Jam berwarna hitam putih yang terletak di dinding tembok kamar berwarna seiras itu menunjukkan pukul 06:00. Oh ayolah alarm nya sudah berkali kali bersuara tapi gadis itu enggan beranjak dari pulau kapuknya.
Setengah jam berlalu ia masih asik menjelajah dunia fantasinya. Sebuah tangan menggapai puncak rambutnya, mengelusnya pelan.
"Sayang, Ada temen kamu dibawah samperin gih." ucap Olivia pelan, Mama Moza.
Matanya membelalak, Ia lupa bahwa hari ini akan pergi dengan kedua sahabatnya. Minggu pagi, agenda Moza hari ini adalah jogging.
Semalam. Saat mereka sedang asyik merencanakan acara minggu pagi, Alana mengatakan bahwa ada cafe baru di daerah Cipinang dan tentu saja mengajak keduanya mampir ke cafe baru itu. Kenapa kalo ada cafe baru Alana gercep ? Gausah ditanya dia Instagramable anaknya mah, makannya soal begituan responnya cepat.
Butuh waktu lama bagi kedua teman Moza untuk menunggunya, Kini Moza telah turun memakai sweater berwarna nude dan celana training berwarna putih bergaris hitam. Rambutnya yang dikuncir satu menambah kesan casual dan feminim secara bersamaan.
"Bukan kaleng kaleng, A-aisyah masuk masuk pak eko." puji Alana sambil bernyanyi.
"Gimana sih apanya yang bukan kaleng?" giliran Kania , tell me mendadak.
"Cakepnya neng Moza ga kaleng kaleng, Kan!" ucap Alana takjub.
"Mau diterbangin gue nya ? Gabakal mempan. Bullshit banget omongan lo." kata Moza.
"Eh iya dipuji gabole terbang direndahkan tak boleh terbang." jawab Alana.
"Dipuji tak terbang, Direndahkan tak tumbang dodol!" Kania geram. Dia selalu berpikir, bagaimana bisa dia punya teman modelan seperti Alana dan Moza ?
Kini Moza yang ambil posisi untuk melerai keduanya. "Gelud lagi , Jadi jogging ga ngomel mulu." ucapnya.
"Skuy gaskeun!"
"Ma, Moza berangkat dulu ya!" teriak Moza, lalu diikuti keduanya.
"Tante kita pergi dulu, Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam, Iya nak ! Hati hati ya sayang bawa mobilnya!" balas Olivia yang sedang menonton tv.
"Ay ay Captain !"
Setelah sampai Moza memarkirkan mobil berwarna silvernya itu di depan sebuah lapangan luas yang berisi taman berukuran sedang, didepan taman itulah Moza memarkirkannya. Untuk memasuki lapangan tersebut mereka harus melewati taman yang berada dibagian depan tersebut baru mereka bisa bertemu dengan lapangan berisi rumput hijau-- Ralat, Hamparan yang luas berisi lahan rumput hijau.
Sudah dua jam mereka berlari mengelilingi lapangan tersebut tanpa henti. Moza ingat bahwa Alana, sahabatnya itu memiliki penyakit yang tak akan mendukung kegiatannya apalagi kegiatan lari seeperti ini. Jadi ia memutuskan untuk berhenti. Terus yang lain ? Berhentilah mereka kan kaya induk sama anaknya. Satu berhenti semua berhenti.
"Kenapa berhenti, cape?" tanya Alana sambil mengatur napasnya.
"Tauk nih, baru juga 6 putaran, Belum kurus nih badan gue. Ayo lanjut!" ujar Kania dengan semangat yang membara.
"Kan, lo inget ga sih temen lo satu ini punya penyakit yang ga mendukung kalo kita terus terusan lari, kalo kita oke oke aja. Dia gimana?" jelas Moza sambil menunjuk Alana lewat dagunya.
"Astaga dragon, gue lupa!"
"Heh kenapa pada ngomong ngomong, katanya mau lanjut jogging. Yaudah ayok!" teriak Alana yang sudah mulai menjauh dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M O Z A I K
Teen Fiction❝Kita itu bagaikan pecahan, Disatukan namun tak rekat.❞ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ོ ῾ ᵎ⌇ ⁺◦☁️✧. 2 0 - 0 2 - 2 0 2 0 #5 3 - in senang...