Sudah sejak pagi Moza bersiap siap didepan cermin kamarnya yang bernuansa hitam putih itu. Ia takut saat Zaikal menjemputnya nanti dengan keadaan belum siap, Moza hanya tak ingin membuatnya menunggu.
"Bruumm brumm."
Suara dentuman motor itu berhenti tepat didepan rumahnya. Moza melihat dari celah jendelanya berharap bahwa itu bukan Zaikal tetapi ia salah.
"Ting!" suara notifikasi line.
"Mbak, saya sudah didepan." itulah pesan yang masuk di hpnya, ia tak tau siapa pemilik nomor tersebut tapi ia yakin bahwa pemilik nomor tersebut adalah Zaikal.
Sudah ada lelaki yang berniat menjadi ojek pribadi dadakannya kemarin dan sekarang ia tengah berdiri didepan pagar rumahnya bersama motor hitamnya bermerk Harley Davidson itu.
"Dasar ga waras!"
"Aduh gawat nih kalo Mama tau!"Moza takut jika nanti mamanya marah jadi lebih baik Moza menghampirinya lebih dulu agar Olivia tak tau.
Baru dua langkah Moza turun. Kini sudah ada Olivia berdiri didepannya sambil bersedekap. Namun kali ini mamanya tersenyum, tak ada raut muka marah di wajahnya. Kenapa mamanya tidak marah jika Moza akan dijemput teman laki lakinya atau jangan jangan Olivia belum tau bahwa sekarang ada seorang laki laki yang kini sedang berdiri didepan rumahnya ? Syukur kalau belum.
"Anak mama udah cantik aja, rapi bener mau dijemput sama cowonya." Olivia tersenyum.
Yap, Moza salah. Ternyata mamanya sudah tahu lebuh dulu.
"M-mama. engga Ma."
"Cowo apanya Ma ? Dia cuma temen." ucap Moza gelagapan."Hm yakin? temen masa gitu?" ledek Olivia.
"Iya Ma seriusan, dua rius deh!" ucap Moza sambil menunjukkan dua jarinya, membentuk peace.
"Yaudah sana. Temennya nungguin, keburu telat loh." Olivia mulai menggandeng putrinya itu sambil membuka pintu kunci rumahnya.
Zaikal yang melihat keberadaan Mama Moza itu bergegas turun dari motornya. Padahal baru saja ia disibukkan dengan kegiatan menelfon dan ngespam chat, tapi tak kunjung dibalas oleh penumpangnya itu.
"Pagi tante, Saya Zaikal ijin anter Moza nya kesekolah boleh ?" tanya Zaikal meminta izin.
"Pagi juga nak Zaikal. Iya tante ijinin jangan pulang malam malam ya, Nak." ucap Olivia memberikan izin.
"Siap tante kalo gitu Moza sama Zaikal duluan dulu." kata Zaikal yang kini mulai memasangkan helmnya dan sudah duduk diatas jok motor hitamnya itu.
"Mama, Moza berangkat dulu!" sambil melambaikan tangan.
"Iya hati hati nak!" pesan Olivia sebelum Moza dan Zaikal pergi dari hadapannya.
***
Karena seminggu lagi akan diadakan camping bersama membuat para guru yang mengajar di SMA Garuda itu meninggalkan jam belajar mengajarnya. Para guru kini sedang rapat di ruang kepala sekolah merundingkan kegiatan tersebut.
Sekolah yang mulanya sepi menjadi riuh. Tak sedikit juga yang membeli jajan di kantin, bermain sepak bola, bermain basket, sampai ciwi ciwi yang sedang asyik bergosip. Jamkos, memang benar benar surga dunia.
XII IPA 3. Kini menjadi markas para murid murid kelas XII berkumpul. Pasalnya banyak yang membawa gitar, drum box, sampai kartu UNO dan sejenisnya. Berbeda dengan Moza, Alana, dan Kania mereka bingung harus berbuat apa dan pada akhirnya mereka memilih ikut bernyanyi bersama teman temannya didepan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
M O Z A I K
Teen Fiction❝Kita itu bagaikan pecahan, Disatukan namun tak rekat.❞ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀ ོ ⠀ ⠀ ⠀ ོ ῾ ᵎ⌇ ⁺◦☁️✧. 2 0 - 0 2 - 2 0 2 0 #5 3 - in senang...