—Na💛
...
"Ren,"
"Hm?" Reno, pacar Clara, juga ketua OSIS itu, berdehem saat Arga memanggil namanya.
Ya, mereka memang dekat, juga satu geng, jadi jangan di tanya lagi hubungan apa yang mereka jalani.
"Ada murid baru, ya?"
Reno menghentikan aktivitas bermain PS nya, lantas menatap Arga sambil mengernyit bingung.
"Murid baru?"
"Iya, cewek. Anak kelas 10 kayaknya."
Reno nampak berpikir sebentar, sambil kembali memainkan PS nya.
"Degem-degem lo yang baru, Ga?" Celetuk Erza, salah satu sahabat Arga juga Reno. Ya intinya, geng Arga sedang berkumpul di satu rumah, yaitu rumah Reno.
Arga mendelik. "Ck, gak. Gue cuma nanya, emang salah?"
"Gak usah sewot juga kali, Ga." Celetuk salah satu sahabat Arga lagi, Hito. Saat ini, Hito dan Reno sedang asyik bermain PS berdua.
"Gue padahal tadi cuma ngobrol sama Reno loh, kok kalian juga nimbrung?" Ketus Arga. Cowok tampan itu meraih sebatang rokok, lantas menyalakannya. Ia menghisapnya, lalu menghembuskan nafas hingga keluarlah asap yang mengepul.
"Rumah gue jadi bau rokok." Gumam Reno. Memang, dari semua teman-teman Arga, hanya Reno yang lumayan 'kalem'. Selain karena ia ketua OSIS dan harus mencontohkan yang baik, ia memang bukan tipe cowok yang bad boy-bad boy amat.
"Jadi, gimana? Lo ingat, gak?" Tanya Arga.
"Kayaknya inget deh. Dia baru masuk satu bulan yang lalu kalo gak salah." Jawab Reno kalem.
"Ya siapa, Ren?" Tanya Arga lagi, kali ini agak kesal karena Reno seolah-olah ingin membuat dirinya mati penasaran.
"Tamara, nama panjangnya gue lupa. Yang pasti ada Tamara-nya, dan dia dipanggil Rara."
Arga manggut-manggut sambil kembali menghisap rokoknya.
"Emang kenapa? Lo naksir dia?"
Seketika, Arga langsung tersedak, ntah oleh apa.
"Gak lah, bangke! Gue gak naksir dia! Gue cuma gak sengaja ketemu hari ini." Ucap Arga setengah berseru.
"Oh? Ketemuan? Hati-hati loh, jadi cinta pada pandangan pertama." Erza terkekeh pelan, lalu dengan segera dapat tabokan dari Arga, disusul suara kesakitan Erza yang dapat tabokan cukup keras dari Arga.
"Gue salah apa? Ha? Bilang gue salah apa?!" Seru Erza sambil berdiri, mulai drama.
"Udah udah, duduk lo, Za." Tegur Reno.
Arga hanya menatap itu sekilas, lalu kembali sibuk dengan rokoknya. "Igo sama Matt mana sih? Ditungguin lama banget gak dateng," celetuk Arga.
Reno dan Hito kompak mengangkat bahu mereka.
"Macet kali?" Hanya Erza yang menjawab.
Arga tak peduli lagi, ia sudah sibuk dengan tangan yang memegang sebatang rokok juga tangan sebelah lagi memainkan hape-nya.
"Rara, ya?" Batin Arga sambil terus menatap hape-nya dengan serius.
🌻🌻🌻
Rara tiba dirumahnya saat matahari persis tenggelam. Rara menghela nafas lemah, gadis itu akhirnya kembali berjalan dan menaiki anak tangga dengan perlahan.
"Dari mana lo?" Suara berat itu terdengar, menggelitik indra pendengaran Rara, hingga mampu membuat gadis itu menoleh ke arah bawah, mencari sang empu suara.
"Oh, udah pulang bang?" Sahut Rara santai.
Rama menggeram pelan, lantas berdehem. "Gue tadi nanya, lo nanya balik? Mau lo apa?"
Rara berdecak pelan. "Tadi gue beli crepes didepan, bang. Nih nih, liat." Ucap Rara sambil menunjukkan dan menggoyang-goyangkan crepes-nya, membuktikan bahwa ia memang baru saja membeli crepes.
Rama menatap itu dari bawah, lalu mengangguk. "Hm, yaudah. Bersih-bersih sana, gue tau lo belum mandi."
"Bacot bang, aelah." Gerutu Rara sambil menaiki anak tangga dengan kasar sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan sengaja.
Punya abang kayak Bang Rama? Serasa tinggal di neraka bagi Rara.
🌻🌻🌻
"Gue balik duluan, ya."
"Loh, Ga? Cepet bener. Mau ketemuan sama yang namanya Tara... Tari... itu, ya?" Erza menatap Arga penuh selidik, sambil terus tersenyum miring pada Arga.
"Tamara, bego!" Seru Reno kesal sambil melempar bantal ke wajah Erza.
"Tamara siapa?" Tanya Igo dan Matt kompak. Ya, dua lelaki buaya itu baru saja tiba di rumah Reno 20 menit yang lalu. Terjebak macet, katanya.
"Ck, jangan di ladenin, kalian berdua masih polos." Seru Hito sambil asyik dengan camilan keripik kentangnya, dan Arga refleks mengumpat.
Igo tak peduli dengan seruan Hito, ia kembali menoleh pada Arga. "Tamara siapa, Ga?"
Arga mendengus. "Bukan siapa-siapa, cuma kebetulan ketemu tadi pagi." Jawab Arga sekenanya.
Igo terdiam, sejenak ia tersenyum kecil. "Moga langgeng deh." Ucapnya polos sambil tertawa renyah.
Arga melotot. "GUE GAK PACARAN SAMA DIA, OGEB!"
"Eh iya, iya. Maaf." Lirih Igo. Cowok bermata agak sipit itu kembali meraih camilan nya sambil sok sibuk dengan hape-nya.
Arga mendengus sekali lagi. Ia segera meraih helm full face-nya, lantas buru-buru keluar.
"Gue pamit, baik-baik kalian disini!"
"Hmmmm..." gumam mereka kompak.
...
Uwu Arga aku cinta padamu😭
—Na💛
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI
Teen Fiction"Lo naksir dia, kan? Ngaku aja lah, bangke!" "Dih, apaan? Naksir adek kelas? Mau ditaroh dimana muka gue?" ~~~ "Tau gak?" "Hm, apaan?" "Ada kakel yang naksir lo, katanya." "Hah?" ~~~ Kisah tentang dua murid yang tak saling kenal, tak saling tahu men...