= Gengsi ; 22 =

58 6 0
                                    

Voment ih! :(
Gak voment aku pelet.

***

Rara datang membawa dua gelas sirup rasa jeruk. Gadis itu telah mengganti pakaiannya menjadi pakaian rumah, kaos putih dengan celana pendek sebatas paha.

Arga melirik kecil, mendadak terdiam memandangi paras cantik Rara. Wajah gadis itu yang tetap menawan tanpa polesan, dengan hidung mancung juga bibir merah marun. Rambutnya dicepol asal, tapi tetap tidak membuat kecantikannya menurun.

Rara yang merasa diperhatikan pun kini mengangkat sedikit kepalanya, yang secara otomatis berpandangan dengan Arga. Gadis itu terdiam cukup lama, tak sadar dalam hati memuji ketampanan yang dimiliki oleh Arga.

Keduanya berpandangan cukup lama, hingga Rara yang sudah dibuat tidak nyaman berdehem kecil.

"Ehem,"

Arga tersadar, sedangkan Rara sudah berpaling kecil. Gadis itu berusaha menahan detak jantungnya yang berdetak tak karuan, sambil merutuk kenapa mau-maunya menatap Arga seperti tadi.






Tak sadar bahwa Arga disebelahnya masih memandangi hal itu.

"M– minum ya itu, sirupnya. Gue udah cape-cape bikinin," Rara meringis, merutuk bodoh kenapa harus gugup seperti ini.

"Hm," sahut Arga, tanpa basa-basi meraih gelas berisi sirup itu. Cowok itu meminumnya sedikit, lalu kembali meletakkannya diatas meja.

Rara yang melihat itu refleks mendelik.

'Dia tadi udah mandang-mandangin gue, terus sekarang sikapnya mendadak dingin kek kulkas berjalan?'

Rara berdecih, lantas membuang muka.

"Hambar,"

"Hah?"

Arga menatap Rara yang juga ikut menatapnya. Arga berdecih kecil, lalu menunjuk sirup jeruk yang tadi dibawakan oleh Rara.

"Sirup lu hambar."





"HAH MASA SI?" Rara menatap Arga setengah tak percaya. Segera tangannya meraih gelas sirup dan meneguknya 2 sampai 3 kali.

"APAAN GA HAMBAR KO!"

"Hambar sumpah, lidah lu bermasalah kali,"

Rara terkekeh tidak percaya. "Yang lidahnya bermasalah tu elu ya abraham. ENAK KAYA GINI LO BILANG HAMBAR?!" Rara mengomel sambil jarinya mengetuk-ngetuk gelas sirup jeruk yang ia bawakan.

Sebenarnya memang agak hambar, tapi Rara malu mengakuinya.

Arga memutar bola matanya tidak peduli. Cowo itu hendak kembali memainkan hp-nya, namun sorot matanya menangkap sesuatu yang janggal saat Rara meletakkan gelas sirup jeruk itu sembari mengomel-ngomel.

"Udah maksa mau masuk, jadi tamu kurang ajar, sekarang hina sirup gue. Gausa minum aja lu lah pergi ada dari si—"















"EH ANJIR LU MINUM PAKE GELAS GUA YA?!"






"Hah....?" Rara menatap gelas yang ia baru saja letakkan dan melirik satu gelas lagi yang sirupnya masih utuh.

'Tuhan musnahin aja gue.............'

Rara ingin berteriak. Bukan karena kesal, tapi karena malu. Arga yang melihat ekspresi tak karuan Rara jadi mendapatkan ide untuk menjahilinya lagi.

"Jadi tadi... kita...."

"Bisa diem ga lu?" Potong Rara cepat.

Arga tak menggubris, "tadi kita itu loh Ra..."

"Diem ga?" Rara membuang muka, tak ingin bertatapan dengan Arga atau siapapun dimuka bumi ini.

Rara ingin menghilang saja.

"Tadi kita.... ciuman ga langsung?"

'ARGA DIEM ATAU GUA SAMBIT LU???!!!'

"Atau lu mau yang asli?" Goda Arga sambil menaik turunkan alis tebalnya.





"BANGKE MUSNAH AJA LO ARGAAAAAAAA!!!!"

***

haiii yaampun uda lama ga ketemuu 🤩
maaf ya kalo kemaren kemaren ngilang.. berapa lama ya ngilang soalnya emang jarang bgt kebuka wattpad.

tapi its okay, aku bakal nyoba buat ga ngilang kaya gitu lagi.

intinya semua ini bergantung pada mood, hehe.

see u again di eps selanjutnya yaaa hihi 🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang