"Utamakan sadar diri, agar tak sakit hati." - Airani Moza
***
Moza sangat bosan sekarang, benar benar bosan. Dua bola matanya tak luput memandangi luar jendela, pikirannya kosong. Ia ingin tidur saja.
"Za, masa perjuangan kita berakhir bentar lagi. Jangan tidur." bisik Alana diikuti Kania yang mulai menoel noel punggungnya dari belakang.
Moza menghadap kearah Kania. Dagunya maju, sebelah alis matanya naik. Mengisyaratkan tanda tanya.
"Ntar anterin gue ke kelas Aji." cicitnya pelan.
Wajah Moza tetap sama, raut muka bertanya - tanya itu tak pernah lepas dari wajahnya. Dasar trio tell me.
"Mau ngapain? Ngapel?" tanya Alana mulai ikut berbicara dari depan.
"Berisik lo, Ntar Bu Indah denger." jawabnya.
"Yaudah si." ujar Alana. Lalu membalikkan badannya, menghadap kedepan.
Berbeda dengan Moza yang malah membalikkan badannya kebelakang, menghadap kearah Kania.
"Mau ngapain lo?" tanya Moza.
"Minta bantuan." ujar Kania simple.
"Bantuan buat apa? Mau ngapain sih lo?" Moza terus bertanya.
"Udah jangan banyak nanya deh, ntar lo juga tau sendiri." jelas Kania.
"Janji ya ? awas aja lo." ancam Moza, lalu membalikkan badannya lagi.
Bel berbunyi, menandakan bahwa waktu istirahat telah tiba. Siswa siswi SMA Garuda berhamburan keluar kelasnya masing masing.
Melihat sosok Aji, Kania pun mulai memanggilnya.
"Sst,woi woi Ajiii!" teriak Kania dari kejauhan.
Namun sayang, si empu nama tak mendengarkannya dan malah pergi begitu saja. Alhasil Kania malah mengejarnya
Tanpa sengaja ia menarik bahunya dan Aji reflek memojokkannya ditembok. Canggung benar benar canggung. Keduanya terasa mati rasa, tak ada pasokan oksigen yang masuk. Mereka saling bertatap mata sekarang.
Kania mendorongnya agak menjauh. "Sorry, gue reflek." jelas Aji.
"I-iya gapapa." jawab Kania gagu. Dari sisi lain yaitu Moza dan Alana hanya bisa tertawa melihat kecanggungan antara keduanya.
"Awas aja lo berdua." batin Kania dalam hati.
Aji melihat wajah lawan bicaranya. Namun sepertinya ia tengah melihat kearah yang lain.
"Ngapain lo narik bahu gue? ga sengaja atau gimana?" tanya Aji.
"H-hah? E-eng apanya?"
"Oh iya, anu ga sengaja. Itu boleh minta tolong ga?" jawab Kania dengan ragu.Aji menganggukan kepalanya. "Apa?" tanyanya lagi.
Kania mendekatkan wajahnya. Membisikkan sesuatu ke telinga Aji.
KAMU SEDANG MEMBACA
M O Z A I K
Novela Juvenil❝Kita itu bagaikan pecahan, Disatukan namun tak rekat.❞ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ོ ῾ ᵎ⌇ ⁺◦☁️✧. 2 0 - 0 2 - 2 0 2 0 #5 3 - in senang...