milik Teta agar gadis itu membalas tatapannya. "Gue nggak tau sejak kapan gue sayang lo, tapi gue mau lo jadi milik gue, nemenin hari-hari monoton gue, dan jadi rumah gue saat gue nggak tau ke mana gue harus pulang. Will you be mine?"
Teta terdiam membeku, ia masih menatap ke dalam bola mata Andra dan mendapati ketulusan saat lelaki itu berbicara. Dengan mata berbinar dan senyum haru, gadis itu mengangguk antusias sambil menjawab, "Yes, I will."
Andra ikut tersenyum riang sebelum akhirnya berteriak menghadap kota, "KALIAN DENGER ITU? SEKARANG TETA PACAR GUE!"
Melihat tingkah Andra, Teta malah tertawa terbahak. Lelaki itu beralih menggenggam tangan Teta kemudian mendekatkan ke mulutnya, mengecup punggung tangan itu berkali-kali hingga membuat si pemilik tangan tak bisa membiarkan senyumnya pudar walau hanya sebentar.
●●●
Dentingan sendok yang beradu dengan piring memenuhi suara di ruang makan Felisya Samantha. Gadis itu tengah menikmati santapan makan malamnya bersama mama tercinta. Untuk beberapa menit pertama, tidak ada yang berbicara. Keduanya sibuk dengan makanan dan imajinasi masing-masing.
Setengah dari makanan Feli telah habis disantap gadis itu, terbesit dalam benaknya untuk bertanya saat matanya tak sengaja melirik kursi kosong yang seharusnya terisi oleh sosok kepala rumah tangga. "Ma, Feli ... mau nanya tentang Papa, boleh?" izinnya sangat hati-hati dengan suara rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DE WRAAK [END]
Mystery / ThrillerFelisya Samantha, biasa dipanggil Feli. Perempuan ini memiliki Six Sense atau indra keenam. Sejak dia kecil, dia sudah bisa melihat dan merasakan kehadiran makhluk dari dunia lain yang tidak bisa dideteksi oleh manusia pada umumnya. Dia memiliki leb...