Widih, udah 20 aja.
Ampe berapa part, ya?...
"Lo pulang bareng siapa, Ra?"
Bukannya menjawab, Rara malah sibuk melihat jam tangannya, memeriksa sudah jam berapa. Tadi, ia ada tugas yang harus diselesaikan. Karena tidak tau nomor Arga atau bahkan akun sosial media cowok itu, ia tidak bisa memberi kabar.
Bisa mati dia, Singa Arga ngamuk.
"Ra, jawab gue dong! Berasa ngomong ama hantu gue," tuturnya kesal.
"Gue pulang bareng––"
"Dia pulang bareng gue."
Rara maupun Fani sama-sama terkejut, kedua gadis itu refleks menoleh kebelakang. Rara yang melihat Arga berdiri tepat dibelakangnya itu mendadak jadi lemas sendiri. Sedangkan Fani yang tidak tau apa-apa hanya menatap Rara dan Arga bergantian.
Rara menelan salivanya susah payah, lalu beralih menatap Fani. "Iya, Fan. Gue ikut dia..." lirihnya.
Fani mengangguk. Cewek itu nampak bingung, namun ia berusaha nampak biasa saja.
"Yaudah gih, sana. Ka, jagain Raranya bener-bener, ya." Ucapnya sedikit mengancam.
Arga hanya mengangguk, lalu mengajak Rara untuk segera pergi.
Rara mengulum bibir. Tiba-tiba, hapenya berbunyi, tanda ada chat masuk. Buru-buru gadis itu mengambil hapenya, lalu segera membaca notif yang tertera.
FaniBego!🔥💜 : Lo utang cerita sama gue, Ra.
Read.Rara hanya menghela nafas, lalu kembali memasukkan hapenya kesaku seragam tanpa berniat membalas chat dari Fani itu.
🌻🌻🌻
"Lo jalan emang kayak siput atau gimana?"
Rara melotot, menatap Arga kesal. "Kalo mau ngatain bilang aja!" Serunya sambil mempercepat langkahnya.
Tapi, langkah Arga memang terlalu cepat bagi Rara. Jadi, gadis itu sama sekali tidak bisa mensejajarkan langkahnya dengan cowok itu.
"Nahkan? Lo gak bisa ngejar gue, padahal gue jalannya udah santai," ejek Arga.
"Apasi lo ah! Jalan lo kecepetan, setan!"
Arga tertawa, "umpatannya ditahan, gak baik buat elo."
"Ck, Argaaaa—"
"Ra?"
Rara dibuat kaget untuk kedua kalinya. Arga yang tadi juga sibuk menggoda Rara ikut-ikutan menoleh, mencari siapa yang baru saja memanggil Rara.
"R– Rifal?"
Rifal tersenyum simpul. Cowok itu berjalan santai menuju Rara dan Arga yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Belum pulang? Gue kira elo udah pulang bareng Fani," ucap Rifal, mencoba nampak biasa saja. Padahal, jauh didalam lubuk hatinya, ada rasa tidak suka saat melihat Rara dan Arga nampak dekat.
"Lo ngapain dihalaman sekolah gue gini?" Tanya Rara terdengar ketus. Tapi Rifal sama sekali tidak menggubris hal itu, cowok itu malah terkekeh geli.
"Gue cuma mampir bentar, gak boleh? Sekalian mau mastiin elo udah pulang apa gak," sahutnya.
Rara bingung hendak bereaksi seperti apa sekarang. Gadis itu menatap Rifal, sejenak melupakan Arga yang masih berdiri disebelahnya, mencerna apa yang terjadi.
Rifal memutus kontak matanya dengan Rara. Cowok itu menoleh kesana-kemari, seperti mencari sesuatu.
"Fani-nya mana? Lo gak jadi pulang sama dia?"
"Fani—"
"Dia pulang sama gue."
Rara menoleh, merutuk dalam hati mengapa ia bisa lupa dengan setan yang tengah berdiri disebelahnya ini.
Rifal yang sedari tadi berusaha mengabaikan Arga, mau tidak mau menoleh. Rifal menatap Arga santai, memberi tatapan seolah menilai.
"Ah, maaf. Gue lupa ada lo," tutur Rifal berusaha tetap kalem. Rara yang melihat itu berkali-kali merutuk dalam hati.
Arga melirik Rara, lalu kembali menatap Rifal. "Lo– siapanya Rara, ya?" Tanyanya, terdengar nekat.
"Hm?" Rifal menatap Arga lekat, sambil tersenyum simpul. Pemuda itu mengulum bibir, seolah-olah sedang berpikir.
"Gue mantannya Rara," sahut Rifal enteng.
Rara melotot kaget. Cewek itu rasanya ingin menghilang saja dari bumi sekarang. Hampir saja ia memekik kaget saat mendengar ucapan Rifal yang kelewat santai itu.
"Fal, udah lo pulang aja. Ngapain sih disini?" Suruh Rara pelan, sambil berusaha mendorong Rifal agar menjauh.
"Oohhh, mantan. Yaudah kenalin, gue calon pacar Rara."
Rara kembali mendelik. Ia berbalik menatap Arga, sedangkan Arga tidak membalas tatapannya. Cowok itu masih menatap Rifal dengan tatapan yang sama santainya dengan Rifal.
Rifal terkekeh geli. Cowok itu beralih menatap Rara, "lo mau modelan kayak dia, Ra?"
Rara melotot kecil, "apasih, Kak? Pergi aja sanaaaa, jangan ngerusuh disiniii," pinta Rara sambil merengek kecil. Rifal dan Arga yang melihat itu refleks menahan nafas.
"Kenapa Rara gemesin, ya?" Batin keduanya.
Rara yang sadar sedang ditatap oleh kedua cowok didepannya ini, mendadak kicep. Cewek itu bergerak mundur, mendadak tidak nyaman. Ingin mengomel, tapi entah kenapa mulutnya sama sekali tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ngomong, Ra! Ngapa lo diem aja?" Batin Rara kesal.
"Oke, kita pulang sekarang. Permisi bro, gue pulang dulu bareng calon pacar gue." Arga meraih tangan Rara, menggenggamnya halus. Cowok itu menarik pelan tubuh kecil Rara, membuat Rara jadi tertarik maju.
Sedangkan Rifal yang melihat itu, tiba-tiba merasakan sesuatu yang sakit.
Sesuatu yang, menusuk.
...Iw iw iw 🐣
Arga, gas teroooossssss!
Jangan kasih kendor, Ga!
Nanti direbut lagi loh sama Rifal!*Arga be like*
Panasin aja teroooosssss!
Doi lo pakabar, Na?🙂
Ya gak usah bawa bawa doi ku juga kali, bambang!
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGSI
Teen Fiction"Lo naksir dia, kan? Ngaku aja lah, bangke!" "Dih, apaan? Naksir adek kelas? Mau ditaroh dimana muka gue?" ~~~ "Tau gak?" "Hm, apaan?" "Ada kakel yang naksir lo, katanya." "Hah?" ~~~ Kisah tentang dua murid yang tak saling kenal, tak saling tahu men...